6 ━ ❝ because of the conjuring movie ❞

325 24 3
                                    

NANA menoleh dengan ketakutan dan memejamkan matanya, tiba tiba ia berteriak

"huuaaaahhhh" teriak nya sedikit kencang membuat Jeno yang menepuk bahunya menutup sebelah telinganya

"Sudah malam Na, kenapa kau berteriak?" ujarnya memandang Nana heran

Nana yang melihat Jeno pun mengerjapkan matanya menatap Jeno
"Kau mengejutkan ku, Jen" ujar Nana pada Jeno yang pergi ke ruang tv setelah mengambil cola di kulkas

"Kau yang kenapa? malam malam begini tidak tidur, Malah berkutik didapur" kata Jeno dari ruang tv lalu membuka Ipad nya

"Kau sendiri kenapa tak tidur?" Nana datang lalu duduk disamping Jeno
"Aku tak bisa tidur" jawabnya menyalakan tv tapi matanya juga kembali fokus ke Ipad nya

Nana kembali dari dapur membawa 2 Teh Chamomile yang ia seduh tadi. Jeno melihat Nana meletakkan Teh itu di hadapannya dan mengangkat 1 alisnya

"Aku tidak suka Teh" ujarnya memandang Nana, Nana balik memandang nya "ini bagus buat tubuh mu Jen, juga bisa mengatasi gangguan tidur" ujar Nana meminum Teh nya

"Darimana kau tau?" tanya Jeno meletakkan Ipadnya dan memandang Nana yang sedang meneguk Teh nya

"Yah tau lah, aku suka teh ini karena manfaatnya banyak contohnya itu tadi mengatasi gangguan tidur" kata Nana pada Jeno yang memandangnya lekat, yang dipandang hanya mengedipkan matanya

"Kenapa kau memandangku seperti itu" ujar Nana dan kembali meneguk Teh nya

Jeno hanya diam dan terus memandang Nana, kalau dipikir pikir Nana itu terlalu cantik untuk ukuran lelaki sama seperti Haechan, Mark saja sampai jatuh cinta dengannya hanya karena pertemuan kecil di restoran tempat Haechan bekerja

"Kau cantik Na" Jeno berucap tiba tiba, sontak Nana terkejut dan tak sengaja menyemburkan teh nya

"Apa?" tanya Nana, Jeno terkekeh ringan tapi tak sampai bersuara lalu mengalihkan wajahnya mengambil Teh Chamomile miliknya dan meminumnya

"Aku tak suka mengulangi perkataan ku Na Jaemin" ujarnya kembali memandang Ipad yang ada disampingnya yang menunjukkan data saham perusahaan nya

"Tapi, aku laki laki jadi aku tampan bukan cantik, Tuan Lee Jeno" Nana berucap dan mengatakan kata Tuan Lee Jeno tepat didepan telinga Jeno lalu langsung berlari menghindar

"Aku akan menghukum mu, Na Jaemin" kata Jeno mengejar Nana, Nana langsung berlari saat Jeno mengejarnya

Lihat. Mereka seperti sepasang kekasih, tapi mereka hanya teman kampus dan tidak ada hubungan spesial. Jeno dan Nana memang saling Cinta hanya saja Jeno belum bisa mengutarakan nya dan Nana juga belum bisa menujukkan bagaimana cara ia mencintai Jeno

"Hap! Aku menagkapmu kelinci kecil, sekarang kau harus diberi hukuman" ujar Jeno setelah menangkap Nana dan mengendongnya ala bridal style, dan membawanya kekamar Nana

"Nana bisa jalan sendiri, Jenooo" balas Nana ia mengatakan itu di telinga Jeno lagi dan itu membuat Jeno gemas dan menyatukan kening mereka dan mengesekkan hidung nya

Nana membalas nya, mengalungkan tanganya di leher Jeno, Jeno membawa Nana ke kamar menaiki tanga 1 per 1 dan membawa Nana ke ranjang nya yang disampingnya ada Lee Haechan yang sedang tidur nyenyak

"Tidur kelinci kecil, besok kau harus kuliah" Ujar Jeno menurunkan tubuh Nana dan merebahkannya dan menyelimutinya sampai dada

"Iya iya, samoyed" ujar Nana menjulurkan lidah nya setelahnya memunggungi Jeno yang masih disampinya

Jeno hanya menggelengkan keplanya lalu pergi keluar dari kamar Nana dan kembali ke kamar nya lalu menutup pintunya

Dan kebetulan ponsel Jeno berdering tertera nomor tak dikenal darisana lalu tanpa basa basi langsung mengangkatnya

Jeno terdiam, membiarkan orang yang menelfon berbicara dulu

"apa yang kau lakukan pada ibuku, sialan!" ketusnya pada Jeno yang hanya acuh
"Itu kesalahan mu, sialan" balas Jeno tak kalah ketus

"aku akan membalasmu, Lee Jeno!" ujarnya dengan nada marah
"dan kupastikan kau mendapat kabar ibumu meninggal besok" balasnya mematikan telepon dan mendeal nomor lain

"Bunuh saja ibunya, aku lelah mendengar dia terus menerus mengancamku" ujar Jeno to the point
"baik tuan, kau bisa menunggu kabar kematian besok" ujar orang yang berada disebrang teleponnya

Jeno langsung memutus pembicaraan itu, lalu meletakkan ponselnya dan langsung merebahkan dirinya di ranjang king size nya

memejamkan mata sejenak, mengingat kejadian orang tuannya dibunuh oleh sang paman

flashback

Jeno berjalan pulang kerumahnya selepas pulang dari rumah temannya memang sudah agak malam sih, pasti orang tuanya akan mencari

kenapa dia jalan kaki? karena sepeda motor Jeno berada dibengkel , kenapa ga minta jemput pak sopir? Jeno tidak mau menganggu istirahat pak sopir

lagian rumahnya sangat dekat hanya beberapa blok dari rumahnya saja sudah sampai

Ia membuka pintu utama yang tidak terkunci

"Jeno pulang" teriaknya, tapi keadaan nya sepi biasanya sang Mama dan Papa akan menunggunya pulang di ruang tv. Tapi ini tidak ada bahkan ruang tv sangat kosong

Ia pikir mereka sudah pergi tidur, ah kalau begitu baiklah tak apa Jeno akan segera kekamar dan langsung mandi setelah itu pergi tidur

Langkahnya terhenti kala ia melihat darah berceceran dilantai dapur lalu ia melihat orang tuanya yang sudah terkapar dilantai

"Mama, Papa!!" Jeno langsung berteriak dan berlari ke kedua orang tuanya yang sudah sekarat

"A-apa yang terjadi p-pada kalian" tangis Jeno pecah, Memegang tangan sang Mama dan terus mengeluarkan air matanya

"d-dia yang m-melakukannya , k-kau berhati h-hatilah" ujar Sang Mama menunjuk foto yang terpampang wajah sang adik yang berfoto bersama Jeno dan Hyunjin

"Papa, ingin kau melanjutkan perusahaan Papa Jen" ujar sang Papa dan di angguki oleh Jeno

"Jeno janji" ujar Jeno didengar oleh keduanya, kedua orang tua Jeno langsung menutup mata nya dan pergi meninggalkan Jeno yang masih menangis

"Aaaarrggghh, aku akan melakukan hal yang sama pada keluargamu" ujar nya dengan mata memerah, semerah darah yang ada di tubuh kedua orangtuanya

"Senyum yang dulunya indah, sekarang akan menjadi kematian, Kau akan mati dengan keadaan lebih buruk dari orangtuaku, aku sendiri yang akan membunuhmu dengan tanganku. Itu janjiku"

ingat itu adalah janji Jeno, dan dia tidak akan pernah memperlihatkan senyumnya lagi, ia hanya akan memperlihatkan senyumnya pada orang yang sudah membunuh orangtuanya.

Flashback off

Jeno menghela nafas nya perlahan dan kembali menyamankan posisi tidurnya

"Dia. Aku mencintainya" ujar Jeno lirih pada dirinya sendiri sebelum memejamkan matanya dan langsung pergi kealam mimpi

Dikamar Nana

Nana tak bisa tidur, ia terus berpikir kenapa Jeno tidak mau menampilkan senyumnya itu padanya? Apa karena ia akan bernasib sama seperti Hyunjin? tapi kenapa? apa salah Nana pada Jeno? setahu dia Jeno itu bersepupu dengan Hyunjin, tapi kenapa mereka tidak pernah berhubungan baik?

Ah tidak tau, Nana mengantuk besok saja berpikirnya

○○○To Be Continue ○○○

Noted ;
Ada banyak typo bertebaran

A DEADLY SMILE || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang