"Loh kok mereka datangnya barengan?"
"Kok Haechan dipapah gitu?"
"Bukannya tuh berdua gelud mulu tiap hari"
"Haechan udah kena peletnya Mark?"
"Kok tiba-tiba akrab?"Pertanyaan semacam itulah yang didapatkan Haechan sejak tadi pagi.
"Woy chan lu kenapa tadi pagi udah dateng barengan Mark terus dipapah lagi." seru Jaemin
"Kepo" balas Haechan acuh tak acuh
"Kasi tau dong, apa jangan-jangan lu berdua semalam ada apa-apa nih." goda Jaemin
"Ga ada anjir"
"Oh gamau kasih tau ya, gue pergi tanya Mark sendiri deh." ucap Jaemin hendak beranjak berdiri tapi dicegah oleh Haechan
Jaemin menoleh, "Oii~ pasti ada apa-apa nih, cerita la chan."
Haechan menghela nafas kasar, lebih baik dia sendiri yang cerita daripada nanti Jaemin salah paham. Pikir Haechan dalam hati.
( ꈍᴗꈍ)
"Teman" senyum Haechan
Sekali lagi rasanya jantung Mark ingin loncat keluar melihat senyuman manis Haechan
"Yaudah kalo gitu gue pulang dulu ya Mark." Haechan berencana untuk pamit pulang
"Ehh Chaniee ini udah malem, Mark anterin yaa." tawar Mark
"Gausah Mark ntar ngerepo-."
Ucapan Haechan terjeda oleh telunjuk yang menempel di bibirnya.
"Udah gapapa Mark gasuka terima penolakan." ucap Mark langsung menarik tangan Haechan ke bawah
"Chaniee tunggu bentar ya." ucap Mark kembali ke kamarnya
"Astaga tadi barusan Mark tangannya.." Haechan memproses kembali apa yang barusan terjadi.
"Chaniee nah pakai ini." ucap Mark yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Haechan dan memakaikan hoodie miliknya ke tubuh Haechan
Haechan kaget, tetapi tubuhnya tidak memberontak sama sekali saat Mark memakaikan hoodienya
"Mark gamau Haechan kedinginan terus sakit." Mark mengusap kepala Haechan sebentar.
"Eommaaa kuatkan hati Haechan." batin Haechan tak kuat.
Mark berjalan keluar untuk menyalakan mesin motornya disusul Haechan.
"Ayok naik Chaniee, kok melamun"
"Ahh iyaa"
"Pegangan yang erat kalo nggak nanti kamu terbang."
"Masa sih sampe terbang, ada-ada aja."
Tanpa aba-aba Mark langsung menancap gas selama beberapa detik
"HUAAAA MARKK" teriak Haechan
Brukk
"Aww.. sakit"Mark yang tadinya tertawa langsung berhenti dan menoleh saat mendengar ringisan Haechan
"Astaga Chaniee!!" Mark langsung turun dari motornya
"Chaniee kamu gapapa?!" tanya Mark panik
Haechan tidak menjawabnya, dia merasa pusing dan meringis kesakitan pada luka yang ada di kedua lututnya dan sikunya.
Mark yang sadar akan kondisi Haechan langsung menggendong dan membawa Haechan kembali ke apartemennya.
Motornya ditinggal gapapa, ntar beli baru lagi.
Sesampainya di apartemen milik Mark, Mark membaringkan Haechan dan Mark bergegas mencari kotak obat.
"Ahh ketemu!!"
Dengan hati-hati Mark mengobati luka Haechan. Sesekali Mark melihat Haechan yang berbaring sambil sedikit meringis kesakitan.
Mark memandang Haechan sendu, "Semoga Haechan ga jauhin gue lagi gara-gara kejadian ini" batin Mark
Setelah selesai mengobati luka Haechan, Mark menaruh kembali kotak obat ke tempat asalnya.
Saat Mark kembali ke tempat Haechan, Haechan sudah tertidur pulas."Maafin Mark, Chaniee.."
"Coba aja kalau tadi Mark nggak tancap gas gitu, kayaknya Haechan ga bakal jadi begini" ucap Mark sambil memegang tangan Haechan dan mengelus pucuk kepalanya lembut."Sweet Dream, Chaniee" ucap Mark lalu tertidur di samping Haechan sambil menggenggam tangannya.
( ꈍᴗꈍ)
"Gara-gara itu semalam gue jadi harus nginap di rumah Mark. Terus paginya dia maksa mau anterin gue ke sekolah, mana pake papah gue lagi." jelas Haechan, pipinya memerah saat mengingat kembali kejadian semalam.
"Oii~ Itu pipi kenapa Chan." goda Jaemin
"Apaan sih, gue gak suka sama Mark" jawab Haechan sambil memalingkan wajahnya.
"Gue gak bilang loh Chan, jangan-jangan lo beneran.. Aww!! oii oii sakit Chan!!"
Ucapan Jaemin terjeda karena Haechan tiba-tiba mencubit pahanya dengan kuat.
"Rasain tuh!" ucap Haechan kesal lalu pergi meninggalkan Jaemin
"Lo gak bisa bohongin gue, Chan." kekeh Jaemin sambil mengusap hasil cubitan Haechan.
(≧▽≦)
Ayoo vote,komen sama share yuhuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Nonsense | MarkHyuck
Romance"Bagaimana jika semua janjimu hanyalah kebohongan yang menyiksaku?" • • • • Enjoy reading <3