23 - Kejadian kemarin

1K 191 4
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

"Kalian ngapain?"

"AAAAA!!"

Yedam sontak menutup telinganya dengan erat. Teriakan kedua lelaki yang nggak bisa dibilang kecil ngebuat telinga dia sedikit berdengung.

"Ngapain sih?"

Sungchan dan Heeseung tersadar. Mereka saling menatap, kemudian balik menatap Yedam. Memperhatikan lelaki tersebut dari atas hingga bawah.

"Lo manusia kan?"

Tak tak

Buku paket setebal 15 cm langsung mendarat di kedua kening mereka.

"Iyalah, lo nggak liat kaki gue napak?"

Mereka kontan melihat ke bawah, ke kaki Yedam. Mereka menghembuskan nafas lega.

"Anjir, gue pikir lo setan Dam."

Yedam memutar mata malas. "Kalian ngapain ke sekolah malem-malem?"

Sungchan mengangkat buku miliknya. "Ngambil buku gue, ketinggalan tadi."

Yedam mengangguk mengerti. "Terus kenapa kalian teriak-teriak?"

Heeseung memegangi dadanya. "Ada setan tadi Dam, sumpah jantung gue berasa mau pindah tempat."

Yedam mengernyit. "Hah? Dimana?"

Keduanya menunjuk ke pojok belakang kelas. Tapi semuanya kosong. Tak ada siapa-siapa.

"Njir, udah ngilang, balik yuk!"

Sungchan menarik tangan Yedam dan Heeseung. Nggak betah dia lama-lama di sana. Entar tiba-tiba tuh setan nongol, kan nggak lucu kalo mereka bertiga pingsan berjamaah.

Mereka sampai di depan gerbang. Setelah tadi mengantar Yedam mengambil motor di parkiran.

"Dam, lo mau pulang kemana?"

"Ke rumah gue lah panjul, gue belum mandi ini gerah." Yedam mengibaskan seragamnya.

"Nggak takut lo? Lo beda arah loh sama kita."

Yedam menggeleng. "Gue mah pemberani, nggak kayak lo berdua, badan aja bongsor, tapi penakut, dah ya gue cabut!"

Yedam mengegas motornya. Meninggalkan kedua temannya.

Sungchan dan Heeseung saling melirik. "Hee, lo liat?"

Heeseung mengangguk kaku. Dia menelan ludahnya susah payah. Kemudian memakai helmnya dengan tangan gemetar.

"Itu si Yedam sadar nggak ya ngebonceng setan?"

Yedam, meninggalkan mereka dengan membonceng gadis yang dengan santai melambai ke arah mereka berdua. Keduanya langsung menancap gas meninggalkan sekolah, dengan kecepatan penuh.

°••• 10 IPA 4 •••°

"Kalian bertiga kenapa?"

Sungchan, Heeseung, dan Yedam menoleh. Melihat Jeongwoo yang menatap ketiganya dengan alis berkerut.

"Semalem Yedam bonceng setan."

Jungwon yang sedang minum seketika tersedak. Dia menatap Yedam dengan horor. "Serius Dam?!"

Yedam mengangkat bahu, dengan wajah bingung. "Nggak tau, gue bahkan nggak sadar, kalo misalnya nih dua orang nggak ngasih tau, gue nggak bakal tau."

Jungwon memeriksa tubuh Yedam. Membolak-balikkan tubuhnya, mengecek apakah ada luka atau tidak.

"Gue baik-baik aja Won!"

Jungwon bernafas lega. Setidaknya hantu itu tak menyakitinya.

"Tapi ngapain kalian ke sekolah malem-malem?" Tanya Arin.

"Gue belajar, buat olimpiade fisika, kalo nih dua orang ngambil bukunya si Sungchan yang ketinggalan." Yedam menunjuk Sungchan dan Heeseung secara bergantian.

"Eh, tapi kemaren gue sama Heeseung ngalamin hal aneh tau."

Semua mendekat, memasang telinga dengan baik.

"Ada apa emang Chan?" Tanya Yujin.

Sungchan mengusap tengkuknya. Seketika bulu kuduknya berdiri, mengingat kejadian kemarin.

"Jadi gini......"

Sungchan mulai menceritakan kejadian kemarin dengan detail. Mereka yang mendengar sesekali menjerit. Bahkan Jeongwoo dengan tidak tau malunya bersembunyi di bawah ketiak Taehyun. Padahal Jeongwoo lebih tinggi dari dia.

"Njir, serem banget hue." Mashiho mengusap tengkuknya. Bulu kuduknya berdiri, mendengar cerita Sungchan.

"Gue jadi makin penasaran sama apa yang terjadi di kelas ini," ucap Jihan.

Mereka mengangguk. Mereka juga penasaran, meski juga merasa takut. Gimana nggak takut? Di hantui berkali-kali. Jelas takutlah.

"Permisi, mau nyari Yedam."

Yedam menoleh, melihat Jisung, temen seangkatan mereka.

"Kenapa Sung?"

"Lo di suruh ke ruangannya Pak Sangyeon, bimbingan lanjutan katanya."

Yedam mengangguk, mengambil buku. Kemudian pamit kepada teman-temannya.

Nah loh, Yedam bonceng setan. Hi serem.

See you next chapter guys.

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang