13 ━ ❝ can't playing ❞

267 19 0
                                    

JENO tak bisa lagi melanjutkan permainannya bersama Jaemin, karena salah satu maidnya mengetuk pintunya disaat ikatan tali bathrobe yang dipakai Jeno sudah terlepas dan Jaemin juga sudah melepas 3 kancing teratasnya namun semua itu berakhir

"Ada apa?" Tanyanya dengan nada mengintimidasi dan sangat seram

"Maaf menganggu Tuan, dibawah ada tamu anda" Jawab maid itu dengan menunduk dan sangat takut dengan suara berat nan dingin milik Jeno

"Siapa?" tanya nya lagi sambil menghembuskan nafas berat miliknya

"Maaf saya kurang tahu, Tuan" Maid tadi langsung berpamitan untuk melanjutkan pekerjaan nya yang tertinggal lalu Jeno kembali masuk serta tak lupa menutup dan mendapati Jaemin yang tengah merapikan kekacauan yang baru saja Jeno buat pada dirinya

"Ada apa?" Tanya Jaemin berbalik arah menghadap kearah Jeno.

Jeno menghampiri Jaemin dan memeluknya serta tak lupa menelusupkan kepalanya diceruk leher Jaemin dan juga menghirup wangi yang menguar dari sana

"Tak bisakah kita lanjutkan saja dan mengabaikan tamu sialan itu!" Kata Jeno teredam dileher Jaemin

"Ahahaha, sudahlah temui saja dulu dan berhenti menciumi leherku Lee Jeno!" Jaemin semakin bersorak dan berusaha menjauhkan kepala Jeno yang semakin membuat dirinya kegelian

"Siapapun dia aku akan memotong lehernya karena telah menganggu kegiatan yang hampir berhasil ini" Akhirnya Jeno menjauhkan kepalanya dan memandang Jaemin dengan mata hitamnya

"Sudahlah, pakai bajumu aku sudah menyiapkannya" Jaemin mendorong Jeno pelan dan langsung berlalu untuk pergi ke Walk in clothes untuk mengambilkan baju yang sudah ia siapkan tadi.

"Pakai ini" katanya menyerahkan setelan Suit yang berwarna biru lengkap dengan dasi serta ikat pinggang

"Hari ini aku akan bersantai dirumah Jaemin" Kata Jeno setelah melihat setelan Suit yang Jaemin berikan

"Tidak bisa, kau tidak boleh bersantai pekerjaanmu dikantor juga banyak, selesaikan semua urusan mu, lalu pulang dan bersantailah" Kata Jaemin dengan sebuah setelan baju ditanganya

"Termasuk memakanmu?" Lanjut Jeno, setelah itu dengan berat hati Jeno pergi untuk memakai bajunya lalu segera datang ke kantor miliknya.

Selesai memakai bajunya Jeno keluar dari Walk in clothes dengan setelan baju kantor yang sangat rapi namun sesuatu ada yang kurang dari dirinya

"Pakaikan dasiku" Jeno menyodorkan sebuah dasi dihadapan Jaemin dan Jaemin yang tengah kembali membaca bukunya pun berdecak lalu menaruh bukunya setelah itu beranjak dan menghadap Jeno untuk memasangkan dasinya

"Apa kau tidak bisa memasang dasimu sendiri?" Tanya Jaemin masih memasang dasi dengan telaten

"Aku malas. Lagipun ada dirimu" Jawabnya dengan wajah yang terus menatap wajah cantik Jaemin dengan surai hitamnya

"Jangan menatapku seperti itu, Kau membuatku malu" Kata Jaemin memukul dada Jeno pelan lalu menjauhkan diri dari Jeno dan kembali membaca bukunya yang tadi ia geletakan di tempat tidur. Jaemin jadi salah tingkah sendiri.

"Aku kembali saat makan malam, ingin kubawakan sesuatu?" Kata Jeno sebelum pergi dari kamar nya

"Tidak ada, aku hanya ingin kau pulang dengan selamat" Kata Jaemin, Jeno menghampiri Jaemin dan mencium keningnya dengan sayang lalu tanpa berkata apapun ia pergi meninggalka Jaemin yang tengah melongo dengan semburat merah diwajahnya.

'Ia sudah sering melakukannya, kenapa aku masih saja malu?'

Jeno turun menghampiri tamu tersebut, perlahan turun dari tangga satu per  satu dan bertemu dengan tamu tadi yang sudah berada di ruang tamu untuk menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno turun menghampiri tamu tersebut, perlahan turun dari tangga satu per satu dan bertemu dengan tamu tadi yang sudah berada di ruang tamu untuk menunggunya.

Namun langkah Jeno terhenti kala yang menemuinya adalah orang yang selama ini Jeno dendam pada dirinya, Pamannya.

"Ada apa?" Tanya Jeno, Paman Hwang langsung berdiri dan menjabat tangan Jeno, tapi Jeno bahkan memandangnya tak sudi

"Untuk apa kau datang kemari? dan siapa yang memberitahumu alamat rumahku?" Kata Jeno langsung, karena ia sudah muak melihat pamannya yang selalu datang untuk mengemis agar Jeno mau bekerja sama dengan perusahaan miliknya yang hasil mencuri

"Kumohon bantulah aku, aku sudah bangkrut karena semalam ada yang membongkar rahasia ku" Kata nya sambil bersujud dan memohon pada Jeno

"Kalau rahasia mu tidak ku bongkar, apa kau masih menikmati keuntungan dari hasil kecuranganmu itu?" Ujar Jeno membuat Paman Hwang menatap Jeno terkejut

"Jadi kau yang membongkarnya?!" Teriak Paman Hwang, Jeno hanya mentap kedepan dan memalingkan wajahnya. Dia malas menatap Bajingan itu.

"Beraninya kau! Dasar tidak tau diri, sudah untung aku membantu ayahmu hingga sesukses ini! tidak tahu malu! tidak tah-"

"Kau yang tidak tahu malu! Kau yang tidak tahu berterima kasih! sudah untung orangtuaku membiayai kehidupanmu dan menanggung semua biayamu! tapi kau malah memanfaatkan nya dengan berjudi! Kakak macam apa yang berani membunuh adiknya hanya untuk kepentingan pribadi!" Jeno berkata dengan amarah yang menguasai hingga Paman Hwang sendiri tidak berkutik dan tidak dapat mengatakan apapun, lidahnya tiba-tiba saja keluh.

"Juga, Ayahku mendirikan perusahaannya sendiri tanpa campur tangan darimu dan ingat satu hal, Anakmu, Hyunjin, Dia akan dipermalukan dikampus karena ayahnya adalah seorang pembunuh yang sangat teramat kejam" Setelah berujar seperti itu, Jeno pergi meninggalkan Pamannya yang masih diam.

Jeno tidak akan bermacam-macam pada siapapun kecuali diri mereka sendiri yang berani bermacam-macam dengan Jeno, maka jangan takut untuk membiarkan Jeno mengancam hidup kalian.

"Maaf tuan, Kolega anda sudah menunggu" Ujar sang sekertaris membuat langkah terhenti

"Sejak kapan ia menunggu?" Tanya Jeno sambil berjalan dan diikuti oleh sang sekertaris dibelakangnya

"Belum ada 10 menit, tuan" Tanpa bertanya lagi Jeno masuk keruangan yang sudah ditunjukan oleh sang sekertaris lalu masuk dengan sopan

Saat baru saja masuk Jeno melihat sang Kolega tidak menghadap kearahnya, melainkan berdiri membelakanginya sambil melihat pemandangan indah kota Seoul.

"Selamat siang, Tuan" Sapa Jeno dengan sopan, Karena Jeno tak mengetahui siapa Kolega special yang satu ini

"Selamat siang juga, Big Boss" Ia berbalik dan melepaskan kacamata hitamnya, Senyuman terukir kala ia melihat Jeno

Berbeda dengan Jeno, ia melihat Koleganya dengan ekspresi terkejut dan heran

"Uncle Jo?"





Okeyy sampai sini dulu yah, maaf sebelumnya tidak aktif didunia oren ini saat beberapa waktu kemarin, jadi aku tidak sempat melanjutkan cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okeyy sampai sini dulu yah, maaf sebelumnya tidak aktif didunia oren ini saat beberapa waktu kemarin, jadi aku tidak sempat melanjutkan cerita ini.

Dan aku mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa 1444 H, bagi yang menjalankan semoga puasa kalian lancar, Aamiin...

Oke selamat malam dan selamat beristirahat!

A DEADLY SMILE || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang