Bab 26

2.9K 724 102
                                    

Asalamualaikum teman-teman. Aku mau kasih tau kalau novel Senandung Selawat di Bawah Hujan sedang open pre-order. Open PO berlangsung sampai tanggal 20 Juli, lama dongg. Masih punya kesempatan untuk menabung.

Tersedia dua pilihan paket yang pastinya banyak bonus. Novel SSDBH juga tersedia di shoppe Rex Publishing dan shopee tokotmindo, bisa gratis ongkir atau ada potongan ongkir. Oh iya, jangan lupa buat follow akun instagram aku @aslamiah__ biar bisa liat-liat spoiler novelnya.

Karna jaringan jelek, susah nge post foto jadi aku kasih info tulisan aja. Kalau mau lebih jelas liat di ig aku, ya.

Paket Hujan terdiri dari
Novel Senandung Selawat di Bawah Hujan
Surat spesial dari penulis
Bookmark
Weekly Planner
My bottle
Ttd
Dengan harga 84. 000

Paket Bundle terdiri dari
Novel SSDBH
Novel Lantunan Kalam Cinta
Surat spesial dari penulis
Bookmark
Weekly Planner
My bootle
Tasbih kayu
Ttd
Free box
Dengan harga 165. 000

***

Dengan mengikhaskan kita enggak akan merasa kehilangan. Karena ujung kasih sayang bukan kepemilikan, tapi keikhlasan.

-Rintik sedu-

***

"Abang!"

Jefri menoleh pada Jelita ketika perempuan itu memasuki mobil, helaan napas kasar keluar dari mulutnya, ia kesal sekali dengan Jelita yang telah membuatnya menunggu lama.

"Bang, temenin gue ke mall sebentar ya. Sebentar aja, beneran." Jefri meniru kalimat yang Jelita katakan ketika membujuknya agar mau menemani pergi. "Sebentar apanya? Lebih dari dua jam gue nunggu, bego!"

Jelita meringis, lantas perempuan itu tersenyum kikuk. "Ya maaf." 

"Lo ngapain aja di dalam?"

"Nonton." Jelita menjawab santai.

"Nonton?" Jefri menggeleng tak habis pikir dengan kelakuan Jelita. "Sama siapa?"

"Pacar gue lah." Kali ini Jelita menyuguhkan senyuman manis, berharap dengan itu Jefri tidak jadi marah, tapi ternyata Jelita salah. Kakaknya itu terlihat menahan emosi dengan cara mengacak-acak kasar rambutnya.

"Gila lo emang! Lo enak-enakan pacaran sedangkan gue sumpek dari tadi nunggu lo di sini."

"Siapa suruh lo cuma nunggu? Jalan-jalan juga kek."

"Gue malas."

"Nah yaudah, enggak usah nyalahin gue kalau gitu!"

"Pacar lo mana?"

"Kenapa emang?"

"Pacar lo mana?" Jefri mengulang pertanyaannya.

"Udah balik kali, orang gue langsung pisah setelah keluar dari bioskop tadi. Kenapa emang?"

"Pengen gue bogem."

Refleks Jelita memukul pundak Jefri. "Ngadi-ngadi lo!"

"Siapa suruh ngajak lo nonton tanpa minta izin dulu sama gue."

Jelita memutar malas bola mata. "Ya enggak perlu lah."

"Cowok lo kelas berapa?"

"Kelas dua belas, kepo lo mah!"

"Gue perlu tau."

Jelita mengangguk mengerti. "Oke-oke, mau tanya apa lagi?"

"Telepon cowok lo sekarang!"

Kita, Cinta dan Papa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang