Bagian 28: Sebuah Laskar

11 2 6
                                    

Jompa, berdiri di depan Televisi dengan mengepal tangan. Ia telah melihat beritanya, berita pembunuhan istri Rui.

Awalnya, Jompa belum mengetahui bahwa istri dari Rui adalah ibunya Ryu. Tetapi, ia menjadi tahu karena mendapatkan pesan singkat melalui Handphone-nya dari Lian.

"Aku mengetahuinya. Kasus pembunuhan istri dari Lokawigna Rui. Rui dan istrinya adalah orang tua Ryu".

Lian berada di lokasi kejadian. Ketika ia hendak mengirim paket di daerah sekitar rumah Ryu, Lian penasaran dengan kerumunan di rumah Ryu. Dari sanalah ia mengetahuinya.

***

Pada saat hari kejadian pembunuhan ibu Ryu. Mereka semua (teman-teman Ryu) bahkan juga dengan Melyn menghampiri Ryu ke rumahnya, karena mendapatkan kabar dari Lian. Tetapi, karena pada saat itu diketahui Ryu yang sedang tertidur pulas di kamarnya, mereka semua tidak ingin mengganggu dan mengurungkan niat mereka untuk menemui Ryu.

Mereka semua mengirim pesan ke Handphone Ryu untuk turut berduka cita. Tetapi, karena semenjak kejadian pembunuhan ibunya, Ryu belum pernah lagi mengecek Hanphone-nya. Maka, pesan mereka sampai saat ini belum dibaca oleh Ryu.

Khawatir dengan keadaan Ryu yang tidak ada kabar ataupun informasi. Jompa, Brisia, Freya, Lian dan Melyn mengadakan sebuah pertemuan langsung untuk membahas kasus tersebut serta untuk merencanakan bagaimana Ryu ke depannya.

***

Hari itu, hari yang sama di mana Ryu berbincang dengan kakek penasihat. Di lain tempat, Jompa, Brisia, Freya, Lian dan juga Melyn mengadakan sebuah pertemuan di kediaman Grunge (Wakil Ketua Archon Organon), juga tidak ketinggalan kehadiran Stefano sebagai ketuanya dan Grunge sebagai si tuan rumah.

Mereka membahas tentang kasus pembunuhan ibunya Ryu dan Wakil Rektor Togwa sebagai satu kesatuan kasus dengan pelaku yang sama tetapi motif yang berbeda.

Dengan berbekal pengetahuan, Melyn berkata:

"Kami telah jauh menyelidiki kasus pembunuhan Wakil Rektor Togwa. Sampai saat ini, kami mendapatkan barang bukti berupa memo-card, senjata laras panjang yang tertinggal, jejak sepatu, dan juga chip yang ditanam dalam tubuh robot AI milik Zu. Walaupun pelaku sangat piawai karena tidak ditemukan sidik jari satu pun. Tetapi, Kami mengetahui bahwa pelaku memberikan sebuah informasi yang memang harus dipecahkan terlebih dahulu untuk memancing negosiasi dengan seseorang yang mereka incar. Setidaknya, jejak sepatu yang kami dapatkan bisa menjelaskan bahwa pelaku menggunakan sepatu dengan model yang sangat baru yang bahkan belum disebar luaskan di negara ini. Dari situ, kita sepakat bahwa pelaku merupakan orang penting yang bergerak di dunia bawah, karena di dunia bawah lah, segala bentuk informasi, produk, dan embel-embel lainnya lebih dulu tersebar daripada di dunia masyarakat kita saat ini".

Lalu, Brisia pun juga angkat bicara atas dasar pengetahuan mengenai kasus pembunuhan ibunya Ryu.

"Adalah hal yang sama dalam kasus istri Rui. Ketika hendak menemui Ryu ke rumahnya, aku melihat sebuah jejak sepatu yang sama di rumput halaman depan rumah Ryu yang lolos dari penyelidikan polisi. Untuk kelebihan barang bukti yang lain, sudah pasti telah ditemukan dan diselidiki oleh para polisi. Bahkan polisi pun sepakat bahwa pelaku kasus pembunuhan Togwa dan istri Rui adalah orang yang sama atau campur tangan yang sama".

Lantas, Freya menyambar dengan pose duduk sembari melipat tangan dan kaki yang menyilang.

"Lalu, bagaimana dengan chip yang ada di tubuh robot AI milik Zu? mengapa harus robot milik Zu?"

Stefano menjawab pertanyaan Freya.

"Tentu sebagai sebuah radar mata-mata di UL Adorasi. Lebih mudah untuk menanamkan chip pada robot dibandingkan manusia. Dari sana, didapati kesimpulan bahwa, mereka mengincar Ryu".

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang