twelveth

105 5 1
                                    

Setelah mereka berdua puas menghabiskan waktu di pantai. Mark memutuskan untuk mengajak Haechan pulang karena sudah hampir larut malam.

"Chaniee, sini!." teriak Mark dari ujung.

"Iya!!" Haechan yang tadinya sedang bermain pasir dengan semangat berlari menyusul Mark.

"Ayoo kita pulang"

Haechan mengangguk.

"Tapi Mark hyung..."

Mark menoleh ke Haechan.

"Kaki Haechan kotor kena pasir semua." Haechan nyengir sambil menunjukkan kakinya yang ditutupi oleh butiran pasir.

"Nah itu sih siapa suruh ngeyel, disuruh pakai sepatu malah dibuang sepatunya." omel Mark.

Haechan mengerucutkan bibirnya.

"Udah bibirnya jangan digituin, nanti Mark ga tahan."

"Ga tahan ap--"

"Ehh!" Haechan terkejut karena Mark tiba-tiba menggendongnya.

"Haechan kok digendong?!"

"Loh tapi kata Chaniee kakinya kotor."

"Tapi kan Haechan ga suruh Mark gendo--."

"Udah diemm" Mark menempelkan jari telunjuknya di depan bibir lembut Haechan. Dia langsung membawa Haechan ke parkiran.

Sesampainya di parkiran, Mark menurunkan Haechan dari gendongannya dan mendudukan Haechan di jok motornya.

Mark kemudian jongkok di depan Haechan dan mengeluarkan sebuah botol air mineral.

"Mark hyung, mau ngapain?"

"Mau bersihin kaki Chaniee."

Haechan ngebug sebentar.

Saat Mark hendak menyiram kaki Haechan.

"Ehh! Gausah Mark hyung. Sini Haechan bersihin sendiri aja." Haechan menghentikan tangan Mark.

Haechan turun dari jok motor.

Belum sampai 5 detik, Mark berdiri lalu mengangkat tubuh Haechan yang ringan itu kembali ke atas jok motor.

"Ehh! kok diangkat lagi. Haechan aja bersihin sendiri."

Haechan turun lagi, lalu mencoba merebut botol air mineral yang ada digenggaman Mark.

Sekali lagi, Mark mengangkat Haechan kembali duduk ke atas jok motor.

"Chaniee duduk manis aja ya."

Haechan menggeleng kuat. Dia kembali mengerucutkan bibirnya.

"Kan Mark udah bilang, bibirnya jangan digituin, hm?"

Mark memajukan wajahnya.

"Mark hyung ngapain?" Haechan panik.

Semakin dekat.

"Mark hyung! Stop!" perintah Haechan. Kedua pipinya mulai memerah.

Mark mengangkat sebelah bibirnya.

Mark kembali jongkok di depan Haechan. Dengan telaten, dia membersihkan kaki Haechan.

"Dah selesai" Mark berdiri.

"Ma-akasih, Mark hyung." ucap Haechan tanpa melihat Mark.

"Kalau ngomong liat Mark dong, Chaniee."

Wajah Haechan masih memerah. Dia tidak berani menunjukkannya.

"Haechan malu yaa.." goda Mark.

"Idihh, nggak."

Nonsense | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang