Trouble Extra 2: Kacamata

380 8 3
                                    

Suara rintik hujan yang sangat deras, deras sekali. Dentuman gemuruh di udara menghiasi sang hujan. Kilatan petir tidak lupa untuk berpartisipasi dalam hujan di malam hari ini. Di tambah lagi, mati listrik yang menjadi bencana dan menambah rasa mencekam.

Izumi yang sedang mengerjakan sesuatu merasa terganggu karena hujan yang menghilangkan sinyal modem laptopnya serta membuat dia terbatasi oleh baterai untuk terus menghidupkan laptop. 

Pukul setengah sembilan malam. 

"Aira... Airi... ayo tidur..." 

Madoka mengajak tidur si kembar yang biasanya sekitaran pukul delapan malam sudah tidur. Namun kali ini mereka kesulitan tidur. 

"Takut kak... banyak petir..." 

"Iya... takut..." 

"Ah kalian ini... kakak aja gak takut..." 

Tiba-tiba terdengar suara petir yang keras beserta kilatannya. "BAM!" seperti itulah suara petir yang terdengar. 

Si kembar lantas berpelukan satu sama lain karena ketakutan. Yang lebih aneh lagi, Madoka langsung mengubur kepalanya di bawah bantal dengan badan menghadap ke kasur. Badannya bergetaran akibat suara petir tadi.

"Kak?" 

"Kakak takut?" 

"S-s-siapa bilang?!" 

Madoka berbicara ketika mukanya masih menghadap kasur. 

"Itu kakak kayak burung unta aja kepalanya nyungsep gitu..." 

"Hihihi... kakak kayak burung unta..."

Madoka dengan cepat segera kembali ke posisi semula. 

"Kakak cuma kaget kok... ayo tidur... besok sekolah..." 

"Tapi kak, gelap... cuma ada lilin aja..." 

"Iya kak..." 

Suara keluhan si kembar terdengar oleh Izumi yang sedang berada di ruang tamu yang hanya terpisah oleh tembok. Baterai laptop Izumi sudah pada penghujung, Izumi menyimpan proses pekerjaannya dan menyudahinya. Kemudian dia datang ke ruang tengah dan ikut bergabung dengan Madoka dan si kembar. 

"Ada apa sih nih adik-adik kakak yang cantik-cantik?" 

Izumi duduk kasur tempat biasa Madoka dan si kembar tidur. Dengan punggung menyandar ke tembok, kaki di luruskan, sembilan puluh derajat dengan posisi Madoka dan si kembar.

"Airi takut..." 

"Aira juga..." 

"Kan ada kak Madoka..." 

"Kak Madoka juga takut..." 

"Iya kak..." 

"Eh! tadi kakak cuma kaget!" 

"Ya udah, ya udah... mau denger cerita kakak gak sebelum kalian datang ke sini? cerita ini pas banget kalo lagi hujan begini..." 

"Cerita apa emang kak?" 

Si kembar mendekat ke Izumi karena penasaran. Madoka sudah memeluk gulingnya dengan erat karena Madoka sudah yakin Izumi akan cerita horror. 

"Cerita hantu... HIHIHIHI!" 

Izumi mencoba menakut-nakuti si kembar dengan menggunakan cahaya handphonenya dan menyorot mukanya dari bawah. Teknik klasik untuk menakut-nakuti anak kecil. 

Anehnya, si kembar malah diam saja sedangkan Madoka sudah menutup mukanya dengan gulingnya. 

"Basi kak tekniknya..." 

Brother's Troubles (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang