Happy reading 🦜⛰️
Elno dari tadi menghembuskan nafas kasarnya karena sudah jam sembilan malam tapi pekerjaannya belum juga selesai
"Huft!! Akhirnya selesai juga!" Elno langsung membersihkan meja di kantornya dan mengambil jas untuk pulang ke rumahnya
"Misi pak" Elno menganggukkan kepalanya kepada pak satpam yang sudah mau menunggu dirinya di perusahaan
Secara tiba tiba ada seseorang yang memeluk dirinya dan menangis didalam dekapannya
Ia sangat syok! Siapa dia? Kenapa sangat berani memeluk dirinya
"Hiks..." Orang itu masih menangis karena takut dilihat orang pun membawa orang itu didalam perusahaannya
"Heh! Siapa kamu!!" Kesal Elno karena rencana pulangnya terhambat oleh orang ini entah siapa
Orang itu pun melepaskan pelukannya dan menatap kearah Elno yang membuatnya sangat terkejut
"Monica?" Kaget Elno
"Pak.. hiks..."
"Ngapain anda kesini lagi?" Tanya Elno datar ia masih ingat bagaimana kejadian beberapa hari yang lalu
"Anda tidak ada urusan lagi disini karena anda bukan bagian dari perusahaan saya!" Tegas Elno dan berjalan meninggalkan Monica namun sebelum itu
"Saya sedih karena anak saya mau dioperasi tapi saya tidak punya uang karena dipecat sama anda" jelas Monica sambil menundukkan kepalanya
Elno menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Monica
"Anak anda sakit apa?" Tanya Elno mengalah ia juga nggak tega kalo sudah menyangkut anak jadi teringat Dion
"Saya tidak tau yang mesti harus dioperasi"
"Kita kerumah sakit sekarang" Elno berjalan namun terhenti karena Monica menggenggam tangannya
"Tidak boleh!"
Elno mengkerutkan dahinya
"Dia lagi tidak bisa dijenguk"
"Yaudah saya bakal transfer ke anda" Elno langsung mengambil handphonenya dan mentransfer uang ke rekening Monica
"Sudah, kalo gitu saya permisi" Elno jalan menuju mobilnya diparkiran
Ting!
Handphone Monica berbunyi dan ia langsung buka betapa terkejutnya ia melihat uang yang ditransfer oleh Elno begitu banyak
100 juta!
Monica tersenyum miring dan langsung mengejar Elno yang tak begitu jauh darinya
Hap!
Monica memeluk Elno lagi yang membuatnya berhenti berjalan
"Jangan macam macam anda Monica!" Tekan Elno
"Makasih banyak pak" Monica belum juga melepaskan pelukannya
"Elno?" Ucap seseorang yang melihat kejadian itu menahan tangisnya
"Daddy?"
"Mama?"
[Beberapa jam yang lalu]
"Mom!" Panggil Dion turun dari tangga menuju dapur yang sudah ada mommynya
"Kenapa Dion?" Tanya Alena setelah menyiapkan makan malam
Sekarang sudah jam delapan malam waktunya makan malam
"Daddy belum pulang?" Tanya Dion melihat kesana kemari
"Belum mungkin Daddy lembur, kita makan duluan aja" ucap Alena dan menyiapkan makanan untuk anak satu satunya
"Daddy sekarang jarang makan malam bersama ya selalu lembur mulu" kata Dion barusan membuat Alena yang memasukkan nasi ke piringnya terhenti
"Iya" Alena hanya bisa menjawab singkat tak tau harus apa
Mereka makan dalam hening hanya Alena yang pikirannya berselancar kemana-mana
Mengapa Elno belum pulang?
Kenapa?
Padahal Elno sudah berjanji!
Mana janji itu?
"Mommy mau nunggu Daddy?" Tanya Dion setelah selesai makan
"Iya"
"Yaudah Dion juga nungguin" Alena mengambil piring bekas dirinya dan Dion untuk di cuci sedangkan Dion berjalan menuju sofa tengah rumah
"Kalo Dion mau ke kamar, ke kamar aja jangan paksain" peringat Alena
"Dion nggak mau Mom sendirian disini" kata Dion tersebut membuat Alena ingin nangis rasanya
Ia tak sanggup lagi tapi ia harus mempertahankan rumah tangga karena Dion!
Setelah selesai mencuci piring Alena dan Elno menunggu Elno datang
Satu jam berlalu...
Akhirnya Alena memutuskan untuk ke kamar tapi tak jadi karena perkataan anaknya
"Gimana kita ke perusahaan Daddy?" Usul Dion yang hanya dianggukan oleh Alena tak melawan
Alena dan Dion pun bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan Elno jam sembilan
"Yuk" Alena menggenggam tangan Dion
Saat membuka pintu, saat itu juga Vania datang dengan terburu buru membuatnya ngos-ngosan
"Vania?" Kaget Dion membuat Alena bingung sendiri
"Siapa dia?" Batin Alena
"Mama aku belum pulang" ucap Vania
"Terus?" Dion bingung kenapa dia malah kesini? Aneh!
"Kamu kemana?" Tanya Vania setelah melihat pakaian Dion yang seperti ingin pergi
"Pengen ke perusahaan Daddy" Ucap Dion singkat dan berjalan menuju mobil
"Ayo mom!" Teriak Dion yang membuat Alena jalan menuju mobil juga
"Eh Tante, boleh ikut pergi juga?" Tanya Vania ke Alena yang menatapnya bingung
"Bo—" kata Alena terpotong karena Dion
"Nggak boleh!" Tegas Dion
"Biarin aja nggak papa, ayok!" Alena masuk dan duduk di kursi penumpang samping Dion karena dirinya orang tuanya kan dan juga ia sebenarnya tidak mengenal siapa dia?
Vania duduk dibelakang saja
Dion langsung tancap gas ke perusahaan Daddy-nya
Setelah beberapa menit akhirnya mereka bertiga sampai dan langsung disuguhkan adegan Elno dipeluk seorang wanita yang membelakangi mereka
Mereka bertiga pun turun dari mobil berjalan menuju mereka berdua yang lagi asik pelukan
Setelah Elno melihat Alena, Dion dan seorang cewek menuju mereka berdua yang masih berpelukan pun langsung melepaskan pelukannya secara kasar membuat Monica terkejut melihat mereka bertiga
"Elno?"
"Daddy?"
"Mama?"
💛💫💛
Bersambung....
See you next part 🥰👋
Jangan lupa vote and komen 💕
Tolong pencet tombol bintang agar author rajin up ❗
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDION [END]
Teen Fiction[sebelum membaca lebih baik di follow dulu☁️💫] [Squel cerita dari 'My Ice Girlfriend'] {Bakal di revisi kalo ada waktu luang} (Emang awal awal ceritanya rada nggak nyambung tapi tetap baca ya ntar akhir akhirnya bakal seru kok☺️) Rank 🏆 Rank #1 in...