Bagian 5: Buku Pertemuan 2: Perempuan Pertama

23 3 3
                                    

Seorang perempuan dari kelompok Lokawigna baru yang sedang adabtasi lingkungan di ruang medis datang menghampiri Jompa dan Ryu, seraya berkata.

"Loh. Kalau tidak salah, kalian Lokawigna baru yang aneh juga dari kelompok lain, kan?"

"Eee, ya, b betul, hehe." Jompa menjawab dengan gugup.

Ternyata, walaupun bertubuh besar dan kekar serta penampilannya yang seperti kriminal kelas kakap, Jompa pun memiliki kelemahan, yaitu perempuan.

"oh." seru perempuan tersebut.

"He hei. Bagaimana kalau kita kenalan dan begabung dengan pertemanan kita? karena sudah terlanjur mengobrol, hehe." tanya Jompa dengan kepedeannya yang tinggi bagaikan menara sutet.

"Ow? terlanjur mengobrol harus berteman, ya? lagi pula yang tadi bisa disebut mengobrol?" kata perempuan tersebut dengan sangat menjengkelkan.

Perempuan tersebut adalah tipikal orang yang sangat cuek. Dia tidak akan mengobrol jika bukan dia sendiri yang bertanya atau memulai obrolan terlebih dahulu.

"Hahaha, Jompa terlihat seperti ayam sayur." Ryu menyambar obrolan dengan lawakan lawasnya.

"Diam jika tidak ingin dirawat lagi cilik!!!!!" jawab Jompa dengan malunya.

Perempuan tersebut berbicara dalam hati.

"Sepertinya aku salah bertanya oleh 2 orang aneh."

Akhirnya, perempuan tersebut pergi bersama dengan kelompoknya yang telah usai pengenalan ruang medis.

Setelah usai dengan penyembuhan dan istirahatnya Ryu, mereka berdua (Jompa & Ryu) tidak balik ke kelompok mereka, melainkan pergi ke suatu tempat di balkon dekat ruang medis. Di sana mereka berbincang.

"Hei, Jompa. Apakah kamu memiliki suatu tujuan?" tanya Ryu kepada Jompa.

"Tentu. Tujuanku adalah menjadi yang terkuat diantara yang terkuat, haha." Jompa menjawab dengan lantang.

"Aku terpikirkan sesuatu setelah mendengar perkataan Wakil Rektor Togwa tadi, soal dunia illusi. Sepertinya, tujuanku semakin kuat setelah mendengarnya, menjadikan dunia ini seperti semestinya, damai yang sesungguhnya, yang diidamkan oleh banyak orang." seru Ryu dengan serius.

"Hei, Ryu. Sejujurnya, tujuanku sama sepertimu. Tetapi yang perlu kamu ketahui bahwa, sebelum memahami dunia ini, kau harus memahami diri sendiri terlebih dahulu, dan jika tujuanmu mulia, realitanya adalah mendapatkan resiko yang besar, itulah yang dikatakan oleh ayahku. Aku mengerti, Ryu. Sekarang dan seterusnya, karena tujuan kita sama, aku akan membantumu untuk mewujudkannya, begitu juga kamu." ucap Jompa dengan serius juga.

"Haha, kamu benar, Jompa. Tidak menyangka kamu seperti ini, hahaha. Ngomong-ngomong, ada satu hal yang masih menjanggal di pikiranku. Soal kemampuanmu yang sebenarnya. Fisik yang kuat sepertimu, belum bisa dikatakan Lokawigna, kan? lalu apa kemampuanmu yang sebenarnya?" tanya Ryu.

"Akan aku ceritakan berhubung kau adalah teman pertamaku. Ibu ku adalah Lokawigna dari jurusan Kedokteran, beliau menjadikan ku bahan eksperimennya untuk menciptakan fisik dan mental yang kuat. Seperti yang kamu lihat sekarang, dia berhasil. Soal kemampuanku, seperti yang kamu ketahui, Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas miliaran sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak ku memiliki perkembangan dari pengaturannya, ya, seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh ku melebihi siapapun bahkan dari Lokawigna yang lain. Maka dari itu, ibu ku melihat ku sebagai bahan eksperimen yang tepat. Jadilah Jompa yang sekarang kamu kenal." jawab Jompa.

"Begitu rupanya. Pastas saja, haha." ucap Ryu.

Tiba-tiba, terdengar suara bising dari lorong luar ruang medis. Ryu dan Jompa menghampiri sumber suara tersebut. Ternyata yang didapati adalah 3 kawanan Lokawigna senior yang sedang menggoda perempuan cuek yang mengobrol dengan Jompa dan Ryu di ruang medis tadi. Perempuan tersebut langsung menghampiri Ryu dan Jompa dan berlindung di balik punggung Jompa, seraya berbisik.

"Saat ini, aku tidak membawa hewanku. Jika kamu mau, bantu aku untuk mengusir 3 pria menjijikan itu."

"Hei apa yang kamu maksud dengan hewanmu? tidak tidak, baiklah." jawab Jompa dengan kebingungan dan semangat mudanya.

"Oww, pria bertubuh besar, ya. Hahaha, kali ini aku sedang malas bertarung. Tapi kuingatkan, aku tidak akan berhenti menggoda gadis itu, jika waktunya tepat aku akan meladenimu, pria besar." ucap salah satu dari 3 kawanan Lokawigna senior tersebut dan langsung meninggalkan tempat itu.

"Jadi, karena aku sudah menolongmu, kamu harus menerima pertemananku. Jika tidak, akan kupanggil lagi 3 kepompong itu." ucap Jompa dengan pedenya.

"Hee, memaksa, ya. Terserah." jawab perempuan tersebut lalu segera pergi.

"Hei, Ryu. Dengar, begitulah cara pria sejati berkenalan. sekarang kita memiliki teman lain, hahahahahaha." ucap Jompa kepada Ryu dengan tawanya bagaikan pria sejati.

"Kupikir, kita belum berteman. Karena kita tidak tahu namanya, kan." jawab Ryu.

"Ryu Bodoh!!! kenapa kamu tidak mengingatkan itu?! aku lupa! ohhhh inilah akhir dari hidupku." seru Jompa dengan sangat lebay.

Akhirnya, Ryu menarik Jompa yang sangat berat itu untuk kembali ke kelompok adabtasi lingkungan.

Towards AbsoluteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang