Langitnya indah, hujannya indah, tapi ukiran jiwanya tidak seindah langit diderai hujan.
Taekook Ficlet | bxb | hurt/with no comfort
•••
Selama aku masih hidup, aku akan merasakan patah hati-patah hati yang lain.
•••
Aku menemukanmu di antara surat-surat yang robek, celah-celah dinding yang patah, atau bahkan luka-luka yang lebam. Aku melihatmu berdiri di sekian langkah di depanku, kupikir tidak ada yang fana kecuali dunia, kupikir kau benar-benar nyata dan selamanya mampu kugenggam. Kupikir, Sayang, aku dapat selalu menemukanmu setiap saat aku terluka, akan tetapi di bawah rintik hujan saat ini, air mataku bahkan rebas, tergenang, melebihi kapasitas yang semesta berikan selayak hujan kepada bumi.
"Jeon Jungkook, jangan pergi ya. Aku tidak bisa sendirian."
"Jungkook-ah, aku sangat mencintaimu. Tetaplah di sini meskipun semesta memaki."
"Sayang, kenapa sedih? Hujan adalah bagian kita. Jangan menangis ya, aku di sini."
Polaroid yang tergantung sepanjang sudut kamar yang kosong, tidak berarti apa-apa hanya ada pemikiranku yang dilebih-lebihkan, cuma ada satu-dua bayanganmu yang pernah singgah bersama tawa masa laluku yang mencair. Tidak bisakah kau diam? Suara-suaramu masih saja terngiang, sialan. Aku tidak bisa melepaskan seutuh dan seluruhnya hal-hal yang berkaitan denganmu meskipun pertemuan kita tidaklah lebih singkat dari lamanya aku merasakan patah hati ini.
"Ayo berakhir?" Kau bertanya dengan sialan.
Aku mendecih, benar-benar merasa muak saat itu. "Haha, lucu sekali, Kim Taehyung."
Kau, Taehyung, menatapku. Melihatku dengan mata yang tidak lagi sama seperti ketika pertama kalinya afeksi yang kau berikan jauh lebih menyenangkan ketimbang buku-buku yang terbuka. Saat untuk kedua kalinya dalam hidupku mencintai seseorang terasa begitu mendamaikan. Waktu itu, Taehyung, ya benar, masa lalu.
"Apa yang lucu?"
"Kita. Kita yang lucu Taehyung, kau dan aku telah sangat baik memainkan lelucon ini. KD
Uerja bagus!" Aku berkata dengan sarkas yang kentara, bersidekap dengan lengan yang terlipat di depan dada bersikap seolah aku baik-baik saja dan air mataku tidak akan jatuh.
Kau mengernyit. "Apa maksudmu?"
"Kau dan aku tidak pernah memulai, bagaimana mau berakhir. Kita dipertemukan hanya untuk saling menyakiti ya, Taehyung. Kau menerimaku dengan baik begitupun denganku. Haha, pada kenyataan hari-hari saat kau bersamaku kau habiskan juga dengan merayu orang lain," kataku lagi dengan suara yang hancur.
Kau benar-benar marah. Wajahmu memerah. "Kaupikir kau lebih baik dariku? Pesan-pesanmu, kaupikir aku tidak tahu? Teman-temanmu yang sialan itu terus saja berusaha menjalin obrolan denganmu, Jungkook. Sedangkan kau dengan senang hati pula menanggapi dan kau tahu, itu benar-benar membuatku sakit, sialan."
Kemudian, prasangka-prasangka yang timbul memburuk, aku merasa semakin jauh darimu bahkan ketika tawamu yang senantiasa kudengar kau seakan tidak lagi memiliki kemampuan meski sekedar untuk melihatku. Pesan-pesanku tidak pernah sampai, aku merindu yang membaur dengan rasa sakit mendengar bahwa kau memilih seseorang.
Kau benar-benar berhasil melupakanku, Taehyung. Kau benar, aku adalah satu-satunya seseorang yang keparat di sini, aku yang jahat karena telah membuatmu merasa sakit. Aku berhak menerima rasa sakit ini, Taehyung.
Aku menemukanmu di antara hujan-hujan yang terpantul dari lubang di jalanan, bersama langit yang kala itu tidak cerah. Namun saat kita saling melempar senyum, kupikir aku telah sepenuhnya jatuh cinta.
Langitnya indah, hujannya indah, tapi ukiran jiwanya tidak seindah langit diderai hujan.
fin.
aku produktif kalo lagi patah hati, wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika | Thread of Ficlet | kth.jjk
Fanfic[25 Days Ficlet Challenge] senandika /se•nan•di•ka/ n wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri; percakapan (suara batin) Written in B A H A S A Taekook Ficlets | boyslove | bxb | all of genre ©2021