*Musik Classic diputar*
Hari Selasa. Siang itu, hujan rintik kecil tetapi turun sedikit deras. Di ruang tamu, duduklah seorang anak bernama Ryu dan ibunya. Ryu adalah anak yang manja sekaligus periang. Walaupun dia merupakan generasi Lokawigna, tetapi Ryu dan ibunya masih belum yakin akan menjurus ke mana kemampuan Ryu ini.
Saat itu, Ryu berbincang-bincang sedikit tentang ayahnya kepada sang ibu sambil menikmati Soto yang hangat.
"Mah, ayah itu Lokawigna yang kuat, ya?" tanya Ryu kepada ibu.
"Tidak, Ryu. Ayah tidak kuat, tetapi semua orang kuat kenal ayah." jawab sang ibu.
"Loh, kenapa seperti itu, mah? oh, mungkin ayah bisa melakukan brain control ke orang-orang ya, mah? wah pasti ayah dari jurusan Psychology yang berprestasi!" Ryu bertanya sekaligus menyimpulkan dengan nada yang begitu gembira dan sangat percaya diri.
"Tidak, Ryu. Di zaman ayah dulu, tidak ada jurusan yang di kotak-kotakkan seperti sekarang. Daripada membahas soal itu, lebih baik membahas kelanjutan dari pendidikan kamu. jadi mau masuk Universitas mana, Ryu?" sang ibu berusaha mengalihkan pembahasan sekaligus memastikan Ryu untuk masuk Universitas mana yang menjadi kelanjutan dari pendidikan Ryu, tetapi masih dengan nada yang lembut dan sambil tersenyum.
"Yah, mah. Lagi-lagi membahas pendidikan. Kenapa sih setiap membahas tentang ayah, mamah tidak pernah menceritakan secara detail?" Ryu berbicara sambil cemberut.
"Ryu, saat ini ada hal yang lebih penting untuk dibahas daripada membicarakan ayah, di mana belum waktunya mamah menceritakan ayah kepada kamu." sang ibu menjawab masih dengan nada lembut dan senyuman.
"Kalau memang belum waktunya, untuk apa Ryu melanjutkan pembicaraan ini, sama aja buang-buang waktu, kan? karena kan belum waktunya. Yaudah, Ryu balik ke kamar aja." Ryu berbicara dengan semakin cemberut, lalu bergegas pergi ke kamarnya setelah menghabiskan Soto.
Ryu adalah anak yatim, ayah Ryu diketahui mati dibunuh oleh orang misterius 15 tahun yang lalu di teritorial musuh. saat ini, hanya informasi tersebut yang diketahui oleh Ryu.
Di dalam kamarnya, Ryu diam-diam searching mengenai Universitas yang akan dia pilih di internet. Dia sudah berniat masuk UL Adorasi. UL adalah singkatan dari Universitas Lokawigna. UL Adorasi adalah Universitas khusus Lokawigna yang masih terbilang kurang bagus, karena menduduki peringkat ke-18 dari 20 Universitas Lokawigna di dunia. Tetapi, hanya UL Adorasi ini yang paling dekat dengan tempat tinggal Ryu, walaupun jaraknya 15 Kilometer dari rumahnya.
Ryu tidak bisa mengambil Universitas Lokawigna yang secara peringkat 10 besar di dunia, karena nilainya yang kurang dan kemampuannya yang masih diambang kebingungan. Karena itu, Ryu memantapkan diri untuk mengambil UL Adorasi.
Waktu sudah sore, saat itu hujan pun sudah reda. Ryu ke luar kamar untuk berbicara kepada ibu perihal kelanjutan pendidikannya.
"Mah! Ryu udah memastikan, untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Lokawigna Adorasi. Mamah setuju, nggak? atau ada saran lain?" Ryu bertanya.
"Mendengar Ryu sudah memastikan mau melanjutkan pendidikan ke mana saja mamah udah senang mendengarnya. Mamah setuju, kok. Tidak peduli bagus atau tidak Universitas itu, kalau kamu punya keinginan atau tujuan tersendiri dan berusaha sekuat tenaga dan pikiran, di mana pun kamu berada pasti akan bisa mewujudkannya. Lagi pula, UL yang terdekat dari rumah kita hanya UL Adorasi, kan? kalau jauh-jauh juga sejujurnya mamah khawatir sama kamu." Jawab sang ibu sambil mencuci piring.
"Eeee, anu, mah. soal jurusan, melihat keadaan Ryu yang sekarang, cuma jurusan Umum yang bisa Ryu ambil, kan. Menurut mamah kemampuan Ryu yang sebenarnya itu seperti apa sih? dan lebih cocok masuk jurusan mana?" tanya Ryu dengan wajah yang sedih dan kebingungan.
"Ryu, dulu kamu pernah berbicara dengan mamah tentang sebab-akibat. Kamu berkata semua yang terjadi karena untuk sebuah sebab. Bahwa segala sesuatu terjadi karena adanya suatu sebab, dan sebab tersebut adalah hasil dari sebab-sebab yang telah terjadi sebelumnya. Dilihat dari perkataan kamu itu, bagaimana kalau mamah menyimpulkan kamu memiliki kemampuan untuk merubah takdir? mungkin." jawab sang ibu dengan nada sedikit bercanda tetapi serius.
"Mamah ini bagaimana. Memang betul aku pernah berbicara soal itu, tetapi bukan berarti aku punya kekuatan untuk merubah takdir, mah. Kalau betul seperti itu, aku jadi Lokawigna terkuat, dong." jawab Ryu dengan nada bercanda juga.
"Ryu, Agen Lokawigna saat kamu tes SMP dulu berbicara kepada mamah, bahwa kamu memiliki kemampuan analisis yang bagus. Secara dasar sih kamu mungkin cocok masuk jurusan Psychology untuk mencapai analisis mutlak kamu. tetapi, ada suatu kejadian yang membuat mamah berpikir kamu memiliki kemampuan merubah takdir." ucap ibu.
"Ingat waktu kamu hampir tertabrak truk bermuatan sapi saat masih SMP dulu? seharusnya, saat itu kamu sudah mati. Tetapi, ada hal di luar nalar yang membuat kamu selamat dari kejadian itu." lanjut sang ibu.
"Mah, saat itu aku selamat karena aku selamat. bukan karena aku bisa merubah takdir." bantah Ryu sambil kebingungan.
"Itu lah, Ryu. Kamu yang mengatakan sendiri bahwa semua kejadian di kehidupan ini ada sebab-akibatnya. Dan kamu menyelamatkan diri kamu sendiri dengan merubah sebabnya menjadi akibat yang membuat kamu selamat." jawab sang ibu.
"Kenapa sih semua orang termasuk mamah selalu mengatakan hal yang sulit dimengerti dan menyebalkan." Ryu berkata sambil berpose kebingungan.
"Sebenernya, masih banyak yang ingin mamah jelasin ke kamu, tetapi karena kamu sudah merasa bingung, saran mamah untuk mengambil jurusan umum saja, biar diri kamu sendiri yang akan menemukan jawaban dari semuanya." ujar sang ibu dengan pasrah.
"Baik, mah. Kalau begitu, Ryu janji akan buktiin ke mamah kalau Ryu adalah Lokawigna yang kuat dan sukses, dan akan mengubah ketidak-seimbangan dunia ini menjadi dunia yang cinta damai!" seru Ryu dengan semangat tiba-tiba.
"Selagi kamu berusaha, mamah terus dukung. tapi ingat, kausalitas." jawab sang ibu
"Ay yay Kapten!" seru Ryu masih dengan semangatnya.
Akhirnya, minggu-minggu ini Ryu sibuk menyiapkan berkas-berkas untuk kelanjutan pendidikannya di UL Adorasi, dan menggali-gali lagi perihal kemampuan yang sebenarnya dari Ryu. Saat itu, Ryu sedikit bersemangat ketika ibunya berkata bahwa Ryu mempunyai kekuatan merubah takdir, walaupun hal tersebut masih sebuah hipotesis belaka.
Sebenarnya, konsep kemampuan merubah takdir ini sederhana. Ryu merubah sebab menjadi akibat yang dia inginkan, hal yang sebenarnya bisa dilakukan oleh semua orang. Tetapi, karena Ryu memiliki kemampuan analisis yang bagus juga, kemampuan ini menjadi terlihat berbeda dari yang orang lain bisa lakukan. Tentu saja, hal tersebut masih belum cukup untuk menjelaskan semua kekuatan mengubah takdir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Towards Absolute
Science FictionBecome a Utopian World? Manusia memasuki evolusi tingkat lanjut dalam perkembangan otaknya. Di dunia ini, setengah dari populasi manusia di bumi memiliki beragam kekuatan atau keahlian yang dihasilkan dari perkembangan otaknya. Manusia itu disebut "...