(Namakamu) sedang bersiap-siap menuju sekolah, ia sedang berkaca melihat dirinya yang sedang menggunakan dasi.
Drt
DrtPonsel (Namakamu) bergetar, segera ia membuka pesan dari— Iqbaal.
— Iqbaal
Kei, aku otw rumah kamu 06.00
Bawa kotak kecil pink yang waktu itu aku kasih ya 06.00(Namakamu) mengernyit bingung, kotak kecil?
(Namakamu) berpikir sejenak dan akhirnya dapat mengingatnya! Ia menaruh kotak kecil berwarna pink di dalam laci mejanya. Segera ia memasukkan kotak tersebut ke dalam tasnya.
— (Namakamu)
Oke bay 06.02
Iyaa aku bawa 06.02Tak berapa lama, teriakan bunda Anita terdengar di telinga (Namakamu).
"KEISHAA INI IQBAAL UDAH DATENG!!"
(Namakamu) segera keluar dari kamarnya menuju lantai satu rumahnya.
"Hai Bay."
"Hai Keisha."
"Sini nak sarapan dulu." Ucap bunda Anita memanggil Iqbaal dan (Namakamu) menuju ruang makan.
"Ayuk Bay sarapan."
"Eh aku udah sarapan kok Kei, kamu aja."
"Ih boong, ayuk Bay sarapan dulu ih." Ucap (Namakamu) menarik lengan Iqbaal.
Iqbaal yang ditarik paksa oleh (Namakamu) akhirnya pasrah padahal benar ia sudah sarapan roti di rumahnya. Bisa gendut nih, pikirnya.
"Nih bunda udah masakin cream soup. Enak looh." Ucap Anita memberikan mangkuk cream soup kepada Iqbaal dan (Namakamu), tak lupa susu vanilla seperti biasa.
"Em enak bun! Iya kan Bay?"
"Iyaaa enak, emang masakan tante juara!" Ucap Iqbaal mengacungkan kedua jempolnya.
Anita terkekeh, "Ah kalian bisa aja, yaudah dihabisin supaya bisa cepet berangkat."
"Keisha bekelnya nanti dibawa ya, bunda mau mandi dulu."
"Oke bun."
Setelah 10 menit mereka memakan sarapan yang sudah dibuat oleh bunda Anita, mereka segera memasuki mobil dan on the way ke sekolah.
Selama perjalanan, mereka bercanda dan berbincang-bincang.
"Bay."
"Kenapa?"
"Kotak pinknya untuk apa?"
"Hah? E-em." Iqbaal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa.
"Untuk apa Bay?" Tanya (Namakamu) lagi.
"Udah bawa aja dulu, nanti pulang sekolah aku jelasin ya cantik." Ucap Iqbaal tersenyum manis ke arah (Namakamu).
(Namakamu) mengerucutkan bibirnya, ia tidak mendapatkan jawabannya sekarang. Harus menunggu hingga pulang sekolah.
"Yaudah aku tunggu."
Sesampainya di sekolah, Iqbaal dan (Namakamu) berjalan berdampingan. Seperti sebelumnya, Iqbaal mengantar (Namakamu) terlebih dahulu ke kelas.
"Belajar yang pintar ya sayangnya Ibay." Ucap Iqbaal kepada (Namakamu) sembari menepuk pelan puncak kepala (Namakamu).
Pipi (Namakamu) memanas.
"Apasih Bay jangan gitu ah."
Iqbaal tertawa kecil, "Ih si neng blushing, udah sana masuk neng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love x IDR
Fiksi PenggemarEntah sejak kapan rasa itu timbul dengan sendirinya dan terus bertambah.. • Fanfiction IDR with (Namakamu), hanya halu semata. Happy reading<3