Bagian 33: Depersonalisasi

16 0 0
                                    

Ryu teronggok lelah.

Setelah berseteru dengan Ripper dan menyompong Selena sejauh beberapa kaki, Ryu menemui titik letihnya. Agaknya, ia tak kuat lagi meneruskan perjalanannya.

"Beristirahatlah dulu, Ryu. Aku sudah tidak apa-apa." ucap Selena.

Senyatanya, stasiun sudah dekat. Tetapi, mau bagaimana, Ryu sudah tidak kuat lagi.

Dituntunlah Ryu ke pesisir jalan oleh Selena, hendak mangkir untuk rebah belakang.

Di bawah pohon yang teduh, terdapat kursi panjang dengan garit-garit, mungkin bekas garukan kucing atau gesekan barang orang-orang, entah.

"Maaf Selena, nyatanya tubuhku ada batas juga, ya, hehe." pungkas Ryu.

"Tenang saja, Ryu. Kita sedang tidak terburu-buru, kan." jawab Selena.

"Ngomong-ngomong, Selena. Kau bilang dirimu adalah seorang Assasin. Tetapi, mengapa kau tidak melawan ketika disandera oleh Ripper?" tanya Ryu penasaran.

"Akan bahaya. Tetapi, tidak begitu juga, kok. Sepertinya aku terlalu kaget saja." jawab Selena lagi.

"Akan bahaya? memangnya kenapa? oiya, aku pun belum melihat pedang yang kau bawa itu." kata Ryu.

"Biasanya, ketika aku melawan, aku bukanlah diriku. Sering kali, banyak juga yang telah mati di tanganku ini. Senjata ini, bukan sebuah pedang murni. Senjata ini merupakan kipas dengan pisau, yang aku beri nama Fan Blades." kata Selena.

"Pisau kipas? maksudmu pisau kipas pengecoran untuk Kapasitas Tungku Pemanas?" tanya Ryu dengan bodohnya.

"Hahaha, bukan yang seperti itu, Ryu. Fan Blades ini kipasnya sebagai proyektil atau senjata jarak dekat sekaligus sebagai sarana untuk melontarkan lawan dalam juggling combo. Lihat! pisaunya sebagai tulang kipas." jelas Selena.

"Ah, keren! ini seperti senjata milik Kitana, ya, karakter dalam game Mortal Kombat." ucap Ryu terperangah.

"Ya, betul! bukan sepertinya, agaknya memang sama, hehe. Memang Kitana itu adalah karakter favoritku, dan senjata ini meniru senjata Kitana. Aku berlatih menggunakannya selama satu tahun, mengorbankan banyak luka." jawab Selena.

"Tunggu, tuturmu, kau bukan dirimu ketika melawan? maksudnya bagaimana?" tanya Ryu lagi masih penasaran dengan topik satunya.

"Ya, aku juga belum begitu paham akan hal ini. Ketika sedang melawan, emosiku mencapai pada taraf penuh kapasitas, yang membawaku pada perubahan pengendalian diri. Ada yang mendiagnosis, bahwa aku memiliki masalah kepribadian Depersonalisasi, keadaan di mana diriku merasa seperti memperhatikan diriku yang sedang melawan tersebut, tetapi, itu benar bukan delusi." jawab Selena.

Depersonalisasi adalah masalah kepribadian yang mempengaruhi cara kita terhubung dengan diri kita sendiri, sehingga merasa terlepas atau terputus dari tubuh dan pikiran kita. Masalah kepribadian ini bisa membuat individu merasa bahwa dirinya tidaklah nyata. Individu yang mengalami masalah ini akan merasa bahwa dirinya berada di luar raga dan sedang mengawasi raganya tersebut, atau merasa seolah ia sedang bermimpi.

Pada kondisi Selena ini, dikaitkan dengan sebab trauma, seperti kekerasan dan lainnya yang dialami atau disaksikan oleh Selena.

"Bukankah itu masalah yang serius? mengapa kau tidak melakukan Psikoterapi atau Hipnosis Klinis ke penggawa Lokawigna Psychology?" ucap Ryu.

"Apa yang akan kau lakukan kepada penyelamat hidupmu, Ryu? Depersonalisasi ini telah menyelamatkan hidupku berkali-kali dari musuh-musuh yang pernah aku lawan. Sebab, hanya dengan pengaktifan Depersonalisasi ini, aku menjadi tidak takut untuk mati dan merasa akan selalu menang. Berbeda dengan kasus Ripper barusan. Depersonalisasi biasanya aktif ketika diriku merasa benar-benar terdesak atau ketika emosiku memasuki taraf penuh kapasitas." jawab Selena lagi.

Dalam hati Ryu berkata.

"Awalnya, aku meragukannya ketika ia menawarkan diri untuk menjadi pengawalku di kota Hugo ini. Tetapi, mendengar yang barusan, agaknya aku benar-benar merasa terkawal."

*Sadar sedari awal dong, Ryu!*

"Jom kita lanjutkan perjalanan! batrai ku sudah penuh." seru Ryu.

***

Di lain tempat.

Sebuah tim yang telah ditetapkan tepat di kediaman Grunge lalu, sudah mulai bekerja.

Alan-Gosling ditempatkan pada sebuah bangunan losmen kecil yang cocok sebagai tempat persembunyian.

Ditemani oleh Jompa, Alan mulai 'memainkan' permainan komputernya.

Sampai suatu ketika, Alan menemukan suatu aktivitas yang tidak biasa dan aneh pada radar lacakan di komputernya. Aktivitas itu seperti sebuah piringan terbang melintasi beberapa daerah menuju pada kota Hugo.

Tentu Alan bingung dan mencoba melacaknya lebih dalam untuk menganalisis. Walaupun mendapatkan sebuah interpretasi bahwa, piringan tersebut merupakan drone berbentuk UFO yang mana adalah sebuah senjata yang bisa menembak. Tetapi, Alan tidak mengerti mengapa objek tersebut menuju kota Hugo.

Seperti yang kita tahu, bahwa tidak ada yang tahu perihal keberadaan Ryu. Maka dari itu, tidak ada yang dapat menyimpulkan di mana Ryu, untuk saat ini.

Alan mengirim Drone miliknya juga untuk mengejar kumpulan piringan tersebut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Ternyata, piringan tersebut adalah milik anak buah Jek, yang bernama V. Sebagai Lokawigna Advanced Computer juga, V mengendalikan Drone UFO-nya dari jauh dan mengetahui posisi Ryu.

Bukan, bukan karena ada mata-mata dari anak buah Jek yang lain ketika kasus kematian Ripper terjadi. Tetapi, Ripper ditanamkan sebuah chip oleh Jek di dalam tubuhnya.

Ternyata, ketika detik-detik kematiannya, Ripper sempat mengaktifkan chip-nya. Chip tersebut menjadi sebuah tanda posisi keberadaan Ripper.

Ketika chip tersebut diaktifkan, maka otomatis kamera yang tertanam dalam tubuh Ripper juga aktif. Kamera tersebut terhubungan pada Jam Tangan milik Jek seperti sebuah Televisi mikro. Dengan kesimpulan, Jek bisa menonton di saat Ripper tertebas oleh Ryu! juga saat Ryu mengubur Ripper, Jek menyaksikan semuanya!

Mengetahui hal demikian, lantas Jek menyuruh V untuk mengirim Drone UFO tersebut untuk mengeksekusi Ryu secara langsung. Walaupun Jek paham, bahwa tidak semudah itu untuk membunuh Ryu. Tetapi, setidaknya, Jek memerintahkan V untuk memberikan rasa sakit semaksimal mungkin untuk Ryu.

Lagi-lagi, aksi penyerangan terjadi di stasiun. Setelah J-03, kini V yang menyerang Ryu menggunakan Drone UFO-nya yang bisa menembakan laser.

Ryu dan Selena masih mengantri pada barisan loket saat itu. Tetapi, Drone UFO V telah sampai dan menyerang Ryu.

Bukan Selena, tetapi Ryu.

.
.
.

Belum sempat menggunakan kemampuannya, Ryu tertembak.

.

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang