Bagian ke-21
—Taekook
contains warning // a lot of naration , kalimat-kalimat yang dapat berpengaruh pada kebencian terhadap diri sendiri , weakness , pesimist , sad
trigger warning // suicidal thoughts , mentions of suicide
/
Berawal dari ketiadaan Ayahnya tempo hari, Jungkook saat ini menghabiskan lebih banyak waktunya dengan menyendiri. Pribadinya seperti dijungkirbalikkan oleh keadaan yang menuntutnya baik-baik saja. Memaksanya agar segera melupakan kesedihan-kesedihan yang bahkan itu tidak akan pernah terobati.
Namun, ketika hari di mana ia bertemu dengan Taehyung, Jungkook yakin masih banyak kebahagiaan lain di luar sana yang bisa ia gapai. Sebab pikirnya, jatuh cinta adalah hal paling luar biasa yang dapat ia rasakan. Jatuh cinta adalah eksistensi kebahagiaan.
Hari-hari di mana Jungkook merasa benar-benar dicintai, buku catatannya penuh dengan alegori-alegori mengenai cinta. Anak manusia ini jatuh cinta untuk pertama kalinya. Cinta berpengaruh banyak terhadap kondisi psikisnya itu sendiri. Jungkook merasa, cinta bisa menyembuhkannya.
Tidak saat Taehyung meninggalkannya tiba-tiba. Hilang seperti dilenyapkan oleh dasar tanah, waktu-waktu yang bergulir meminta Jungkook mengetahui alasan yang jelas. Ia bahkan belum sempat berterima kasih dan meminta maaf pada Taehyung karena telah berhasil membuatnya jatuh cinta dan dicintai oleh orang seperti dirinya.
Malam-malam menyakitkan datang, ia kembali dihantui rasa bersalah karena tidak bisa membuat orang-orang tinggal sedikit lebih lama di antara eksistensinya. Ia terlalu membosankan untuk diajak melakukan konversasi yang panjang, terlalu banyak omong di saat-saat yang tidak tepat, terlalu berlebihan jika sedang menyenangi sesuatu.
Semua yang ada di dalam pikirannya saat itu terkeluarkan. Sampai pada akhirnya, ia benar-benar membenci dirinya sendiri. Membenci segala yang ada pada dirinya sebab tidak pernah bisa menciptakan apa itu kebahagiaan. Jungkook ingin mati.
“Taehyung tidak memiliki hak apapun untuk bertanggungjawab atas perasaanku. Perasaanku biarlah selamanya menjadi urusanku, aku juga tidak boleh memaksakan kehendak orang lain hanya agar aku bahagia. Aku egois.”
“Ketika aku masih kecil, aku tidak pernah berpikir bahwa mencintai seseorang akan terasa semelelahkan dan semenyakitkan ini.”
“Dunia ini sudah kusam. Ingin dibenahi karena sudah tak sehat lagi karena mereka yang tak peduli.”
“Aku tidak bisa selamanya melakukan ini. Aku harus berhenti. Biarkan aku berhenti, ini benar-benar melelahkan.”
Jungkook melompat ke dalam air dari kapal yang ia tumpangi menuju alamat yang ia dapat agar bisa bertemu dengan Taehyung. Ia berubah pikiran dan mati ternyata memilikinya sebagai akhir dari sebuah pilihan.
//
Hei, di sini pukul 02.21. Dan aku nulis suicide, apa yang sebenarnya ada di dalam pikiranku, hei. yep, I'm still heartbreak. picisan sekali. mohon maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika | Thread of Ficlet | kth.jjk
Fanfiction[25 Days Ficlet Challenge] senandika /se•nan•di•ka/ n wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri; percakapan (suara batin) Written in B A H A S A Taekook Ficlets | boyslove | bxb | all of genre ©2021