Suasana indah pukul enam pagi, matahari yang belum begitu tersenyum dengan terang, sejuknya udara pagi hari yang menyegarkan pernafasan juga menyegarkan saraf ketika sejuknya menyentuh kulit. Hari ini adalah hari Senin, hari di mana hari paling dibenci oleh kalangan anak pelajar. Tapi tidak bagi Madoka, Madoka sangat suka sekolah, dia malah tidak sabar dan selalu memotivasi adik-adiknya untuk semangat bersekolah. Mindset Madoka adalah “Jika bersemangat sekolah, belajarpun mudah”.
Pagi ini, seluruh adik-adiknya diantar oleh Izumi dengan mobilnya. Seperti biasa, adik-adik Izumi selalu berangkat lebih pagi, bahkan hari ini Madoka datang di sekolah saat keadaan masih lumayan sepi.
Seperti biasa juga, Madoka melewati lorong sekolah yang sama untuk sampai di kelas, pastinya mendapatkan perlakuan yang sama dari murid-murid yang berpapasan dengannya. Baik dari adik kelas, maupun kakak kelas, semua melirik kepadanya. Lirikan mereka malah membuat Madoka berjalan lebih cepat.
Sesampainya di kelas, Madoka terkejut melihat Rini yang tidak biasanya datang lebih pagi, bahkan lebih pagi dari Madoka.
“Gak biasanya kamu datang pagi, Rini…”
Madoka duduk di bangkunya sebelah Rini.
“Hehehe… aku mau mencoba menjadi orang yang lebih baik!”
Rini berbicara dengan mengankat lengan kirinya ke udara sambil mengepal tangannya.
Melihat Rini yang sudah semangat di pagi hari, membuat Madoka tersenyum.
“Oh ya… waktu hari Sabtu kamu ke mana? Gak ada kabar…”
“Emm… aku ada perlu…”
“Penting banget?”
“Gak penting penting banget sih… ya acara keluarga gitu deh…”
Tiba-tiba seorang teman perempuan Madoka yang baru saja datang ikut nimbrung. Dia langsung membuka topic mengenai Dennis, bintang sekolah.
“Eh! Bentar lagi kan bakalan pemilihan Akang dan Teteh Sekolah…”
“Kapan emang?”
Tanya Rini.
“Sabtu, dan Dennis bakalan ikutan lagi katanya… kira-kira siapa ya sekarang pasangannya? Udah yakin menang kalo Dennis mah…”
Semua gadis yang ada di kelas mendengar berita tersebut dari mulut temannya yang satu ini dan semuanya langsung melirik ke arah Madoka termasuk Rini, membuat Madoka menjadi malu berat.
“Lho? Kok pada lihat ke aku?”
“Kamu kan akhir-akhir ini deket sama Dennis…”
“Kamu cocok kok…”
“Iya, Madoka… kalo kamu ikut, aku dukung kamu, kamu pasti menang kok…”
Madoka merasa gugup, sangat gugup.
“A-aku gak tahu…”
“Oh ya Madoka, waktu hari Sabtu, kamu ngomongin apa sih sama Dennis, sampe kedenger kata ‘izin’ gitu?”
“Eh? Eh? Eh? Ketinggalan apa nih gue?”
“Ah~~~~~~ itu bukan apa-apa!”
Muka Madoka memerah malu, dia ingat bahwa dia memiliki janji kepada Dennis untuk meminta izin kepada Izumi agar diizinkan untuk bisa dilatih berbagai permainan olahraga bersama Dennis.
Triiiiiiinnngggg!
Suara bel yang sumbang berbunyi pertanda pelajaran akan segera di mulai. Semua murid sudah duduk di bangkunya masing-masing. Sambil menunggu guru yang masuk, Rini berbisik-bisik kepada Madoka.
![](https://img.wattpad.com/cover/24049341-288-k657599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's Troubles (On Revision)
Teen FictionIzumi, seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung semester lima yang mengambil bidang fisika, orangtuanya merupakan campuran Indo-Jepang (ibu) dan Indo-Persia (ayah), hidup seorang diri di sebuah rumah kecil yang dibeli oleh almarhum kedua orang t...