12 - Nginep di Rumah Jihan

1.3K 223 3
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading 🍂

"Sumpah lo Woo?"

Jeongwoo mengangguk. "Sumpah anjir, tangan gue kayak ditahan gitu."

Jihan memeluk badannya. "Merinding anjir."

"Lo gak liat mukanya?" Tanya Heeseung.

Jeongwoo menggeleng. "Nggak berani gue Hee, entar kalo setannya mukanya jelek gimana?"

"Nggak ada yang lebih jelek dari lo Woo."

Jeongwoo melempari Jungwon dengan pensil. Yang dia dapat dari mejanya, entah milik siapa, Jeongwoo tak tau.

"Sialan lo Won!"

"Ih serem juga sih, rumah Mashiho sama rumah Jeongwoo udah di gentayangin, entar kalo giliran rumah kita gimana?" Yujin merinding. Dia memeluk Arin yang ada di sebelahnya.

"Woi, jangan ngomong gitu dong, mana gue entar di rumah sendiri lagi." Jihan merengek, memegang lengan Mashiho yang ada di sebelahnya.

Mashiho terkekeh, mengusak rambut Jihan. "Hayoloh entar di datengin."

Jihan menggigit lengan Mashiho. Tidak terlalu kuat, namun cukup membuat Mashiho teriak kesakitan.

"Aws, sakit Han."

"Lo sih ngeselin!" Jihan memalingkan wajah. Dia berjalan mendekat kearah Sungchan.

"Jin, Rin, entar temenin Jihan gih, takutnya dia didatengin beneran."

"Yedam ih, jangan di doain dong," rengek Jihan.

"Enggak ngedoain Han, cuma antisipasi, entar kalo lo pingsan ada yang mindahin lo ke kamar."

Jihan memelototi Yedam. Yedam sepertinya ingin mendapatkan gigitan dari Jihan juga.

"Becanda Han, tapi mending diantara kita nggak ada yang di rumah sendiri, terutama yang cewek."

Taehyun mengangguk membenarkan ucapan Yedam. "Bener, kita masih nggak tau itu setan jahat atau baik."

Yujin dan Arin mengangguk. "Entar kita nginep di rumah Jihan."

"Semoga tuh hantu nggak nongol."

🍂🍂🍂

Yujin dan Arin berada di tukang martabak. Buat cemilan, lumayan kan sambil nge-drakor.

"Rin." Yujin menyenggol lengan Arin. Arin yang sedang memainkan ponselnya, beralih menatap Yujin.

"Kenapa Jin?"

"Disini ada setan nggak?" Bisik Yujin pada Arin.

Arin melihat sekeliling. Kemudian mengangguk. "Tuh, ada anak kecil lagi main, itu juga ada nenek-nenek mau nyebrang jalan." Arin menunjuk area yang ada hantunya.

Yujin bergidik ngeri. Seketika menyesal bertanya hal itu. "Sumpah Rin, nggak ngeri lo ngeliat setan tiap hari?"

"Hm? Gimana ya, udah terbiasa dari kecil gue mah." Arin berucap dengan santai. Seolah itu hal yang lumrah.

"Lo dari kecil udah jadi indigo?" Yujin meneguk ludahnya kasar. Jika dia di posisi Arin, dia tak yakin akan sanggup. Yujin liat hantu boongan aja hampir pingsan. Apalagi hantu beneran.

Arin mengangguk. "Keluarga gue hampir semuanya indigo."

"Ih, untung gue bukan indigo, ngebayanginnya aja udah ngeri, apalagi kalo beneran."

Arin terkekeh "Namanya juga takdir Jin."

"Iya juga sih."

"Ini neng martabaknya."

Arin menerimanya, kemudian membayar martabak mereka. "Makasih ya pak."

Yujin dan Arin melenggang pergi. Menuju rumah Jihan. Sepanjang perjalanan Arin merasa seperti ada yang mengikuti mereka. Namun Arin mengabaikan firasatnya.

Hayoloh... Siapa yang ngikutin Arin sama Yujin tuh?

Anyway jangan lupa vote dan comment.

Thank you, have a nice day.

Thank you, have a nice day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Someone behind you 🍂

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang