Volume 2, Trouble 17: Dua Tahun yang Lalu (Part 1)

154 4 1
                                    

Dua tahun yang lalu.

Seminggu setelah habis-habisan merasa lelah fisik dan lelah hati, kedamaian setelah ospek pun telah tiba. Minggu pertama masuk kuliah, hari yang sangat berkesan sekaligus sedih bagi Izumi karena baru beberapa bulan setelah ditinggal orang tuanya. Tapi, Izumi harus tetap menjalankan amanat orang tuanya untuk menjadi anak yang baik yang menyelesaikan kuliah dengan terhormat.

Senin pagi, cuaca pagi yang segar untuk minum teh sebelum berangkat menuju kampus. Rambut yang masih cepak membuat Izumi sedikit minder karena Izumi sama sekali belum pernah dicukur cepak.

Masuk pukul 07:30 pagi bukanlah menjadi penghalang bagi Izumi yang sudah terbiasa bangun di pagi buta. Ketika masuk, Izumi melihat teman-temannya yang sama sekali dia tidak kenal, baik dari kalangan mahasiswa maupun kalangan mahasiswi. Karena tidak ada satupun satu kelas Izumi yang ketika itu satu kelompok ospek. Izumi dengan malu-malu berkenalan dengan yang lain secara empat mata.

Dosen masuk, kuliah dimulai, Izumi memperkenalkan diri kepada teman-teman yang lain.

"Nama saya, Izumi Ardhi..."

Teman-temannya tidak menyangka akan nama Izumi yang terdengar kejepangan. Teman-teman yang lain tidak mendapatkan kesempatan bertanya karena dosen yang meminta waktu singkat untuk perkenal.

Namun, ketika berada di tengah perkenalan mahasiswa dan mahasiswi, masuklah seorang yang berparas cantik dengan rambut bergelombang seleher menutupi kedua telinganya. Ketika dia masuk pun, suaranya tidak begitu bulat dan kencang, suaranya terdengar lembut. Orang itu sangat ramping dan terlihat feminim.

Dia duduk di tempat duduk paling ujung kanan dekat tembok di barisan paling belakang karena tidak hanya di situlah bangku yang kosong. Saat giliran dirinya, dia berdiri sambil malu-malu.

"Kamu, neng... silakan perkenalan..."

Sang dosen menyebut orang itu dengan sebutan "neng", sebutan untuk seorang perempuan dalam bahasa Sunda.

"Namaku... Dian Ferdia..."

Dia memperkenalkan dirinya dengan nada yang lembut sambil malu-malu. Para mahasiswa sudah menetapkan konfirmasi terhadap si 'gadis' ini dengan nama Dian. Kemudian dia melanjutkan.

"Neng itu kan untuk panggilan perempuan, ya? Sejujurnya, saya laki-laki..."

"HAAAAAAAAAAAAAAAAHHHH?"

Seantero kelas kaget setengah mati, terutama dari kalangan mahasiswa yang terlihat sangat kecewa. Dari kalangan mahasiswi, mereka terlihat aneh, heran, dan iri. Para mahasiswi melihat Dian seperti mesin fotocopy, melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki. Mereka melihat cerahnya wajah Dian tanpa ada kerutan ataupun noda di kulit mukanya.

"Kok kamu panjang rambutnya..."

"Maaf... pada saat minggu ospek, aku jatuh sakit... jadi tidak bisa mengikuti ospek... hehehe..."

Perkenalan sudah usai. Sebelum kuliah menuju materi, pertama-tama dosen meminta para mahasiswa untuk membuat kelompok. Para mahasiswa dengan adil menggunakan system arisan alias system kocok. Karena satu kelas hanya terdiri dari 30 orang dengan 10 laki-laki dan 20 perempuan. Alhasil, tiap kelompok mendapatkan dua laki-laki dan tiga perempuan.

Pada saat pembagian kelompok, Izumi mendapatkan berupa keberuntungan. Izumi berada di satu kelompok dengan Dian dan tiga mahasiswi yang cantik bernama Alifa, Disti, dan Sheila. Kelompok tersebut akan terus bertahan selama mereka diajar oleh dosen tersebut. Izumi merasa hanya dia seorang, laki-laki di kelompok tersebut.

Dosen meminta para mahasiswa duduk berdasarkan kelompok. Semua orang sudah menemukan kelompoknya masing-masing.

"Halo, aku Dian... karena tadi aku datang terlambat... aku belum tahu nama kamu..."

Brother's Troubles (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang