Trouble 2: Yumi yang Bossy

377 8 0
                                    

Minggu pagi harusnya menjadi hari yang tenang bagi Izumi. Sebelum adik-adiknya tinggal bersama dirinya, Izumi membiasakan diri untuk membaca koran dan buku di pagi hari sambil meminum kopi atau teh dan memakan kue pancong di teras rumahnya. Suasana dingin Bandung di Minggu pagi setelah olahraga adalah favorit Izumi. 

Tapi setelah kedatangan adik-adiknya, Minggu pagi menjadi Minggu berisik dan minggu yang menyibukkan. Pemeran utama yang selalu membuat Izumi kerepotan adalah si kembar dan juga Yumi. Si kembar masih dimaklumi oleh Izumi karena mereka masih kelas tiga SD dan masih masa-masa bermain dan nakal. Tapi, Yumi yang sudah kelas tiga SMP masih belum seperti wanita yang Izumi harapkan.

Hari sebelumnya, Yumi meminta izin kepada Izumi untuk membawa teman-temannya ke rumahnya dengan tujuan kerja kelompok. Izumi meng-iya-kan permintaan adiknya, dengan catatan jangan mengoprek, membuat berantakan, dan merepotkan Mei.

Besoknya, Yumi datang bersama teman-temannya pada pukul 9 pagi, tepat di mana Mei sedang mengepel rumah. Tugas tersebut seharusnya Yumi yang mengerjakan, tapi Mei dengan ikhlas menerima perintah dari Yumi untuk menggantikannya dengan alasan mau menjemput temannya di pintu komplek. Izumi sedikit kesal melihat perilaku adik keduanya tersebut, tapi Izumi membiarkan, dia ingin melihat sejauh mana Yumi telah berkembang.

Pukul 9 lewat sedikit, Izumi sedang berada di ruang tamu melayani Pak RT mengenai penghuni baru rumahnya. Tapi, Yumi dan teman-temannya malah berisik, suara-suara tawa dan cekikikan yang keras mengganggu pembicaraan Izumi dengan Pak RT. Tak tahan, Izumi pun akhirnya mendatangi Yumi.

“Huss! Yumi! Kakak lagi ngobrol sama Pak RT! Jangan ribut!” Izumi berbicara dengan pelan tapi tegas.

“Iya iya…” Tapi balasan Yumi membuat Izumi tidak puas. Izumi kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan obrolan mereka dengan RT.

Sepuluh menit kemudian, Yumi berisik kembali.

“Ini anak! Maaf, Pak RT…”

“Tidak apa-apa… Bapak juga mau pulang kok… makasih ya dek Izumi…”

“Oh iya, pak…” Pak RT pergi meninggalkan rumah Izumi. Setelah Pak RT hilang dari pandangan, Izumi kembali ke Yumi dan gerombolannya, berniat untuk memarahi Yumi. Namun dia teringat jika Yumi dimarahi olehnya, Yumi akan malu di depan teman-temannya dan menangis. Dilemma, akhirnya dia tidak jadi memarahi Yumi. Tidak ingin berada dalam kebisingan, Izumi memutuskan pergi ke kos temannya.

“MEI! KAMU JAGA RUMAH YAAAA!!! ”

“YA!!!”

Izumi pun pergi, hanya ada Mei, Yumi dan teman-temannya. Yumi mendengar kata-kata kakaknya tersebut bahwa dia akan pergi dan meninggalkan rumah.

Yumi dan kedua temannya, Dini dan Riva, yang baru saja menjalin hubungan pertemanan selama seminggu. Yumi berteman dengan Dini dan Riva karena mereka sama-sama menyukai seorang artis. Juga, keduanya adalah tukang gossip dan cerewet di sekolahnya.

“Eh, Yumi… kok adik kamu lebih tinggi dari kamu?”

“Dadanya juga lebih bulet dari kamu, Yum…”

“Tch! Emangnya cowok liat cewek dari dadanya?” Yumi merasa kesal jika berurusan dengan tinggi badannya dan urusan dadanya. Memang Yumi lebih pendek dari Mei, dan dadanya lebih kecil Mei, malah terlihat rata. Tinggi Mei adalah 151cm sedangkan Yumi adalah 142cm.

“Yaaaahh… malah gak percaya… sekarang itu, gunung mendukung muka! Kayak gue, gunung iya, muka iya…” kata Riva sambil memegang kedua payudaranya.

“Kalau lu rata, berarti ga mendukung wajah lu… walaupun lu cantik…” Dini malah melanjutkan pernyataan Riva yang menurut Yumi ngawur.

“Ah ngawur lu pada…” dalam pikiran dan hati Yumi, memang Yumi sangat mengkhawatirkan tinggi badannya dan dadanya. Yumi mencoba untuk tidak peduli, tapi dia rasa sulit. Kekhawatiran anak remaja.

Brother's Troubles (On Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang