05-Taehyun and Arin

1.6K 250 2
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

"Lo masih nggak mau ngomong?"

Taehyun mengusak rambutnya kasar. Sekarang, Arin dan Taehyun sedang berada di kelas. Tepatnya di bangku Jeongwoo dan Mashiho.

Mereka sudah menghabiskan sepanjang istirahat hanya untuk menginterogasi gadis yang duduk di kursi Mashiho.

Arin menatap gadis itu. Mereka bahkan tidak tau rupa gadis itu, karena dia selalu menunduk. Rambutnya yang hitam dan panjang juga menutupi wajahnya. Jadi agak sulit melihat wajahnya dengan jelas.

"Kamu beneran nggak mau ngomong sama kita? Siapa tau kita bisa bantu."

Hening. Tak ada jawaban. Bahkan respon, seperti menggeleng ataupun mengangguk tak mereka dapatkan.

"Anjir, udahlah Rin, diemin aja dia, males gue."

"Tae, bahasanya di jaga."

Taehyun mendengus. Dia bukan tipe orang penyabar seperti Arin.

"Hayo, ngapain kalian berduaan di kelas? Entar yang ketiga setan loh," ucap Jeongwoo.

Taehyun semakin merenggut. Kan memang ada setan diantara mereka. Tapi gadis itu kini menghilang, entah kemana.

Sudahlah, Taehyun juga lelah menanyai gadis itu. Dia memutuskan untuk duduk di bangkunya. Sia-sia menghabiskan waktu istirahat dengan menginterogasi gadis itu. Tak ada yang ia dapatkan.

Jeongwoo menatap Arin. "Gue ganggu kalian berduaan ya? Makanya Taehyun marah gitu."

Arin menggeleng "Enggak, kita nggak pacaran kok, Taehyun emang lagi bad mood aja, maklumin ya." Arin meninggalkan bangku Jeongwoo, kemudian menyusul Taehyun.

"Aneh."

"Apanya yang aneh?"

"Anjir ngagetin lo Dam."

Yedam hanya menatap Jeongwoo datar. "Lemah dasar, baru digituin aja udah kaget, gimana kalo ditampakin hantu?"

Jeongwoo membekap mulut Yedam. "Jangan sembarangan ngomong lo Dam, entar setannya denger, terus gue beneran di gentayangin gimana?"

Yedam melepas tangan Jeongwoo. "Ya nggak gimana-gimana, justru setannya yang takut, soalnya muka lo lebih serem daripada setan."

"Asu lo Dam!"

Yedam melengos duduk di bangkunya. Bodo amat dengan Jeongwoo yang sedang misuh-misuh.

"Ngapa lo woo?"

Jeongwoo menatap Mashiho, kemudian menggeret lelaki tersebut untuk duduk di bangku bersama dengannya. Mashihonya sih nurut-nurut aja.

"Mashi!"

"Hm?"

"Gak usah sok cool deh lo, sok-sokan cuma jawab hm."

Mashiho berdecak. "Apaan sih anjir?"

"Gue ngerasa aneh deh sama tingkah Taehyun sama Arin."

Mashiho mengernyit "Maksud lo?"

"Ya aneh, mereka kayak punya hubungan gitu, tadi ya pas gue masuk Taehyun kayak sebel gitu, terus balik ke bangkunya."

"Lo nya aja kali yang bikin kesel, gue aja liat lo diem udah kesel, gimana kalo betingkah."

Jeongwoo menggeplak kepala Mashiho. "Bukan gitu anjir, ah lo mah, nggak asik diajak cerita."

Mashiho terkekeh "Canda elah, nggak nyantai banget sih mukul guenya."

"Abisnya lo ngeselin," ucap Jeongwoo sambil memanyunkan bibirnya.

Mashiho memukul bibir Jeongwoo. "Jijik najis, masalah Arin sama Taehyun ada hubungan apa, kita nggak berhak ikut campur, kita nggak sedeket itu sama mereka."

Jeongwoo mengangguk. "Tapi kalo misalnya semua kejadian yang kita alamin ada sangkut pautnya sama mereka gimana?"

Udah pada curigaan nih.

Gimana chapter kali ini? Semoga seru ya.

Jangan lupa vote and comment.

Thanks udah baca, have a nice day.

Park Jeongwoo

Park Jeongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang