Trouble Finale

183 5 0
                                    

Langit sudah gelap, lampu yang terang sudah menyinari lapangan basket. Terdapat dua orang tinggi sedang berhadapan di tengah lapangan. Di sekeliling lapangan terdapat kawan-kawan Dennis yang bersedia mendukungnya. Tak lupa member-member dari Problem Solvers hadir untuk menghiasi jalannya pertandingan.

“ZUUUULLL!!! SEMANGAAAATT!!!”

Orang yang berteriak dengan keras itu adalah Mirna, kekasih Zul. Tapi teriakan itu terdengar pahit dan membuat telinga perih kepada orang yang disebelahnya. Tidak lain tidak bukan adalah Valkyria, sepupu Zul yang tidak menyukai Mirna.

“Oy! Berisik!”

“HMPH! WLEEE!!”

Mirna meledek Valkyria dengan menjulurkan lidah dan mengeluarkan ekspresi konyol.

“Dasar orang bodoh!”

Di tengah lapangan, Zul dan Dennis sedang berhadapan satu sama lain dengan Zul sedang memainkan bola basket bermaksud untuk mengintimidasi dan mengurangi morale Dennis dalam menghadapi Zul.

“Jadi, nak… peraturannya mudah… kita akan face-to-face di bawah satu ring… yang lebih dahulu mencetak sebanyak 10 point dia pemenangnya…”

“Taruhannya?”

“Seperti tadi… jika kau menang, kau mendapatkan adik Izumi… jika kau kalah, kau harus pergi dan lupakan dia…”

Madoka yang berada di sisi lapangan bersama Izumi kaget mendengarnya. Dia langsung mempertanyakan kepercayaan Izumi.

“Kakak, apa maksudnya tadi? Kakak gak percaya Dennis?”

“Bukan kakak gak percaya, tapi ini adalah taktik Zul untuk melihat seberapa dapat dipercayakah anak yang bernama Dennis ini…”

Madoka merasa khawatir. Madoka tidak tahu apakah Izumi ini serius atau tidak.

Kembali ke lapangan, sekarang Dennis dan Zul berada di paruh kanan lapangan, berada di area penalty. Zul menatap Dennis dengan pandangan meremehkan. Zul mengoper bolanya kepada Dennis. Dennis mendapatkan giliran terlebih dahulu.

“Kau duluan, nak… sebelum kita mulai, apa posisimu?”

“Point guard…”

“Point guard, eh? Baiklah… oh ya, orang yang di sana itu adalah wasit, jika dia meniup peluit, berarti kau melakukan pelanggaran… setiap kali kau melakukan pelanggaran, bola akan berpindah tangan. Begitu pula dengan setiap kali kau memasukkan bola… tapi, apabila tembakkanmu tidak masuk, atau aku merebut bola darimu, otomatis bola juga akan berpindah tangan… trick apapun dibebaskan… mengerti?”

“Mengerti, aku juga akan menanyakan hal yang sama… apa posisimu?”

“Well, aku adalah all around player, aku bisa di posisi mana saja…”

“Okey…”

Mika meniup peluit dengan kencang, pertandingan di mulai.

Tanpa sepengetahuan Zul, Dennis sudah melemparkan bola tepat ke arah papan ring untuk menghasilkan tumbukan dengan bola. Saat bola bertumbukkan dan bola memantul atau rebound, Dennis yang sudah berada dibawah ring melompat dan menangkap bola sekaligus melakukan shooting sangat ringan ketika masih melayang di udara. Bola pun masuk. Dua point untuk Dennis.

Penonton bersorak sekaligus kebingungan karena dengan mudah Dennis mengelabui Zul. Namun, untuk Zul, ini bisa menjadi tantangan yang menyenangkan. Dennis mengambil bola tersebut dan memberikannya kepada Zul. Kali ini bola untuk Zul.

“Awal yang bagus, nak…”

Zul men-dribble bola selagi Dennis menahan dorongan Zul yang kuat. Zul terus melakukan pressing hingga dia dekat dengan net. Ketika Zul hendak melakukan pressing yang lebih kuat, Dennis menyingkir berharap Zul terpeleset dan jatuh. Namun tidak, itu hanya tipuan Zul untuk membuat Dennis menyingkir dan membuka jalan. Dennis merasa tertipu, dan memberikan point bagi Zul yang mencetak angka dengan melakukan slam dunk.

Brother's Troubles (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang