Bagian 13: Buku Pertemuan 6: Manusia bebas yang mengikat

15 2 1
                                    

Pagi hari yang cerah, UL Adorasi mengumpulkan para Lokawigna baru di lapangan untuk upacara peresmian Lokawigna baru.

Di pertengahan upacara, Lokawigna baru yang masuk melalui jalur undangan dan jalur prestasi dipanggil ke depan podium, dengan tujuan untuk menjadikan mereka pemimpin kelasnya masing-masing alias ketua kelas.

Saat para Lokawigna yang dipanggil maju, seketika heboh, terdengar suara seruan pelan tetapi berdengung. Para Lokawigna perempuan yang berdiri di samping Ryu berbisik.

"Hei, lihat. Bukankah itu Jek? kalau tidak salah dia satu-satunya Lokawigna baru tahun ini yang masuk melalui jalur undangan."

Salah seorang temannya menjawab.

"Ya, betul. Dengar-dengar di umurnya yang masih muda, ia sudah memiliki anak buah. Tidak hanya itu, dia terlihat sangat soft boy, lucu!"

Saat mendengar percakapan tersebut, Ryu langsung teringat seseorang yang menembakkan laser kejut listrik semalam, karena seseorang itu membicarakan tentang bosnya, ia pikir Jek mungkin bosnya. Tetapi, Ryu tidak terlalu yakin karena kemungkinannya sangat kecil.

Perempuan yang lain juga membicarakan tentang Zu. Lokawigna laki-laki dari jurusan Tehnik yang masuk melalui jalur prestasi. Satu-satunya Lokawigna baru yang memiliki asisten robot AI perempuan yang cantik dan lucu buatannya sendiri.

Lokawigna laki-laki yang berdiri di belakang Ryu justru membicarakan tentang perempuan dari jurusan Kedokteran A, karena pemimpin kelasnya adalah perempuan berwajah cuek tetapi manis. Ryu kaget setelah melihatnya, ternyata perempuan tersebut adalah Freya. Ternyata Freya masuk melalui jalur prestasi. Tetapi, Ryu sangat yakin akan hal itu, ia tahu bahwa Freya adalah orang yang hebat.

Di samping itu, laki-laki lain justru lebih tertarik dengan Lokawigna perempuan bernama Lily. Dia sangat imut dan cantik dengan tubuhnya yang kecil. Tetapi, kemampuannya adalah Brain Control, satu-satunya Lokawigna baru yang memiliki kemampuan tersebut di UL Adorasi.

Di akhir upacara. Salah seorang pembina membicarakan hal yang membingungkan.

"Kalian semua nantinya akan dihadapkan di medan yang sangat keras. Maka dari itu, lakukan yang terbaik di sini, untuk mendapatkan yang baik juga di sana."

Entah apa maksudnya, itu sangat membingungkan, perkataan tersebut seperti mengisyaratkan bahwa semua Lokawigna hanya dijadikan alat untuk perang, dan Ryu berpikir seperti itu.

Upacara telah usai, semua Lokawigna masuk ke kelasnya masing-masing.

Hari itu, Ryu sangat kesepian, ia tidak mengobrol sama sekali dengan Jompa karena kejadian kemarin. Jompa merasa malu kepada Ryu, tetapi justru Ryu juga merasa tidak enak kepadanya. Ryu tidak terlalu berpengalaman dalam memperbaiki pertemanan. Tetapi, Ryu berniat untuk memperbaiki semuanya, ia akan mulai dari Freya yang menurutnya sulit terlebih dahulu.

Bel pulang berbunyi, Ryu langsung bergegas menuju taman untuk menunggu Freya. Karena posisi taman sejalur dengan arah para Lokawigna keluar gerbang.

Setelah menunggu beberapa menit, tidak disangka Freya justru mengarah ke taman, tetapi ia tidak melihat Ryu dan langsung duduk di taman mengeluarkan semacam buku tebal lalu membacanya.

Ryu menghampiri Freya dan berdiri di depannya tanpa bicara apa-apa dan tanpa melakukan apa-apa. Tentu saja Freya sadar akan hal itu, tetapi karena sifatnya yang cuek dia tidak menghiraukan.

Setengah jam telah berlalu, dan Ryu masih berdiri di depan Freya tanpa melakukan atau berbicara apapun. Akhirnya Freya menyerah dan bertanya kepada Ryu.

"Baiklah, apa yang kamu inginkan bodoh?"

Ryu sangat mengerti bahwa Freya tidak akan berbicara panjang lebar jika bukan dia yang memulai duluan.

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang