Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku hanya ingin kau mengingatku hingga akhir
; Dandelions- Ruth. B
;
Anak itu pernah meniupkan harapannya di setangkai dandelions. Katanya, "Apa semesta bisa mengubahku menjadi kupu-kupu?"
Sedangkan semesta yang ia tahu hanyalah sesuatu yang tidak lebih besar dari ladang bunganya sendiri.
Jungkook ingin punya sayap, omong-omong. Anak itu ingin sekali menggantungkan biji-biji bunga matahari miliknya agar bisa tumbuh di langit.
Sementara ketika langit di hadapannya tampak muram, Jungkook melihat ada titik-titik air di seluruh wajahnya. Ia bergerak setiap saat dan ketika, detik dimana ia tahu kalau langit sedang menangis ia terdiam dan tidak pernah lagi membicarakan keinginannya.
;
"Oh, sedang membuat apa, Kak?"
Jungkook menemukan sesuatu.
Ini terbilang aneh, tapi ekspresi yang ditunjukkan pemuda itu bukan sesuatu yang menarik bagi Jungkook. Laki-laki ini, tersenyum. Jungkook melihat kerutan kecil di ujung matanya, crinkle.
Terkesan bodoh.
"Hai, adik kecil. Flower crown, kau tahu?" Pemuda itu menyingkirkan ranting-ranting di seberang, seperti memberi ruang kosong pada Jungkook agar tetap tertarik.
Bunga-bunga itu, baby's breath yang Jungkook tahu.
Indah sekali.
"Uh, kau mau mencobanya?"
"Bolehkah?" tanya Jungkook ragu-ragu.
Jari-jari kakinya menekuk menahan gemas, kedua lututnya ikut terlipat, terduduk di tanah. Netranya terlihat seperti kilauan bulu-bulu dandelions yang samar-samar ikut terjemput angin.
Ia tidak pernah begitu ingin merasakan sesuatu yang baru. Seperti halnya, ketika kepindahannya yang terasa begitu tiba-tiba. Bibi Jeon bilang kalau mereka tidak punya pilihan untuk itu. Hanya ada rumah kecil di hamparan rumput liar, atau tidak sama sekali.
