twenty-two

122 10 1
                                    


*Ayo jangan lupa votement! Biar makin semangat membara~*💚

"Chan! ayolah!" Teriak Jaemin kesal.

Haechan menutup kedua telinganya.

"Mau berapa lama lo tidur? Mau tidur selamanya? Gue doain nih."

"Heh mulut Nana ngasal. Entaran lah, Haechan masih ngantuk."

Haechan membalikkan badannya, mengusir Jaemin keluar agar tidak menggangu tidurnya.

Jaemin tidak tahan, dia menghirup napas kasar.

Jaemin lalu melompat ke atas kasur, melompat-lompat, sesekali menggoyang tubuh Haechan sekuat dan sekencang mungkin.

"Nana! Stop!" perintah Haechan.

"Roboh woy! roboh Na!" teriak Haechan panik.

"Ogah, kalo lo nggak bangun sekarang juga, Gue tendang lo sampe ke Korea."

"Ih mau dong kalo gitu."

Jaemin langsung menendang pantat Haechan berkali-kali.

"Mimpi lo!"

"Aduh-aduh sakit Na! Haechan cuman bercanda atuh!"

"Makanya lo cepetan bangun! jangan banyak cingcong! Lo gak liat ini udah jam berapa?"

Haechan mengintip ponselnya.

"Kan acara masih 4 jam lagi, santai aja kek, Na."

"Santai pala lu. Nunggu lo mandi lama. Kek nungguin anjing bertelor."

"Tapi kan Na, bukannya anjing melahirkan bukan bertelor."

"Ya iyalah melahirkan, masa lo percaya anjing bertelor. Capek juga ngomong sama lo. Cepetan bangun!"

"Gak mau, blek."

Haechan kembali membalikkan badannya, memeluk guling empuk miliknya.

"Chan, lo bener-bener nyari masalah ya sama gue."

Tanpa basa-basi, Jaemin langsung menjewer telinga Haechan.

"Cepetan bangun!"

"Eh-eh i-iya, a-aduh sakit sakit ampun Na."

Haechan akhirnya bangun.

"Mandi!"

"I-iya ampun."

Dengan kesadaran yang belum sempurna, Haechan langsung bergegas mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Seperti yang Jaemin katakan, Haechan menghabiskan waktu selama satu jam di dalam kamar mandi.

"Chan, lo mandi apa melahirkan sih, sumpah dah lama banget."

"Mandi dong, Nana."

"Mandi apaan? Sejam lebih."

"Haechan kalo mandi itu bersih, pakai sabun. Gak kek Nana mandi pake air doang terus bauk." ejeknya.

"Jangan ngasal ya lo. Gue mandi pake sabun dan gue juga wangi."

"Wanginya karena pake parfum sekilo kan." ejeknya lagi sambil menjulurkan lidahnya.

Jaemin merasa kesal. Dia melempar bantal dengan kasar tepat di wajah Haechan.

"A-aduh!"

"Rasain tuh wangi!"

"Udah sekarang lo ganti baju lo."

Haechan mengangguk. Tak butuh waktu lama untuk Haechan mengganti bajunya.

Nonsense | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang