twenty-three

191 12 1
                                    

"Na, ngumpul di kafe yuk!" ajak Haechan tiba-tiba.

"Tumben? Mau ngapain?" tanya Jaemin heran.

"Ada yang mau Haechan bahas." balas Haechan singkat dan cukup meninggalkan rasa penasaran dalam benak Jaemin.

"Gue ajak Jeno boleh?"

"Oh si buluk, boleh-boleh." Haechan mengangguk mengizinkan.

"Udah berapa kali gue bilang, Jeno gak buluk. Lo yang buluk Chan." balas Jaemin tak terima pacar kesayangannya dibilang begitu.

Sejujurnya, semakin hari tingkat kebucinan seorang Jaemin semakin parah.

"Yaudah iya ah bucin."

"Dih, ngaca ya lo!"

Haechan menjulurkan lidahnya  bermaksud mengejek Jaemin.

Jaemin yang mulai murka, sudah mengancang-ancang aksinya untuk menjambak rambut Haechan.

Dengan sigap, Haechan berlari keluar dengan panik, meninggalkan kelas.

"Tolong seseorang~ ada setan bucin ngejar Haechan!!" teriak Haechan dengan nadanya yang dibuat-buat agar Jaemin semakin kesal.

"Chan! sini lo kalo berani!!" Jaemin berlari sekencang mungkin, berusaha menyejajarkan langkah Haechan.

"Duh Nana lamban banget sih!" ejeknya lagi sambil menoleh ke belakang dan kembali menjulurkan lidahnya.

"Sialan lo!" Teriak Jaemin emosi.

Karena terlalu fokus mengejek Jaemin, Haechan tidak sengaja-

"Nana lamban~, Nana lam- Aaaa!!" pekik Haechan keras saat tubuh mungilnya tidak sengaja menghantam kuat tubuh seseorang dihapannya yang menurutnya lebih tinggi.

Sialnya, orang yang ditabrak Haechan kehilangan keseimbangan akibat tabrakan tubuh Haechan yang mirip kekuatan kingkong dan berakhir tubuh Haechan terjatuh menimpa tubuh bagian atas orang itu.

"Aduh!!" pekik Haechan pelan.

Haechan membuka matanya panik, dia menempuk-nepuk bekas timpahannya di tubuh orang itu dan hendak berdiri.

"Anu...Haechan minta maaf. Haechan gak senga-
Seketika permintaan maaf Haechan terpotong.

Mata Haechan membulat ketika mendapati siapa orang yang ditabraknya.

Haechan kenal orang itu. Ya, Jisung Park.

"Lah, lo si brengsek itu?!! Minggir lo!" Haechan bergidik ngeri. Dia segera beranjak berdiri dan ingin pergi dari hadapan Jisung.

Mengingat kejadian dua hari yang lalu, membuat Haechan benar-benar membenci orang ini.

Sial sekali Haechan harus bertemu Jisung kembali.

Padahal sebelum mengenal Jisung, Haechan tidak pernah melihat makhluk satu ini di sekolahnya.

"Eits, tunggu dulu dong." Jisung mencegah kaki Haechan yang hendak melangkah.

Jangan bingung, posisi Jisung masih tiduran di lantai.

"Ih, Lepasin tangan lo! Jangan pegang-pegang kaki gue!" perintah Haechan tegas.

"Ya setidaknya bantuin gue berdiri kek. Mana lo yang udah nabrak gue."

Jisung melepaskan tangannya dan segera bangkit dari lantai.

Melihat ada kesempatan untuk dirinya kabur, Haechan baru saja hendak melangkahkan kakinya tetapi lagi-lagi berhasil dicegah oleh Jisung.

"Mau kemana hm?" Jisung menggenggam lengan Haechan.

Nonsense | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang