Bodohnya Aku

1K 58 3
                                    

Zidan dan Irfan terkejut atas apa yang terjadi pada Amrul. Seakan akan Amrul membenci Kalimat istigfar. Segera mungkin Zidan dan Irfan membawa Amrul ke rumahnya.

Irfan memencet bel rumah, membuat Ibu Amrul membuka Pintu.

"Astagfirullah... Amrul, apa yang terjadi?" Ucap Diana

"Kami tidak tahu tante, Amrul tiba tiba saja pinsan saat Zidan beristigfar. Tadi dia kesakitan dengan kepalanya" Jelas Irfan

Zidan yang menopang Amrul langsung melangkah ke dalam rumah "Permisi tante" Ucap Zidan

Diana yang panik langsung memanggil Darwis "Abii, cepat turun ke sini" Teriak Diana

"Ya ALLAH, Apa yang terjadi padamu sayang" Ucap Diana

Darwis yang telah tiba dan bergabung bersama mereka pun terkejut "astagfirullah, Ada apa dengan Amrul?" Ucap Darwis

Darwis menatap Irfan dan Zidan seperti mengharapkan penjelasan. Segera mungkin Irfan menjelaskan semuanya. Darwis bingung sebenarnya apa yang terjadi pada anaknya belakangan ini? Dia menjadi Futur dalam ibadahnya, dan sekarang? Ia seakan tak mau mendengar kalimat istigfar.

Tak lama kemudian, mata Amrul mulai bergerak

"Abi...." Ucap Diana

Darwis menghampiri Amrul yang tertidur di sofa "Bagaimana keadaanmu nak?" Tanya Darwis

Amrul tak bergeming untuk menjawabnya, ia sibuk memegang kepalanya yang masih terasa sakit. Darwis mengambil segelas air yang di bawa Diana tadi, Ia membacakan ayat ayat al-Qur'an dan menyuruh Amrul untuk meminumnya. Amrul pun menerima minuman tersebut lalu meminumnya. Setelah ia meminum airnya sebanyak tiga teguk, ia merasa mual dan panas di seluruh tubuhnya. Darwis yang menyadari itu berkesimpulan bahwa ada di dalam diri anaknya yang tak beres.

Segera mungkin Amrul memuntahkan isi perutnya di lantai. Membuat Irfan dan Zidan heran.

"Om apa mungkin Amrul..."

"Iya, pasti ada yang tak beres" Belum selesai Zidan menyelesaikan pertanyaannya sudah di potong oleh pernyataan Darwis.

Amrul kembali lemas, kemudian Darwis kembali menyuruhnya untuk minum. Tapi kali ini dia sudah tidak mengeluarkan isi perutnya. Amrul berusaha mengatur nafasnya, setelah ia merasa baikan ia langsung memeluk Darwis seakan baru bertemu dengan Ayahnya

"Abi" Ucapnya memeluk erat Darwis

Setelah memeluk Darwis ia beralih ke Diana, umminya "Ummi"

"Apa yang terjadi padamu sayang?"

"Amrul merasa Rindu pada Abi dan Ummi" mendengar jawaban Amrul Diana menatap Darwis yang hanya di balas senyum oleh suaminya itu

"Zidan, Irfan kalian ngapain di sini? Rina mana?" Tanya Amrul

Zidan dan Irfan terkejut Amrul mempertanyakan Rina. Irfan yang mengingat bagaimana Rina menangis akan perbuatan Amrul.

"Masih ingat pada Rina? Masih berani mempertanyakan kabarnya? Setelah apa yang kamu lakukan padanya?" Ucap Irfan

"Apa maksudmu Fan?" Ucap Amrul, dia bingung atas pernyataan Irfan

Irfan yang hendak mengatakan semuanya ditahan oleh Zidan "Berwudhulah dulu Amrul, aku akan memberitahumu semua" ucap Zidan

Amrul mengangguk setuju atas pernyataan Zidan. Ia pun kini merasa tak pernah merasakan sejuknya air wudhu. Segera mungkin dia melangkah ke Kamarnya untuk berwudhu.

Saat melangkah ke dalam kamarnya, ia terkejut melihat perubahan kamarnya. Kenapa begitu banyak Hiasan patung? Amrul tak menyukainya. Segera mungkin ia membereskannya, memasukkannya ke kantong hitam lalu membuangnya setelah berwudhu.

Amrul kembali bergabung dengan mereka di ruang keluarga. Irfan yang ekspresinya seakan menyiratkan emosi yang tak sabar diluapkannya karena Amrul tidak sadar apa yang dia lakukan kepada Rina sahabat kecilnya itu sekaligus sepupunya.

Amrul duduk dekat dengan Darwis, kemudian Irfan dan Zidan di hadapannya. Amrul menunjukkan wajar bingungnya terkait hal tentang Rina yang dikatakan oleh Irfan.

"Fan, apa maksudmu terkait Rina tadi?" Tanya Amrul membuat Irfan serasa ingin meluapkan emosinya.

Zidan memegang pundak Irfan memberi isyarat kepada Irfan agar tidak emosi

"Rina sekarang lagi pertukaran pelajar di London" Ucap Irfan

"Maa syaa ALLAH" Amrul begitu bahagia mengetahuinya, tapi ia langsung berpikir kenapa ia baru tahu sekarang? Terus pernikahan mereka bagaimana?

"Tapi, kenapa aku baru mengetahuinya?" Ucap Amrul

"Bagaimana kau akan mengetahuinya kalau pihak keluarga Rina telah membatalkan pernikahanmu" Jawab Irfan dengan Sinisnya

Amrul yang mendengarnya merasa ada petir yang menyambar hatinya, ia butuh penjelasan tentang hal ini. Memangnya apa yang terjadi pada dirinya selama ini? Pertanyaan itu terus muncul di pikiran Amrul

Darwis menjelaskan segalanya membuat Amrul meneteskan air matanya, dia terus mengatakan pada dirinya bahwa ia sangat bodoh! Sangat sangat bodoh! Kenapa ia bisa selemah ini dengan hal-hal yang gaib seperti itu?  Ya ALLAH ampunilah hamba. Amrul terus beristigfar menyesali kesalahannya kepada Rina, telah mengecewakan dan menyakiti bidadarinya. Ia mengutuk dirinya sendiri tetapi ia telah dikutuk terlebih dahulu oleh malaikat karena membuat Perempuan menangis karena menyakitinya.

"Jika seorang perempuan menangis karena disakiti oleh seorang Pria, maka para malaikat mengutuk setiap langkah kaki pria tersebut" Ali Bin Abi Thalib

Setelah Amrul mengetahui semua yang telah terjadi padanya dia menjadi sosok yang lebih dingin dari biasanya. Yang dulunya dia hanya dingin pada lawan jenisnya namun sekarang dia dingin kepada teman temannya. Dia selalu memikirkan Rina. Dia begitu ingin meminta maaf pada Rina, tapi dia kadang berpikir apakah mungkin ia akan dimaafkan? Dia merasa dirinya sudah tidak pantas berhadapan dengan Rina apalagi menjadi pendampingnya. Belum juga mereka menjalin hubungan Amrul sudah membuatnya begitu sakit. Pria macam apa aku ini!!! Semua hal tersebut menjadi tekanan tersendiri untuk Amrul.

***

Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun Rina yang melanjutkan pendidikannya terus kini sudah sampai saatnya ia mengikrarkan sumpah Para Dokter. Yah Rina menjalani pendidikannya dengan mengesampingkan sakit yang ia rasakan dahulu.

Senyum haru dan bangga yang terpancar di wajah Braham dan Lina melihat putrinya akan mengikrarkan sumpahnya untuk profesi yang sangat mulia. Seorang lelaki yang begitu tampan pun ikut bahagia atas pencapaian Rina saat ini. Dia bangga dengan pujaan hatinya itu, tak henti hentinya senyum di wajahnya bermekar. Rina yang melihatnya bersyukur pria tersebut ada di hidupnya.

-------------------
Maaf yah teman-teman baru bisa Up malam ini. Soalnya belakangan ini lagi ngurus beasiswa. Mohon do'anya yah..

Semoga nggak bosa bacanya
#Amr💉

AMRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang