“Madoka lama banget sih? Udah setengah jam lebih nih…"
Ternyata Rini masih menunggu Madoka di luar gerbang. Kemudian tak lama Dennis menemui Rini yang terlihat sedang resah.
“Kamu temannya Madoka, kan?”
“I-i-iya…”
“Lagi ngapain?”
“A-aku lagi nungguin Madoka… tapi belum datang juga…”
“Emang dia kemana?”
“Dia ke perpus katanya…”
“Hmm… Aku mau coba check…”
“Eh! Aku ikut!”
Dennis dan Rini pergi menjemput Madoka yang mereka kira masih di perpustakaan.
Mereka tiba di perpustakaan, ternyata perpustakaan sudah tutup. Sekolah juga sudah sangat sepi.
“Madoka kemana, ya?”
Rini sudah terlihat khawatir.
“Mau coba cari?”
“A-ayo…”
Mereka mencari-cari Madoka ke sekitar kantin, ruang guru, lab komputer, dan yang terakhir adalah sekitar koridor lantai dua yang dekat dengan perpustakaan. Selagi berjalan di koridor, mereka melihat Stacey, Kirana, dan Miranti dari jauh keluar dari toilet.
“Ada yang ga beres…”
Dennis merasa khawatir. Dennis tahu betul mengenai mereka.
Setelah Stacey dan kawan-kawan jauh dari pandangan mereka, Dennis dan Rini masuk ke dalam toilet.
“MADOKA?!!”
Rini shock melihat Madoka yang berbaring sambil menyandarkan punggungya di tembok wastafel tidak berdaya sambil menyilangkan tangannya di dadanya. Rini bergegas menghampiri Madoka. Madoka menangis, tubuhnya bergetar, pandangannya kosong.
“Madoka! Apa yang terjadi?”
Rini melihat kancing-kancing seragam yang tergeletak di lantai toilet. Itu adalah kancing-kancing seragam Madoka. Kemeja seragam Madoka sudah tidak lagi memiliki kancing, semua kancing tercopot.
“Madoka! Lihat aku!”
Rini memaksa Madoka untuk melihatnya. Madoka langsung memeluk Rini dengan erat, sangat erat. Menangis dengan keras.
“RINIIII… HUWAAAAA… ”
Dennis hanya berdiri melihat kedua gadis saling peluk. Tidak ingin dianggap tidak berguna, Dennis mengumpulkan kancing-kancing yang berserakan.
Setelah beberapa saat, Madoka melepaskan pelukannya. Rini melihat baju dalam Madoka sobek secara vertical dan Madoka sudah tidak memakai bra lagi. Rini juga melihat rok panjang Madoka digunting dari bawah ke atas dan digunting di kedua belah sisi sehingga memperlihatkan paha dan betis Madoka. Rini juga tidak melihat Madoka memakai celana double dan tidak melihat tali celana dalamnya.
“Apa yang terjadi?”
“M-m-mereka menggunting k-k-kancing seragamku… t-t-terus baju dalamku… dan mereka… m-m-mengambil bra ku juga… l-l-lalu menggunting rokku, celana doubleku… dan m-m-mereka mengambil celana dalamku…”
Madoka menceritakan kejadian dengan sedak-sedak tangisnya.
“Stacey dan kawan-kawan, kah?” tanya Dennis.
“A-aku tidak tahu…" Madoka menyadari dia berbicara dengan seorang laki-laki, "S-siapa itu? Kenapa ada laki-laki? Keluar!” Madoka kembali memeluk Rini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's Troubles (On Revision)
Novela JuvenilIzumi, seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung semester lima yang mengambil bidang fisika, orangtuanya merupakan campuran Indo-Jepang (ibu) dan Indo-Persia (ayah), hidup seorang diri di sebuah rumah kecil yang dibeli oleh almarhum kedua orang t...