Ting...tong
Bel apartemen milik Mark terus berbunyi. Haechan yang tadinya masih tidur, tentunya terbangun karena merasa terusik dengan bunyi bel. Seolah-olah bel itu ditekan terus menerus, tiada hentinya.
"Eng... siapa sih pagi-pagi begini." gumam Haechan.
Haechan mengucek matanya pelan, niatnya untuk membuka mata tetapi tanpa sadar matanya tertutup dan dia tertidur kembali.
TING...TONG!
Haechan tersentak. Untung saja Mark tidak terbangun karena hentakan kuat tubuh Haechan.
"Duh...siapa sih? Gue doain jarinya ntar kesemutan." gerutu Haechan sedikit sebal.
Dengan hati-hati Haechan melepaskan tangan Mark yang sepanjang malam tadi melingkari tubuhnya.
Haechan membasuh wajahnya sebentar, lalu turun ke bawah untuk memeriksa siapa yang datang ke apartemen Mark.
Jika bisa, ingin sekali Haechan melempar kursi ke orang tersebut.
"Sabar, Haechan anak sabar."
Sesampainya di ruang tamu, bunyi bel masih terus berbunyi. Haechan bergegas mendekati pintu depan dan membukanya.
"Si-
Haechan membulatkan matanya terkejut melihat tamu dihadapannya.
Sebaliknya, tamu yang mendapati Haechan membuka pintu pun, ikut terkejut bukan main.
"Eoh? Nana? Jeno? Renjun? Chenle? Kalian ngapain ke si-
Belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya, Jaemin segera membalikkan badan dan pergi, tepatnya menghindar. Langkahnya terlihat tergesa-gesa.
"Gue nyusul Jaemin dulu." ucap Jeno
refleks ikut berbalik badan, menyusul Jaemin dan meninggalkan Renjun dengan Chenle, berdua.Haechan menatap kedua laki-laki didepannya dengan bingung.
Baru saja Haechan hendak membuka mulut, Chenle tersenyum canggung lalu ikut meninggalkan tempatnya.
Renjun melotot, dia ditinggal sendiri. Dia menggerutu dalam hati karena kesal, namun sebisa mungkin dia mengontrol dirinya.
"Renjun, ada apa kalian pagi-pagi datang ke apartemen Mark hyung?"
"Oh, cuman mau ketemu Mark."
"Terus itu kenapa semua pada pergi?" tanya Haechan sedikit bingung.
"Apa karena ngeliat gue ya..." gumam Haechan pelan, sedikit menunduk dalam.
"Gak usah mikir aneh-aneh. Mungkin, pada kaget karna lo ada di apartemen Mark. Gue ikut pamit ya." balas Renjun dingin.
"Loh, tapi tadi katanya..."
"Gak jadi."
"Ih gak jelas! tapi sebenarnya pada datang mau ngapain ya?"
•
"Mark hyung. " panggil Haechan pelan sembari memainkan jemari mungilnya.
Yang dipanggil pun segera menoleh.
"Kenapa?" balas Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Mark menghampiri Haechan yang sedang duduk di atas kasur dalam kondisi rambutnya yang masih basah.
"Chaniee, kenapa?" tanya Mark sembari mengelus pipi gembul Haechan.
"Ih, itu rambut Mark hyung keringin dulu sana, jangan deket-deket Haechan dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Nonsense | MarkHyuck
Romance"Bagaimana jika semua janjimu hanyalah kebohongan yang menyiksaku?" • • • • Enjoy reading <3