Diberi Kesempatan

140 29 1
                                    

Rina berjalan pelan keluar dari ruang operasi. Terlihat dari wajahnya ia begitu lelah, peluh di dahinya terlihat jelas.

"Huuftt" hembusan kasar napas Rina tepat di depan pintu ruang O.K

"Kerja bagus dok. Lagi-lagi dokter yang terhebat" Ujar salah satu dokter muda yang selalu mendampinginya.

"Kamu juga sudah bekerja keras hari ini" ujar Rina

"Ohiya dok, habis ini dokter mau ke mana?" Tanyanya

"Mungkin saya akan beristirahan sebentar di ruangan saya"

"Ooo... kalau begitu saya pamit ke kantin yah dok. Laper" ujarnya diikuti cengirannya

Rina terkekeh pelan "Makanlah dengan baik" ujarnya

Setelah kepergian dokter muda tersebut ke kantin, Rina melanjutkan langkahnya di koridor rumah sakit menuju ruangannya. Namun, sebelum ia kembali ke ruangannya dia mampir ke ruang rawat Amrul.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" ujar semua orang yang ada diruangan

"Umi, Abi" ujar Rina melihat Lina dan Braham juga datang menjenguk Amrul

"Hai sayang, kau tampak lelah" ujar Braham menghampiri Rina lalu merangkulnya

"Iya bi, siang ini udah 3 pasien yang Rina operasi. Kaki Rina udah lemes untuk berpijak" keluah Rina pada Braham

"Manja kamu nak" ujar Lina melihat interaksi anak dan ayah itu.

"Kak Amrul, tuh dokter cantiknya capek" Cerocos Putri

"Apasih put" ujar Rina menanggapi

"Azrina, sini" ujar Amrul

Rina melangkah mendekat di samoing Zidan yang tengah duduk di ranjang Amrul. Zidan berdiri diikuti Rina duduk di tempatnya.

"Kenapa kak? Ada yang sakit?" Tanya Rina

Amrul menggelengkan kepala pelan lalu meraih mangkuk putih di atas nakas

"Nih, alvokad untukmu. Mungkin bisa membantumu kembalikan vit mu lagi" ujar Amrul menyerahkan mangkuk tersebut

"Waaaahhh... udah lama banget gak makan" ujar Rina berbinar

Rina menikmati sendok demi sendok alvokad dari Amrul. Amrul dan yang lain melihatnya tersenyum lega dan tulus serta senang. Rina bisa bersikap seperti biasa lagi. Ceria, selalu berbinar dengan hal-hal yang ia sukai.

"Mmmm... enak bangett" ujar Rina sambil menikmati alvokad dari amrul

"Kalau Rina mah mau se-truk alvokad bisa dia habisin, ckckck" ujar Zidan diikuti tawa yang lainnya

"Makanya Zid kalau datang ke rumah bawa alvokad se-truk aja" ujar Rina menggerakkan kedua alisnya naik turun.

Amrul yang sedari tadi hanya memperhatikan Rina dengan pandangan begitu dalam, menggerakkan tangannya ke arah mata Azrina.

"Masih ada bekas noda darah bu dokter" ujar Amrul lembut

Rina yang lama mendapatkan perlakuan hangat dari Amrul pun sedikit terkejut dengan wajah yang kini merona. Tak mau menghilangkan kesempatan, Putri pun bereaksi untuk menggoda kedua insan di depannya ini.

"Uhhuuyy... Ciee romantis banget sih kak Amrul" goda Putri menambah rona wajah Rina

"Put... jangan gitu, liat tuh muka Rina udah kayak tomat rebus" ujar Zidan yang diikuti oleh tawa yang lainnya.

"Apa sih kalian ini. Abi liat tuh Zidan dan Putri" adu Rina ke Braham

Braham terkekeh "udah-udah jangan goda putri saya" ujar Braham

AMRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang