32 - Forgive

1K 191 1
                                    

Udah di revisi. kalau masih ada typo tandain aja ya. Kalau mau baca book lain bisa mampir ke calleniaa siapa tau ada yang cocok dengan seleramu. Thank you.

Happy Reading

Lia menangis tersedu-sedu. Dia menutup wajahnya dengan tangannya. Dia menceritakan semua kejadian itu dengan rinci. Membuat anak kelas kaget bukan main.

"Jadi di mimpi gue itu bener, kalo Kak Ryujin ngebully Kak Yeji?" Mashiho meraup wajahnya dengan gusar.

Yang lain sama gusarnya dengan Mashiho. Sesuai kata Lia. Kemungkinan orang yang menculik Sungchan dan Jeongwoo adalah Ryujin dan komplotannya.

"Kita harus gimana? Berarti sekarang Sungchan sama Jeongwoo dalam bahaya dong?" Yujin menggigiti jarinya.

Heeseung mengangguk membenarkan. "Kita harus cari mereka, kita nggak bisa percaya lagi sama mereka, mereka itu psikopat"

Jungwon menatap teman-temannya. "Iya, bahkan gue nggak nyangka kalau sekolah ini sekejam ini."

"Tapi gimana caranya?"

Lia mengangkat wajahnya. "Gue tau tempatnya."

°••• 10 IPA 4 •••°

"Kalian gila! Kalian psikopat!" Desis Sungchan.

Plak!

Tamparan dari Ryujin melayang dengan mulus di pipi Sungchan yang memang sudah lebam sejak kemarin.

"Iya! Gue gila! Gue nggak suka sama Yeji! Gue benci sama dia!"

"Kenapa nggak bicarain baik-baik? Lo itu pembunuh tau nggak?!" Jeongwoo juga mulai terpancing emosinya. Mendengar penjelasan Ryujin membuat dia semakin naik pitam.

Ryujin mencengkeram dengan kasar pipi Jeongwoo, hingga kukunya menembus kulit wajahnya. Jeongwoo meringis kesakitan, namun Ryujin justru tertawa lebar.

"Gue emang pembunuh, dan sebentar lagi, kalian yang bakal gue bunuh!"

Sungchan dan Jeongwoo seketika merinding. Mereka tak bisa berontak lagi. Tapi jika pasrah? Nyawa mereka yang tak akan tertolong.

"Kenapa kalian mau bunuh kita?"

"Karena kalian tau rahasia gue, maka kalian harus mati!" Desis Ryujin. Dia mengangkat pisau mengkilat dengan tinggi.

"Bunuh aja Ryu, biar nggak menuh-menuhin bumi." kekeh Jaemin.

Jaemin, Minju, dan Haechan hanya memperhatikan. Nanti baru giliran mereka yang mencabik-cabik badan Sungchan dan  Jeongwoo.

Tangan Ryujin sudah terangkat. Namun urung ketika tiba-tiba pintunya terbuka dengan paksa. Menampakkan polisi yang sudah mengacungkan pistol. Di belakang mereka juga ada Heeseung, Jungwon, dan Taehyun. Sisanya ada di halaman gedung tua ini.

"Sial!" Desis Ryujin.

"Turunkan pisau tersebut, kemudian menjauh dari korban, atau kalian saya tembak," ucap salah satu polisi.

Ryujin masih bergeming. Dia memegang pisaunya dengan erat. Kemudian dia tertawa sarkas.

"Anjir, dia kesurupan ya?" Tanya Jungwon.

"Ngadi-ngadi lo Won!" Ucap Heeseung.

"Ryu, mending mundur yuk!" Minju, Jaemin, dan Haechan mundur perlahan dengan tangan terangkat.

Ryujin tak mendengarkan ucapan Minju. Dia menatap tajam orang-orang di depannya. "Kalo gue bakal mendekam di penjara, sekalian aja gue dihukum mati."

Ryujin hendak menusuk Jeongwoo. Namun terhenti ketika tangan seseorang menahan pisaunya. Membiarkan tangannya yang terluka.

"Lo?!" Ryujin mendelik.

Sedangkan Taehyun tersenyum miring. "Jangan sakiti mereka Ryujin, kamu sudah terlalu banyak membuat dosa, jika kamu berhenti, maka aku akan memaafkan mu."

Ryujin terbelalak. Tubuhnya gemetaran. Secara perlahan pisau tersebut terlepas dari tangannya. "Lo– Ye–Yeji?"

Taehyun atau Yeji mengangguk. "Iya, aku memaafkan mu jika kamu berhenti melakukan kejahatan."

Polisi bergerak memborgol keempat remaja tersebut. Membawa mereka meninggalkan gedung tua tersebut. Tapi sebelum itu dia berhenti di sebelah Taehyun.

"Maafin kita Ji."

"Iya Ryu."

Ryujin dan kawan-kawan dibawa menuju polisi. Mereka akan ditindak lebih lanjut sesuai aturan yang berlaku.

Taehyun seketika lemas. Dengan segera Heeseung menangkap tubuhnya. Jungwon sendiri langsung melepas ikatan Sungchan dan Jeongwoo.

"Kalian nggak papa?"

"Menurut lo aja tolol?! Sakit nih," ucap Jeongwoo dengan sinis.

Jungwon memutar mata malas. "Bodo amat Woo, capek gue."

"Udah-udah, mending kita ke rumah sakit sekarang."

Mereka mengangguk mendengar perintah Heeseung. Kemudian berlalu meninggalkan gedung tua ini.

Jangan tiru adegan di atas. Gak baik guys!

See you!

10 IPA 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang