16 - Celaka

1.2K 208 5
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

Heeseung dan Sungchan sedang bermain game di kamar Yedam. Kenapa bisa ada disana? Ya bisalah, dua orang itu memaksa untuk menginap di rumah Yedam.

Yedam sebenarnya sangat malas, menampung kedua gembel ini. Tapi masalahnya badan Yedam lebih kecil dari badan Heeseung dan Sungchan. Jika Yedam melawan yang ada Yedam yang remuk.

Jadi, ya biarlah mereka berbuat sesuka hati di kamarnya. Yedam memilih membaca bukunya, dengan earphone. Dia memutar musik tenang, berharap bisa menenangkan keadaan otaknya.

"Weh anjing! Yang bener mainnya Chan!"

"Udah Seung, gue udah berkorban jiwa dan raga."

"Lagaan lo njing!"

Yedam masih bisa mendengar ocehan mereka. Suara mereka menembus earphone yang dia pakai.

"Dam laper nih." Sungchan mengelus perutnya. Dia melempar ponselnya di kasur. Sudah kalah, begitupun Heeseung. Makanya lelaki itu sedang mengumpati Sungchan.

"Ya terus? Apa peduli gue?"

Sungchan mendengus. "Ya buatin lah jamal!"

"Nggak usah cari perkara sama gue ya, udah numpang nginep, makan pun merintah gue, lo pikir gue babu lo!" Yedam melirik Sungchan dengan sinis.

"Udahlah njir, gak usah berantem, gue juga laper nih, beli makan aja yuk!" Heeseung bangkit, mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa kecil yang ada di kamar Yedam.

"Mager Seung." Sungchan merebahkan dirinya di kasur, sambil memeluk guling.

"Gue juga masih asik baca buku Seung." Yedam mengangkat bukunya, menunjukkan pada Heeseung.

Heeseung memutar bola mata malas. Dasar kaum mager!

"Terus gue pergi sendiri gitu?"

Keduanya serempak mengangguk, sambil menyengir.

"Sialan kalian! nitip nggak nih? Kalo nggak gue pergi nih."

"Nitip lah njir, gue mau nasi goreng aja, pake duit lo dulu ya Seung."

"Gue juga nasi goreng deh, entar gue bayar, kalo nasi gorengnya udah sampe."

Nggak tau diri emang. Sudah nitip, nggak ngasih duit pula. Ingin rasanya Heeseung membuang mereka ke rawa-rawa.

"Ya udah, gue pergi dulu."

"Hati-hati babe!"

"Najis Sungchan homo!"

"Kagak ya anjir!"

Heeseung mengabaikan perdebatan kedua temannya. Dia melangkah keluar. Rumah Yedam memang sepi. Orang tuanya sedang ada di luar kota.

Oleh karena itu Sungchan dan Heeseung menginap. Karena diantara mereka tidak boleh ada yang di rumah sendirian. Selain itu juga Sungchan dan Heeseung bosan berada di rumah.

Dia mengeluarkan motornya dari garasi. Menghidupkan motornya dan melajukannya menuju warung nasi goreng. Tidak terlalu jauh, sekitar 10 menit perjalanan dari rumah Yedam.

Heeseung mengendarai motornya dengan santai. Kadang melihat sekeliling. Dia tak sadar jika ada seseorang yang berdiri di tengah jalan.

Heeseung yang kaget dengan segera membelokkan setir ke arah kanan. Hingga dia menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.

Heeseung tak sadarkan diri. Beruntungnya warga yang sedang berkeliling komplek melihat Heeseung. Dengan segera mereka membawa Heeseung ke rumah sakit.

"Hubungin teman atau keluarganya gih Pak Mino, itu hp nya di sakunya"

Orang yang di panggil Pak Mino tersebut, dengan segera mengambil ponsel milik Heeseung.

Untungnya ponsel Heeseung tidak diberi password. Pak Mino melihat panggilan terakhir. Dengan segera dia menelpon ke nomor tersebut.

🍂🍂🍂

"Halo?" Yedam di seberang sana mengangkat panggilan dari Heeseung. Dia mengernyit heran ketika yang menjawab bukanlah Heeseung, melainkan orang asing.

"Maaf menganggu, saya hanya ingin memberi tau kalau pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan dan sedang di rawat di rumah sakit."

Yedam menegang. Dia diam beberapa saat, kemudian dengan segara menjawab "Makasih pak, saya kesana sekarang." dia mematikan panggilan sepihak.

Dia memandangi Sungchan yang terlihat bingung.

"Heeseung kecelakaan, kita ke rumah sakit sekarang!"

_____________________________

Ey yo, what's up guys? Becanda ya, becanda.

Anyway don't forget to vote and comment.

Thank you so much, see you next chapter.

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang