Bagian 3: Dunia Illusi

46 7 1
                                    

Semua Lokawigna baru berkumpul di ruang utama gedung Universitas, dan Lokawigna senior masuk ke kelasnya masing-masing. Saat di ruang utama gedung Universitas, semua Lokawigna baru merasa heran, karena tidak ada siapapun pengurus yang akan meng-komando. Tidak lama setelah itu, ruang utama gedung tersebut berubah menjadi ruang audotorium.

Perubahan ini merupakan illusi optik dan pikiran, di mana mata dan pikiran kita seakan dipermainkan. Konsep illusi ini adalah hasil dari penggabungan cahaya, tata ruang, warna, dan suara. Dalam praktik kehidupan, kita secara umum cenderung memisahkan antara 'kehidupan' dunia dan 'kehidupan' pikiran kita. Kita sejak lama telah mendisposisikan diri bahwa antara dunia dan pikiran sebagai dua entitas yang terpisah satu sama lain, seperti berdiri sendiri dan independen.

Ryu sedikit mengeluh dan berbicara dalam hati dengan kebingungannya.

"Ini dunia yang sedang sibuk, atau pikiran ku sendiri, ya?"

Ruangan tersebut telah menjadi ruang audotorium, ini merupakan teknologi tingkat lanjut. Semua Lokawigna dipersilahkan untuk duduk secara lesehan. Satu orang pengurus datang di depan para Lokawigna baru. Pengurus tersebut memulai pembicaraannya.

"Ya, seperti yang kalian lihat dan rasakan sebelumnya. Perubahan ruang ini merupakan illusi optik dan pikiran. Konsep ini bertujuan untuk meminimalisir pemakaian ruang, di mana kita akan memakan banyak ruang dalam kegiatan-kegiatan Lokawigna nanti. Ini adalah konsep yang sama dengan dunia ini. Dunia yang kalian lihat sekarang merupakan illusi bagi kalian, karena kalian tidak pernah tau apa yang terjadi di belakang layar dan apa yang di setting oleh para 'elite'." Pengurus tersebut langsung membicarakan sesuatu yang berat.

"Sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya adalah Togwa, saya merupakan wakil Rektor di Universitas ini. Menggantikan Rektor yang sekarang sedang ada urusan penting." Lanjut pengurus tersebut yang ternyata wakil Rektor Universitas bernama Togwa.

Ada satu hal lagi yang menarik di sini. Wakil Rektor yang berbicara itu tidak menggunakan pengeras suara atau Microphone sama sekali, tetapi suaranya seperti memakai pengeras suara.

Hal tersebut merupakan pengeras suara di kulit manusia, melalui teknologi terbaru sensor Internet of Things, yang dipakai dalam perangkat perawatan kesehatan. Wujudnya super tipis karena menggunakan teknologi nanomembran hibtrathin, transparan, dan konduktif hibrida dengan ketebalan nano, yang terdiri dari susunan nanowire perak orthogonal yang tertanam dalam matriks polimer. Tim Lokawigna ini mendemonstrasikan teknologi nanomembran dengan membuatnya menjadi sebuah pengeras suara yang dapat menempel pada hampir semua benda. Walaupun nanomembran ini sangat mudah robek dan tidak menunjukkan konduksivitas listrik. Namun hal ini dipastikan tidak menjadi sebuah permasalahan dikarenakan tim Lokawigna sudah menanamkan jaringan nanowire perak dalam nanomembran yang berbasis polimer. Hal ini yang menyebabkan kemungkinan pada demonstrasi loudspeaker dan mikrofon yang bisa diletakan pada kulit.

Wakil Rektor Togwa melanjutkan pembicaraannya.

"Saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada kalian semua para korban dunia illusi, maaf, maksud saya para Lokawigna baru. Universitas ini memang universitas peringkat bawah, karena kami belum melahirkan mahasiswa yang menciptakan atau berkontribusi kepada dunia. Tetapi, harapan kami semoga Lokawigna baru tahun ini bisa menciptakan sesuatu atau berkontribusi kepada dunia, tidak, lebih dari itu, yang membawa perubahan kepada dunia yang fana ini." Lanjut pak Togwa.

Universitas Lokawigna dunia membuat peringkat yang dinilai dari kontribusi mahasiswa dari Universitas tersebut. UL Adorasi sendiri pernah melahirkan Lokawigna yang berkontribusi terhadap dunia, tetapi itu sudah lama dan hanya sekali, itulah mengapa UL Adorasi menduduki peringkat 18. Sedangkan UL yang menduduki peringkat 20 tidak pernah melahirkan Lokawigna yang berkontribusi terhadap dunia sejak berdirinya.

Pembicaraan Wakil Rektor Togwa telah usai. Lanjut pembicaraan oleh pembina Lokawigna UL Adorasi.

"Sebelumnya terimakasih telah memberikan saya kesempatan untuk berbicara. Nama saya adalah Rivi, saya adalah pembina Lokawigna di Universitas ini. Ya, saya memiliki kemampuan Brain Control, jadi, jangan main-main ya, hehe. Saya ingin membacakan peraturan yang ada di UL Adorasi ini, sekaligus memperkenalkan kepada kalian para Dosen, Rektor, Lokawigna berprestasi, dan sebagainya."

Pembicaraan pembina Rivi berlangsung panjang. Setelah usai, para Lokawigna baru di arahkan untuk adabtasi lingkungan Universitas. Di sini terjadi hal yang menarik.

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang