nineteenth

97 5 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat.

Lebih cepat dari yang Haechan sendiri bayangkan.

Haechan menutup ponselnya. Tidak ada hal yang menarik di ponselnya akhir-akhir ini.

Membosankan.

Haechan lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tubuh terlentang.

Menatap langit-langit rumahnya.

Sesekali dia menghela nafas.

"Mark hyung..." panggil Haechan pelan.

Oh iya ngomong-ngomong Haechan lagi nginap di apartemen Mark.

Mark menoleh ke arah kasur.

"Ada apa, hm?"

"Sini dulu sebentar..."

Mark langsung beranjak berdiri, meninggalkan meja belajarnya.

Ngomong-ngomong Mark sendiri sudah duduk di meja belajar itu hampir 5 jam nonstop.

Ga encok apa ya?

Mark lalu menghampiri Haechan yang sedang tiduran di atas kasur.

Haechan menggeser tubuhnya sedikit, memberi ruang untuk Mark ikut merebahkan dirinya.

"Chaniee kenapa?"

Mark mengusap pucuk kepala Haechan lembut lalu mengecupnya singkat.

"Engg... pengen peluk." ucap Haechan manja, menatap kedua mata Mark dengan puppy eyes-nya.

Mark tersenyum gemas.

"Sini deketan." Mark membentangkan kedua tangannya selebar mungkin.

Tentu saja Mark mengizinkannya.

Haechan langsung masuk ke dalam dekapan Mark.

Menyembunyikan wajah manisnya di bidang dada Mark yang lebar.

Mark merasa bajunya sedikit basah.

Air mata Haechan tanpa sadar mengalir keluar.

"Hiks...hiks..."

Isakan tangisnya membuat Mark sedikit terkejut.

Mark melonggarkan pelukannya, memegang kedua pipi Haechan yang sudah dibasahi air mata.

"Chaniee kenapa? Kok tiba-tiba nangis?"

Haechan kembali menyembunyikan wajah di bidang dada lebar milik Mark.

Isakannya semakin terdengar kuat.

"Chaniee kenapa? Lagi ada masalah ya?"

Haechan tidak menjawab.

"Chaniee boleh kok cerita sama Mark. Mark bakalan selalu dengerin keluh kesa Chaniee." ucap Mark sambil menepuk pundak Haechan pelan.

Untuk sesaat, Mark membiarkan posisi Haechan memeluknya.

Memberi Haechan waktu sepuasnya untuk menangis hingga dirinya merasa cukup tenang untuk berbicara.

"Gimana udah enakan?"

Mark menyodorkan segelas air putih ke Haechan.

Haechan mengangguk pelan mengiyakan.

Menerima segelas air putih yang dibawakan Mark dari bawah dapur untuknya.

"Aduduh~ Cantiknya Mark kok nangis sih. Nanti cantiknya ilang tau."

Mark menghapus sisa air mata di pipi Haechan.

"Ih Mark hyung apaan sih..." ucap Haechan malu-malu.

Nonsense | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang