24 - Foto

1K 191 0
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

Yedam sedang asik berkutat dengan soal-soal yang ada. Ngomong-ngomong dia berada di perpustakaan saat ini. Dengan buku Fisika milik Pak Sangyeon.

Yedam menuliskan jawaban di buku, sesekali menggaruk pelipisnya. Sebenarnya Yedam agak lelah. Gimana nggak lelah coba? Bimbingan saja bisa sampai malam. Seperti kemarin, dia baru bisa pulang jam 9 malam. Itu pun di tinggal oleh Pak Sangyeon. Sangat bertanggung jawab hm.

Yedam membalikkan halaman buku tersebut. Namun matanya terpaku, menatap selembar foto di lipatan halaman tersebut.

"Ini siapa?" Yedam menggaruk pelipisnya. Kemudian membalikkan foto tersebut.

"Hwang Yeji?" Seketika Yedam terkaget. Hendak berteriak, namun untungnya masih ingat jika dia berada di perpustakaan. Bisa-bisa dia di tegur jika membuat keributan.

"Harus gue kasih tau temen-temen!" Yedam memasukkan foto tersebut ke saku celananya. Akhirnya mereka bisa tau siapa itu Hwang Yeji. Meski masih bingung kenapa gadis ini tidak ada di sekolah.

°••• 10 IPA 4 •••°

"Jadi ini yang namanya Hwang Yeji?"

Jeongwoo memperhatikan foto tersebut dengan seksama. Kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Cantik juga, cocok kalo jadi pacar gue."

Sungchan memutar mata malas. "Kayak dia mau sama lo aja."

Jeongwoo merenggut. "Pasti mau lah, secara gue ganteng, siapa sih yang bisa nolak pesona gue?"

"Gue biasa-biasa aja tuh sama lo, bahkan terkesan jijik."

Perkataan Jihan membuat seisi kelas tertawa. Sedangkan Jeongwoo sudah memasang raut sebal. Tidak terima ketampanannya di hina. Iya Woo, iya, kamu tampan. Terserah Park Jeongwoo aja.

Mashiho mengambil foto tersebut. Dia memperhatikannya dengan seksama.

"Gadis ini, sama kayak yang ada di mimpi gue."

"Hah? Maksud lo Shi?" Tanya Heeseung.

Mashiho mengangguk. "Kalian inget kan gue dapet nyeritain mimpi gue tentang cewek yang di bully itu, nah dia orangnya."

Semuanya shock dan speechless. Nggak tau harus bereaksi seperti apa.

"Terus dia dimana sekarang?"

Jungwon melirik Jeongwoo sinis. "Nggak tau, lo pikir kita bapaknya."

"Gue nggak nanya sama lo ogeb!" Jeongwoo memukul kepala Jungwon. Tenang, nggak keras kok. Nggak bakal amnesia Jungwon-nya.

"Terus lo ngomong sama siapa?"

"Gue ngomong sendiri tadi."

"Dih gila lo ngomong sendiri?"

Jeongwoo menggeram. Ingin rasanya dia menceburkan Jungwon ke kolam ikan dekat taman. Yang airnya berwarna hijau.

"Tauk deh, pundung gue!"

Jeongwoo berjongkok, tangannya seolah-olah sedang mengukir sesuatu di lantai. Persis seperti anak kecil yang sedang ngambek.

Taehyun menatap jengah pertengkaran keduanya. "Apaan sih anjir, kayak anak kecil."

"Udah-udah, nggak baik berantem terus," lerai Arin. Emang Arin doang yang paling kalem.

"Terus ini maksudnya gimana? Dia cewek pemilik buku yang tiba-tiba ada di kolong mejanya Mashi, terus dia ada di mimpi Mashiho dalam keadaan di bully, dia kenapa sih?"

Sungchan mengacak rambutnya dengan kasar. Kepalanya berdenyut nyeri. Entah kenapa memikirkan teori ini membuat dia pusing. Lebih pusing daripada memikirkan teori Hybe.

"Gue juga nggak tau pasti, yang jelas Hwang Yeji nggak dalam keadaan baik-baik saja."

TBC
See you guys!

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang