Bagian 36: Ketidaksepakatan

6 0 0
                                    

Hari itu cukup berawan. Sepertinya akan turun hujan.

Freya dan Selena mendatangi kantor polisi sebagai kesaksian. Sedangkan Jompa dan Lian, mengambil alih Ryu untuk dibawa ke kediaman Grunge.

Selena melaporkan kejadian penyerangan Drone UFO, lalu Freya menghubungkan kasus tersebut dengan kasus J-03 yang terjadi di stasiun juga.

Para polisi cabang Hugo telah mendapatkan laporan dan konfirmasi atas kasus J-03 yang sebelumnya terjadi.

Menurut penuturan polisi, mereka telah mendapatkan seseorang yang memiliki banyak informasi mengenai J-03, dan juga meyakini bahwa, kasus Drone UFO dan kasus J-03 adalah kedudukan kasus yang merentet berhubungan.

Seseorang yang ditangkap oleh polisi merupakan anggota kriminal yang satu kelompok dengan J-03, namanya adalah Rokie.

Diketahui bahwa, Rokie merupakan anak yang masih di bawah umur, sekiranya masih duduk di bangku SMP. Namun, Rokie sendiri memiliki kemampuan semacam racun. Ia bisa memproduksi racun sekaligus menetralkan racun pada tubuhnya. Yang di mana, racun tersebut adalah hasil campur tangan laboratorium, bukan kemampuan asli milik Rokie. Maka dikatakan bahwa, Rokie bukanlah Lokawigna, melainkan bocah biasa yang menjadi korban dari pihak yang tidak bertanggung jawab para ahli laboratorium.

Namun, kemampuan milik Rokie sangatlah merepotkan, polisi melaporkan bahwa, untuk menangkapnya, mereka kehilang 9 personil polisi yang mati karena terkena racun, 2 di antaranya luka-luka dan selebihnya selamat.

Saat ini, Rokie masih dalam penyelidikan tingkat lanjut di markas polisi daerah tempat Ryu tinggal.

Freya dan Selena diharapkan untuk menemui Rokie hari itu juga, terkhusus Freya yang lebih paham atas lika-liku peristiwa yang sedang terjadi.

Setelah semuanya selesai. Freya dan Selena baru berkenalan.

Di depan gedung kepolisian.

"Jadi, mengapa kau bersama Ryu?" tanya Freya.

"Maaf sebelumnya. Aku adalah pendamping Ryu selama di kota Hugo." jawab Selena.

"Bagaimana caranya aku percaya kepadamu?" tanya Freya lagi.

"Ah, anu. Kau bisa bertanya kepada Ryu langsung." jawab Selena lagi.

"Kau tahu? telah lama kami tidak bertemu dengan Ryu. Ketika bertemu dengannya, kami mendapati kematian Ryu. Lalu tidak lama ia bangkit dan menjadi individu yang berbeda. Bagaimana kamu bisa menjelaskan ini? secara kamu yang selalu bersamanya belakangan ini." tanya Freya yang sedikit sewot dan mencurigakan Selena.

"Aku sendiri juga kurang paham, kak. Sebelumnya, Ryu telah membunuh seseorang yang terlihat seperti musuhnya. Kalau tidak salah namanya adalah Ripper. Tidak lama berselang, Ryu kembali diserang oleh sekumpulan Drone. Mungkin Ripper itulah pemicunya." jawab Selena dengan memasang wajah melas.

"Betul, itu memang betul. Hm, kamu terlihat banyak tahu untuk seseorang yang baru mengenal Ryu, ya." ucap Freya.

"Maafkan aku. Mungkin kamu mencurigai diriku. Tetapi, jujur, tidak ada sedikitpun penghianatan yang terlintas dalam niatku. Sekarang, tugasku untuk Ryu telah usai. Akan aku berikan nomor dan alamatku kalau kalian ingin menemuiku jika sekiranya masih belum mempercayaiku. Tolong sampaikan salamku pada Ryu, ya." tutur Selena dengan linangan air mata yang berusaha ditahan untuk tidak membasahi pipinya.

Freya tidaklah salah jika mencurigai Selena. Begitupun dengan Selena yang sulit untuk memberikan bukti apalagi dalam bentuk perasaan. Tetapi, yang Selena inginkan adalah untuk tetap bersama Ryu. Walaupun hal demikian agaknya tidak akan mungkin karena Ryu memiliki Rumah, sedangkan Selena tidak.

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang