Kekhawatiran Seorang Sahabat

2.2K 112 0
                                    

Pukul 07:30 Waktunya bel masuk berbunyi telah terdengar oleh siswa(i) yang tadinya sibuk bercengkerama akhirnya duduk di masing-masing bangkunya menunggu Guru untuk mengisi jam perlajaran pertama.

"Put, kenapa diam aja?" Tanya ida Pada putri yang duduk di belakangnya
"Nggak papa" Jawab Putri singkat.

Rina tau pasti ada sesuatu yang membuat Putri menjadi seperti ini, tapi kemarin dia bertanya pada putri hanya saja dia hanya terus menangis sehingga membuatnya untuk tudak ingin memaksa Putri untuk memberi tahunya, tapi sekarang ia ingin sekali mengetahui apa yang terjadi, dia tidak tega melihat sahabatnya yang periang dan bawel itu terdiam lesu seperti ini seperti orang yang sedang memikirkan apa sosuli untuk masalah nya.

"Ya ALLAH berilah kekuatan dan kesabaran bagi sahabatku untuk menyelesaikan masalahnya" Batin Rina

Saat ini pelajaran Matematika jam pertama sedang berlangsung, ada banyak tipe murid saat ini ada yang lagi asik sketchbooknya, ada juga yang sibuk dengan mimpi indahnya, dan ada juga yang sibuk dengan dramanya berpura pura memperhatikan penjelasan guru dan juga berpura pura seakan akan mencatat semua poin penting yang di jelaskan guru. Lain halnya dengan Rina dan putri, Rina saat ini sedang fokus memperhatikan penjelasan guru karena dia merasa pelajaran matematika lebih sulit teorinya daripada Fisika. Sedangkan Putri? Kini dia sedang sibuk dengan lamunannya entah apa yang dipikirnya, wajahnya saat ini kelihatan pucat membuat teman duduknya menanyakan keadaannya.

"Putri lho nggak papa? Wajah lho pucat" Tanya ana teman sebangku putri, membuat Rina dan ida yang mendengarnya berbalik menghadap Putri
"Put, wajah kamu pucat banget kita ke UKS yah" Bujuk Ida yang khawatir akan keadaan sahabatnya itu.
"Kalian ada apa ini?" Tegur Pak Dodi pada Rina, ida, Ana dan putri karena tidak memperhatikan pelajaran
"Putri sakit pak, kita izin ke UKS yah" Pinta Ida pada pak Dodi.
"Udah nggak papa kok" Ucap Putri dengan Suara serak dan lemas
"Put, kamu jangan keras kepala begini, ayo kita ke UKS" Ucap Rina dengan raut wajahnya yang sangat Khawatir
"Udah Rin, tadi udah ke UKS tapi dokter UKS nya nggak ada"
"Setidaknya disana lo dapat tiduran put, wajah lo pucat banget" Ucap ana yang juga ikut khawatir
"Aku yang akan memeriksa keadaan kamu Putri" Ucap Rina dengan senyum teduhnya
"Baiklah Rina bawa putri ke UKS" Perintah Pak Dodi
"Baik pak" Ucap Rina yang tengah berdiri ingin membantu Putri untuk ke UKS
"Hanya Putri dan Rina saja yang bisa keluar yang lain kita lanjut pembahasan" Kata pak Dodi lagi
"Ida, Aku ke UKS dulu yah" Izin Runa pada sahabatnya
"Iya, nanti saat istirahat aku bawa makanan ke sana yah" Ucap Ida dengan mantap
"Baiklah Makasih" Ucap Rina lalu berlalu pergi

Sesampainya di UKS Rina bersyukur masih ada brangkar yang kosong untuk Putri beristirahat, dengan hati hati Rina menidurkan Putri untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Rina mengambil termometer untuk mengukur tinggu suhu badan Putri saat ini karena dia merasa bahwa tubuh putri menghangat saat ke UKS tadi. Saat dia ingin memberikan termometer itu pada putri untuk menjepitnya tepat dibawah bahunya Rina melihat air bening menetes dari mata Putri yang menyakinkannya bahwa putri sedang menangis

