28. Kesalahpahaman

724 27 2
                                    

Happy reading 🌌✨

Mora dan Daniel sedang berjalan menuju kelas setelah dari taman belakang acara tangis tangisan, walaupun yang nangis cuma Mora

"Yah! Udah masuk kelas, gimana?" Tanya Mora setelah melihat pintu kelas tertutup

Dengan berani Daniel mengetok pintu kelas

Tok!

Tok!

Tok!

Pintu pun dibuka sama Bu Eka si guru killer yang tak segan-segan untuk menghukum muridnya

"Darimana kalian?" Tanya Bu Eka sambil menatap tajam wajah mereka berdua

"Dari taman belakang" Daniel menjawab dengan tenang tanpa ada rasa ketakutan sekali pun

"Kalian bedua karena terlambat masuk kelas ibu jadi harus dihukum berdiri di lapangan sampai pulang sekolah, ingat!!" Setelah berbicara begitu Bu Eka menutup pintu dengan kasar yang membuat Mora dan Daniel terkejut

"Ya Allah, santai Bu kelasnya nggak jalan juga" kesal Mora karena dari tadi dia hanya diam saja

"Yaudah yuk ke lapangan" ajak Daniel sambil menggenggam tangan Mora erat

"Gue nggak kabur juga kali Daniel" Mora memutas bola matanya males

"Siapa tau kan"

Mereka pun langsung melaksanakan hukuman berdiri di siang bolong yang sangat panas ini

"Ck! Kalo tau gini males gue pagi tadi make up" kesal Mora karena tadi pagi dia make up walaupun simpel tapi takut aja gitu luntur yekan!

"Tetap cantik kok"

Kata Daniel barusan membuat Mora langsung menoleh kearahnya

"Lo suka sama gue?" Tanya Mora spontan

Daniel hanya diam tak menanggapi ucapan Mora

"Ck! Serah lo lah!"

Mereka menjalankan hukumannya tanpa bicara lagi

Mora dari tadi sudah kepanasan yang luar biasa dia juga sudah mengibas ngibaskan telapak tangannya di wajahnya tapi sama sekali tak berpengaruh

Daniel yang tau Mora sangat amat kepanasan pun menutup matahari yang ada di hadapan Mora dengan telapak tangannya

Mora hanya senyum melihat kebaikan Daniel

Sudah hampir berjam jam bel pulang sekolah sudah berbunyi membuat Mora langsung duduk di tribun yang terlindung oleh pohon agar tidak kepanasan

Murid murid juga sudah mulai keluar dari kelas ada yang menuju parkiran, kantin atau toilet

"Gue ke kantin dulu beliin Lo minuman disini aja jangan kemana-mana" setelah mengatakan itu Daniel langsung jalan menuju kantin buat membeli minuman untuk dirinya dan Mora

"Haus banget"

Namun tiba tiba Vania datang ke arahnya dengan wajah songongnya

Ingat sekarang bukan Mora dulu!

Mora menatap Vania jengah ngapain coba dia kesini sedangkan disini tidak ada pacarnya!

"Gue mau ngomong sama Lo" Vania menatap Mora dengan wajah yang sulit diartikan

Mora pun menatap Vania dengan alis yang diangkat menandakan 'ada apa'

"Gue pengen Lo menjauh dari Dion sekarang juga" Vania berjalan maju mengikis jarak antara mereka berdua

"Kenapa merasa tersaingi?" Tanya Mora sambil menatap penampilan Vania dari bawah sampai atas

"Gue nggak merasa tersaingi pokonya Lo jatuhin Dion sekarang!!"

"Oke! Gue nggak peduli lagi sih tapi kayaknya gue tau kenapa Lo bersikap kaya gini..." Kata Mora tergantung sengaja

"Lo pingin uangnya Dion kan? Lo menganggap Dion ATM berjalan Lo kan? Ngaku aja karena udah kelihatan dari penampilan lo yang emm... Jauh dari kata kaya! UPS!" Kata Mora dan berjalan meninggalkan Vania yang sudah sangat menahan kesal serta marah karena ucapan Mora

Vania dengan lancang membalikkan badan Mora dan langsung menampar pipi Mora

Plak!

Mora terkejut karena Vania tiba tiba saja menamparnya

"Shit! Beraninya Lo nyentuh pipi gue dengan tangan Lo itu!!!" Mora sangat marah sekarang

"Iya kalo emang ia gue sengaja deketin Dion buat minta uangnya aja kenapa?? Masalah?!" Tanya Vania menantang Mora

"Lo salah cari orang" Mora dengan cepat menampar balik Vania dengan tak kalah kencangnya

Plak!

"Mora!!" Teriak Dion yang datang bersama dengan Rio dan Lucy dibelakangnya

"Shit! Pangeran Lo datang tuh, jangan lupa minta uangnya banyak banyak biar kaya tanpa susah cari kerja" Mora menepuk pundak Vania dan berjalan meninggalkan mereka semua

Mora dapat melihat Dion begitu perhatian terhadap Vania akibat tamparannya

"Mora berhenti lo!!" Teriak Dion dan berjalan menuju Mora

Mora pun menghentikan langkahnya membuang nafasnya kasar

"Apa? Mau salahin gue? Silahkan!! Silahkan!! Tapi tunggu aja karena kebenaran bakalan terungkap" Mora menatap ke arah Dion yang terlihat bingung sama ucapannya barusan

"Lo apa apaan sih nampar Vania?!" Tanya Dion tak habis pikir

"Kenapa, nggak boleh?" Tantang Mora

"Lo ada masalah apasih?!" Tanya Dion yang tampak bingung sama tingkah baru Mora

"Gue nggak bakal tampar dia kalo di nggak duluan nampar dan cari masalah sama gue!!" Teriak Mora sambil menunjuk kearah Vania yang terlihat seperti korban yang teraniaya

"Lo berubah tau nggak!!"

"Iya kenapa kalo gue berubah, masalah? Gue juga berubah karena Lo tau nggak hah?!!" Teriak Mora sambil menahan tangisnya dan Dion hanya terdiam tak berkutik

"Lo yang merubah gue kayak gini tau nggak" Mora pun meninggalkan mereka semua dengan naik taksi yang kebetulan ada di depan sekolah

Ia ingin menenangkan dirinya ditempat yang jauh untuk sementara waktu

Dion kembali ke Vania yang menangis menahan sakit di pipinya

"Sialan Mora sakit banget namparnya!" Batin Vania

Tanpa mereka semua sadari dari tadi ada seseorang yang merekam suara Mora dan Vania dari awal sampai akhir

"Nice! Tunggu rekaman suaranya Dion" gumam seseorang dibalik pohon itu

💙✈️💙


















Bersambung...

See you next part 🥰

Jangan lupa vote and komen 💕

Tolong pencet tombol bintang agar author rajin up ❗

ALDION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang