SETELAH beberapa bulan kejadian atau insiden itu Jeno dan Jaemin kembali menjalani hari-harinya seperti biasa. Jeno awalnya tak ingin menjebloskan Sang saudara ke penjara dan harus melewati masa tahanan selama 20 tahun, Jeno menentang sebenarnya namun Aunty Tiff, Uncle John, serta Granpa mecoba untuk menenangkan Jeno dan juga membujuknya, juga ia mengingat bagaimana Eric mempeelakukan Jaemin saat itu, membuat ia mau tidak mau harus membiarkan Saudara kembarnya menetap dipenjara selama 20 tahun lamanya.
Jeno dan Jaemin sudah melewati sidang skripsi, Mereka juga sudah melakukan penelitian selama satu bulan di bidang mereka. Untuk saat ini mereka hanya menunggu untuk melakukan wisuda.
Keduanya tengah berada dibalkon rumah menikmati indahnya suasana dimalam ini.
"Kau senang?" Tanya Jeno setelah hening mendera mereka bedua. Jaemin menoleh pada Jeno yang tengah memandang pekarangan rumahnya.
"Sangat senang. Aku selalu bahagia bersamamu" Katanya dengan menghadap kearah Jeno. Jeno melakukan hal yang sama. Mereka memandang mata satu sama lain, Jaemin mendekat dan mengalungkan tangannya di leher Jeno. Jeno menepatkan tangannya pada pinggang ramping Jaemin.
"Aku ingin hadiah diwisudaku nanti" Kata Jaemin, dengan wajah yang menelisik wajah sang tunangan. Iya sang tunangan, mereka melakukan pertunangan tanpa adanya orang luar hanya keluarga saja yang datang. Pertunangan itu memang tidak mewah, namun sangat berkesan untuk Jaemin.
"Apa yang di inginkan Tuan Putri ku ini, hm?" Kata Jeno mendekatkan wajahnya dan mengecup pelan pipi Jaemin.
"Apa yah? sesuatu yang tak didapatkan oleh orang lain" Kata Jaemin dengan wajah yang sangat lucu membuat Jeno tertawa pelan.
"Baiklah, aku akan memberikan sesuatu yang tak bisa kau dapatkan dari orang lain" Sekali lagi Jeno mengecup pipi Jaemin dengan dilanjutkan mencium wajah Jaemin bertubi-tubi hingga Jaemin tertawa sangat keras.
"Ahahahah oke, cukup, itu geli Jeno~" Rengeknya dan Jeno menghentikan ciuman bertubi-tubi itu. Mereka kembali saling pandang.
"Kau ingin sesuatu dariku?" Tanya Jaemin pada Jeno dengan memiringkan kepalanya. Jeno terlihat berpikir lalu menggeleng.
"Aku tak ingin apapun, aku hanya ingin kau tetap ada disampingku, bersamaku selamanya." Kata Jeno memandang lekat mata Jaemin.
"Aku akan terus bersamamu, selamanya" Balasnya
"Terima kasih" Ucap Jeno lalu mengecup kening Jaemin lalu melepas kecupan itu dan beralih mencium bibir ceri Jaemin. Ciuman yang cukup lama hingga menjadi lumatan yang lembut namun menuntut.
Jaemin lebih dulu melepas paksa ciuman itu, karena paru-parunya juga membutuhkan oksigen. Jaemin memukul dada Jeno lalu memeluknya.
Mereka kembali memandang langit yang oenuh dengan bintang serta bulan sabit yang terlihat terang, Malam ini langit begitu indah, seindah kisah mereka, meski ada saja kejadian yang membuat mereka harus terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A DEADLY SMILE || NOMIN
Fanfiction(!SLOW UPDATE!) "Jangan mendekatinya, dia memiliki kepribadian yang tidak bisa ditebak, dia selalu tertutup. Dan jangan pernah kau membuat atau memintanya untuk tersenyum, karna itu sangat berbahaya untuk nyawa mu" "Kenapa seperti itu?" "Hidupmu b...