"Put, kamu kenapa?" Tanya Rina yang tidak di jawab Oleh Putri
"Put, jawab aku kalau kamu punya masalab cerita sama aku" Ucap Rina dengan nada khawatir
"Rina" Panggil Putri yang tangisnya ingin pecah
"Sini bangun dulu cerita sama aku" Ucap Rina sambil membantu Putri untuk sandar di sandaran Brangkar
"Ayah gw lagi sakit" Ucap Putri dengan tangis tersedu-sedu
"Tapi gw nggak bisa ngerawat dia layaknya seorang anak pada ayahnya" Lanjutnya dengan tangis yang semakin pecah
"Kenapa seperti itu?" Tanya Rina, sebenarnya dia tidak ingin mengetahui masalah pribadi sahabatnya tapi dia tidak bisa melihat sahabatnya seperti menanggung beban sendiri
"Ayah sama mama udah pisah setahun yang lalu karena ayah yang lebih milih orang lain entah apa alasannya, gw benci Rin dengan ayah karena udah nyakitin mama walaupun gw nggak bisa bohong bahwa gw masih ounya rasa sayang sebagai seorang anak ke ayahnya. Karena itu gw ngerasa tidak berdaya mendengar ayah lagi sakit" Ucap Putri dengan tangisnya semakin deras
"Put, seberapa besar pun kesalahan ayahmu dia tetao ayahmu hapis rasa benci itu dalam hatimu. Mungkin bukan masalah ayah mu saja yang membuat mama kamu sakit batin tapi karena dia pikir karena kesalahan yang ayah dan mama yang membuatmu menjadi anak yang membenci ayahnya sendiri. Jadi hilangkan rasa bencimu put karena bagaimnapun juga ayah mu lah yang pertama mengadzani mu saat baru lahir ke dunia ini" Ucap Rina menenangkan Putri
"Tapi, Rin..." Ucap Putri terhenti karena di potong oleh Rina
"Tidak ada tapi-tapian, kamu tau nggak dalam al-Qur'an sudah di katakan bahwa kita diwajibkan untuk berbuat baik atau berbakti kepada ibu-bapak kita, jadi tidak ada alasan untuk membenci mereka atau salah satu dari mereka" Ucap Rina yang tidak dibalas oleh Putri yang hanya menunduk
"Jadi hapus rasa bencimu terhadap ayahmu" Ucap Rina sambil saling berpelukan dengan Putri
"Makasih Rina, kamu selalu ada di samping aku saat aku ada masalah" Ucap Putri dengan tersenyum
"Iya sama-sama, aku ingin persahabatan kita bertiga sampai ke Jannah-Nya" Do'a Rina dan di jawab aamiin oleh Putri
"Ohiya Ida di mana yah? Kok belum datang juga" Ucap Putri mencari keberadaan sahabatnya itu
"Assalamu'alaikum" Ucap Ida lalu masuk ke UKS
"Wa'alaikumussalam" Ucap Rina dan Putri
"Nah, itu dia. Panjang umur baru dibicarain udah datang aja" Ucap Putri
"Kan aku peka terhadap rangasang" Ucap Ida di iringi dengan tawa mereka bertiga.
"Ohiya bagaimana keadaan kamu?" Tanya Ida pada putri
"Alhamdulillah, udah baikan. Yang periksa ibu dokter profesional sih" Ucap Putri sambil melirik ke arah Rina yang sedang tersenyum
"Bisa aja kamu Put, aamiin-in aja" Ucap  Rina dengan gelak tawa mereka bertiga.

“Sahabat yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak pernah menjual rahasia diri kita.”

_________
Maaf part ini ceritanya pendek
Happy reading
Jangan bosan baca yah
🌹😊😊

AMRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang