Hari Kamis.
Kemarin malam di rumah Izumi, Madoka dan Rini beserta adik-adiknya minus Yumi belajar dengan tenang tanpa ada gangguan sama sekali. Savina untuk pertama kalinya tidak datang di malam hari. Izumi juga terus mengurung diri di dalam kamarnya karena efek cairan yang diberikan oleh Valkyria. Membuat Rini tidak bisa menemui Izumi, kekasih yang dirahasiakan dari Madoka.
Hari ini adalah hari terakhir Rini untuk belajar keras bersama Madoka karena esok hari adalah test ulang yang akan diberikan oleh sang guru galak, Pak Rudi.
Hari ini, pukul dua siang lebih dua puluh menit, Izumi diajak berbicara oleh Bella di sebuah coffee shop di Mall. Kali ini mereka memesan meja yang terdapat di luar mall. Seperti biasa, Bella membawa sebuah laptop canggih, dua buah tablet, dan dua buah smartphone, serta satu buah handphone klasik, dan tidak lupa pil kafein favorit Bella. Izumi melihat Bella layaknya melihat seorang penjual barang elektronik.
“Jadi, ada apa?”
Izumi memulai pembicaraan ketika Bella sedang memasukkan beberapa pil kafeinnya ke dalam kopi yang dia pesan. Setelah dimasukkan, Bella mengaduk-aduk kopi tersebut agar pil kafein tersebut lebur di dalam kopi panas yang teraduk-aduk.
“Bell, jangan bilang lu belum tidur…” lanjut Izumi yang melihat kantung mata Bella yang sudah terlihat sangat lelah.
“Aku. Belum tidur selama dua hari. Sekarang. Sedang jalan menuju tiga hari.”
Seperti biasa, Bella mengeluarkan kata-kata yang terpatah-patah dengan gaya bicara yang pelan.
“Jangan bahayain diri lu… gak tidur itu gak baik... mati ntar lu!”
Bella mengabaikan Izumi untuk saran yang baru saja dia keluarkan.
“Aku. Pernah tidak tidur. Selama seminggu.”
“Anjrit! Yang bener?”
“Tapi. Itu. Tidak penting. Yang penting adalah. Dirimu sedang dalam bahaya.”
Terdengar aneh di telinga Izumi. Izumi beranggapan bahwa Bella mengada-ngada.
“Maksudnya?”
“Apakah. Kemarin. Kemarin. Dan kemarinnya lagi. Kau didatangi oleh gadis Jerman itu? Dan bukan. Pada malam hari?”
“Kok? Lu bisa tahu?”
“Aku mengawasimu! Seperti biasa. Aku ditugaskan oleh Zul. Untuk mengawasi anggota PSI. Yang berada dalam sinyal merah. Adalah dirimu.”
Izumi merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Bella. Ditambah dengan gaya bicaranya yang membuatnya tambah bingung.
“Bentar bentar bentar BENTAR! Apa yang lu maksud gue dalam bahaya? Iya gue didatengin Savina tiap hari, tapi maksud bahaya di sini itu apa?”
“Kau. Sedang dilacak oleh gadis Jerman itu.”
“HAH?”
Kemudian Bella memperlihatkan salah satu tabletnya yang menunjukkan sebuah titik merah yang merupakan itu adalah Izumi. Di layar tersebut, menunjukkan Izumi menempel denga sebuah garis yang terputus-putus serta berkedip-kedip berwarna putih pertanda Izumi sedang dilacak. Setelah itu, Bella menunjukkan sampai mana garis itu berujung. Di ujung garis tersebut terdapat beberapa titik putih yang sedang berjalan. Di salah satu titik putih tersebut, terdapat nama “Gadis Jerman” yang mengisyaratkan itu adalah Savina.
“Kau. Sudah dilacak sejak hari Senin.”
“Tapi, gimana caranya Savina ngelacak gue?”
“Orang yang bersama gadis Jerman tersebut. Memiliki sebuah aplikasi. Aplikasi tersebut bisa mendeteksi pengguna ponsel dalam jarak tertentu. Mungkin dia memakainya ketika masuk ke dalam rumahmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's Troubles (On Revision)
Novela JuvenilIzumi, seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung semester lima yang mengambil bidang fisika, orangtuanya merupakan campuran Indo-Jepang (ibu) dan Indo-Persia (ayah), hidup seorang diri di sebuah rumah kecil yang dibeli oleh almarhum kedua orang t...