15 - Bercak Darah

1.2K 217 4
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

Hari Minggu telah berakhir. Artinya hari ini adalah hari yang paling dibenci oleh murid-murid. Hari Senin. Entah ada apa dengan hari Senin, tapi setiap hari Senin siswa-siswa tidak akan menyukainya.

Sekarang mereka sedang mengadakan upacara. Dengan mendengarkan sambutan dari kepala sekolah, selaku pembina upacara.

"Minggu lalu salah satu siswa kelas 11 IPA 3  yaitu Lee Dino berhasil memenangkan olimpiade fisika tingkat nasional, berikan tepuk tangan yang meriah!"

Semua siswa yang ada di lapangan bertepuk tangan dan bersorak gembira.

"Dari tahun ke tahun sekolah kita memang selalu memenangkan olimpiade fisika, kimia, sejarah, dan masih banyak lagi, jadi siapa pun nantinya terpilih untuk mewakili dalam olimpiade kalian harus belajar dengan baik, jangan sampai kalah, jika sampai kalah maka martabat sekolah akan jatuh."

"Ambisius banget anjir!" Jeongwoo berbisik pada Jungwon yang ada di sebelahnya. Jungwon pun mengangguk membenarkan.

"Heh baris yang bener!" ujar Haruto, teman seangkatan Jeongwoo dan Jungwon. Dia menjabat sebagai wakil ketua OSIS.

Jungwon dan Jeongwoo kembali ke posisi semula.

Setelah berlangsung kurang lebih 30 menit. Upacara bendera pun usai. Semua siswa kembali ke kelas. Namun untuk siswa bandel ada saja yang ke kantin untuk membeli minum.

Mashiho duduk di bangkunya. Dia mengernyit ketika melihat bercak merah di mejanya, dan sedikit basah. Seingatnya tadi sebelum upacara mejanya masih bersih. Tak ada bercak sedikit pun.

"Ini noda apaan sih?"

Yedam yang penasaran pun mendekati meja Mashiho. Dia menyentuh bercak itu, kemudian menciumnya. "Anjir bau amis, darah ini mah."

Anak-anak merapat. Mencoba melihat bercak pada meja Mashiho.

"Yakin lo Dam kalo ini darah?"

Yedam mengangguk yakin. "Iya, cium aja, baunya amis mirip sama darah."

Heeseung menyentuh bercak itu, kemudian mencoba mencium baunya. "Iya anjir, darah ini, tapi kok bisa?"

"Mashi tadi sebelum upacara udah kayak gini mejanya?"

Mashiho menggeleng menanggapi pertanyaan Arin. "Sebelum upacara nggak ada nih bercak, ya kan Woo?"

Jeongwoo mengangguk."Tadi nih meja bersih anjir."

"Apa jangan-jangan ini ulah tuh setan?" Tanya Yujin.

Jungwon menegang. "Oh iya anjir, kemaren gue ketemu setan, serem banget."

"Dimana Won?"

"Di sekitar perumahan gue Dam, pakaiannya sama kayak seragam kita, mukanya hancur anjir, berdarah-darah gitu, gue karena emang panik gue lari lah," jelas Jungwon. Dia jadi agak trauma sekarang. Nggak mau lagi dia tuh keluar malem-malem. Apalagi lewat jalan yang kemaren.

Jeongwoo bergidik. "Ih serem banget anjir, kalo gue mungkin udah pingsan."

"Gue udah pengen pingsan sebenarnya, cuma nggak jadi, nggak elit banget gue pingsan di tengah jalan."

"Dia ada ngomong sesuatu nggak Won?" Tanya Taehyun.

Jungwon mengingat-ingat "Ah ada, dia bilang 'tolong saya....' gitu." Jungwon sedikit menirukan nada setan itu. Dasar Jungwon, setan aja dijulidin.

"Kayaknya itu setan di kelas ini deh," ucap Taehyun.

"Ih, masak kita semua bakal kena sih? Jungwon udah, Mashi sama Jeongwoo juga udah."

Jeongwoo menunjuk teman-temannya. "Hayoloh, hati-hati di datengin rumahnya hihihihi."

"JEONGWOO!!"

"Tapi tunggu, bisa aja ini bukan ulah tuh setan."

Sungchan mengernyit "Maksud lo Hee?"

"Bisa aja ini ulah si peneror itu."

Menurut kalian siapa yang naroh darah di meja Mashiho?

Jangan lupa vote dan comment.

Thank you, have a nice day 🍂

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang