Alarm yang berdering keras membuat Haechan terbangun dari tidurnya.
Haechan menoleh, mendapati Mark yang tertidur pulas sambil memeluknya.
Haechan membalikkan tubuhnya menghadap wajah Mark.
Mengelus pipi mulus Mark tanpa sedikit bekas jerawat pun di atasnya.
Haechan iri.
"Mark ganteng banget sih." gumamnya sambil terkekeh.
Melihat bibir Mark yang terluka membuatnya teringat kejadian semalam.
•
Hump!
Haechan tersentak kaget saat Mark tiba-tiba menciumnya.
Mata Haechan melotot. Pupilnya membesar.
Ciuman yang Mark berikan kali ini benar-benar berbeda.
Bukan hanya sekedar kecupan seperti biasanya yang hanya sekedar menempelkan bibir di atas bibir lawannya. Intinya lebih intens dari biasanya.
Haechan berusaha menolak sedangkan Mark terlihat berusaha mendominasi seluruh mulut Haechan.
Mark perlahan menarik pinggang Haechan mendekat dan memperkuat ciuman keduanya.
Haechan panik. Dia berusaha untuk melepaskan ciuman Mark yang mendominasi, tetapi dirinya terlalu lemah.
Haechan masih terus berusaha memberontak.
Bisa gawat jika dirinya ikut terjerumus kedalam situasi ciuman intens ini.
Setelah mencoba beberapa cara mulai dari memukul, mendorong dan mencoba melepaskan rangkulan pinggangnya.
Akhirnya Haechan memutuskan untuk mengigit bibir Mark.
Pada saat bersamaan Mark langsung melepaskan ciumannya dan meringis sedikit kesakitan.
"Chaniee, kok bibir Mark digigit sih!" rengeknya.
Haechan yang masih shock melihat bibir Mark yang mulai berdarah.
Dia beranjak berdiri dari kasur dan mengambil selembar tisu.
Mark sendiri tidak sadar bibirnya berdarah.
"Nah, bersihin itu darahnya."
"Darah apa?" tanya Mark.
Haechan menekan luka gigitan di bibir Mark.
"Duh sakit!" Mark meringis.
Haechan menyodorkan selembar tisu itu kepada Mark tetapi Mark tidak mau mengambilnya.
"Mark hyung, ini ambil."
Mark menggeleng kuat.
"Mark hyung."
"Chaniee yang bersihin, kan Chaniee yang buat bibir Mark jadi gini."
Mark membuang pandangannya.
Haechan berdecak pelan.
Jadi ceritanya ngambek?
"Dih! Udah main nyosor duluan sampai gue gak bisa napas malah ngambek." batin Haechan.
Haechan menarik lengan Mark mendekat.
"Kepalanya diam ya kalau mau Haechan obatin."
Akhirnya Haechan mengalah dan membersihkan darah yang ada di bibir Mark lalu mengobatinya.
"Udwah selesai. Yok tidur, Hwaechan ngantwuk." ucapnya sambil menguap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nonsense | MarkHyuck
Romance"Bagaimana jika semua janjimu hanyalah kebohongan yang menyiksaku?" • • • • Enjoy reading <3