14.

46 5 8
                                    

________________

Another ficlet

Kim Taehyung x Jeon Jungkook

Tak ada banyak perubahan dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada banyak perubahan dari kemarin. Seperti hari-hari biasa, hanya saja kini tanpa dirimu. (BTS - 134340)

__________________

Cw // bxb, hurt with no comfort, angst, 18+, break up

___________________

you scared of losing people, but who's scared of losing you?

081021

Semua orang berharga bagi Jungkook, sekalipun orang-orang yang membual tentang perjanjian dan kesetiaan. Ada kalanya manusia benar-benar memiliki sisi ketidakmampuannya dalam mempertahankan sesuatu. Bertahan untuk tetap tinggal selama yang ia bisa, namun nyatanya itu dikalahkan dengan sebuah rasa sakit, luka yang melebar.

Namun ketika hari itu tiba, hari yang selalu ia rasakan sama meski ini bukan pertama kalinya. Hari ketika salah seorang di hidupnya pergi, hari di mana ia tidak pernah lagi menemukan potongan potongan puntung rokok pendek atau noda kopi yang tercecer di meja, atau ketika sisi ranjangnya dingin dan tidak lagi terisi, Jungkook sadar kalau seperti inilah rasanya ditinggalkan, seperti inilah hari-harinya tanpa Taehyung.

Kemudian untuk pertama kali di hidupnya, Jungkook memohon, berlaku bodoh dengan berharap di hadapan Taehyung agar ia kembali. Bersimpuh di antara kakinya dan memaksakan kehendak siapapun yang melarangnya melakukan ini. "Kembali. Aku akan berusaha menjaga batasanku selama kau berada di sisiku. Kumohon."

Melihat seseorang yang dahulu pernah dicintainya merangkak menggapai tubuhnya, Taehyung iba, lelaki itu terduduk untuk melihat seberapa mengenaskannya air muka Jungkook yang berantakan. Sesakit inikah rasanya ditinggalkan, Jungkook?

"Sakit sekali ya?" tanya Taehyung.

Jungkook mengangguk. Tidak secara verbal dan hanya diikuti senyuman miris yang ia tunjukkan pada Taehyung. Mengemis, Jungkook menurunkan egonya, harga dirinya, hanya agar Taehyung kembali dan bersedia menerima maafnya. "Akan tetapi kita tidak bisa meneruskan hal ini, Jungkook. Kita akan sama sama mati tersakiti jika kita terus bersama. Harusnya kau lebih paham. Harusnya kau mengerti mengapa aku memilih meninggalkanmu ketimbang aku yang menahan rasa sakit karena sebenarnya kau tidak pernah mencintaiku."

Jungkook di sela tangisnya tersengal, Taehyung yang dilihatnya kini dengan raut wajah yang tidak jauh menyedihkan, terpatri di dalam otak Jungkook. Kemudian ia berteriak, "Aku mencintaimu!"

Dari hela napasnya yang memburu, Jungkook mendengar seberapa sarkas Taehyung tertawa, seberapa pongah suaranya saat ini hanya karena Jungkook datang seolah-olah meminta kembali cintanya. "Kau tidak, Jungkook. Jangan mengatakan lelucon apapun."

"A-apa maksudmu? Taehyung, aku benar-benar mencintaimu. Tidakkah kau—" Dersik angin yang menampar pilar-pilar bangunan ini, sepi, seperti mencemooh Jungkook betapa bodohnya ia.

"Kau hanya menyukai suara-suara dari nyanyianku setiap malam. Kau, Jungkook, hanya menyenangi satu hal yaitu ketika aku memelukmu dari belakang. Kau hanya mencintai bagaimana kita setiap saat berbagi obrolan hangat. Itu saja, Jungkook. Kau tidak pernah benar-benar mencintaiku!"

Kaki Taehyung membawanya pergi menjauh, namun Jungkook bergegas bangkit dan menahan lengannya. Ada sisa gemetar dari tangannya saat itu, merasakan dingin tangan Taehyung di genggamannya. "Tae," lirih Jungkook.

"Dari dulu, kita tidak pernah memiliki sebuah eksistensi. Cinta yang kaupikir itu cuma sebuah bagian dari konversasi. Kau hanya takut tidak bisa berkata denganku lagi, kau cuma tidak ingin aku pergi. Kau takut kehilangan aku, Jungkook. Tapi kau sama sekali tidak pernah mengatakan kalau kau juga mencintaiku," tukas Taehyung dari sudut matanya.

Jeon Jungkook di belakangnya melirih. Melihat seberapa jauh Taehyung telah pergi, telah benar-benar meninggalkannya, punggung tegapnya saat ini hanya mampu ditatap dari jarak sekian meter, tidak akan ada lagi sesuatu yang membuatnya merasakan selayak kupu-kupu di perut. Tidak ada nyanyian, tidak ada obrolan hangat yang saling di lempar.

"Tak ada banyak perubahan dari kemarin. Seperti hari-hari biasa, hanya saja kini tanpa dirimu," lirih Jungkook.

fin.

Senandika | Thread of Ficlet | kth.jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang