Happy Reading 💜
***
MATA tajamnya menyapu semua keadaan disekitar. Indra penciumannya-pun tidak salah lagi kalau hanya ia sendiri yang berada ditempat itu.
Tubuh yang tadi tertunduk mensejajarkan dengan batu lebar sebagai tempatnya bersembunyi perlahan ia tegakkan. Mata biru menyala terang saat tujuan utamanya sedang membelakanginya, dengan begini ia mudah menangkapnya dari belakang.
Brugh!
Matanya melotot. Rusa yang tadi berada didepan matanya kini tertangkap dengan seseorang yang sekarang tengah bergulat di rerumputan tinggi hingga cipratan darah sebagai tambahan warna.
Ia bangkit. Membersihkan sekitar bibirnya yang merah akan darah. Lalu menengok dengan sepasang mata yang membeo menatapnya sedaritadi,
"Siapa cepat dia dapat. Bukankah begitu permainannya?" ucap Claire setelahnya memberi wink.
Taeyong menghela nafas. Kali ini Taeyong mengakui kecepatan Claire. Ia melesat menghampiri, saat sudah dihadapannya, jarinya ia bawa menghapus noda tertinggal disudut bibir Claire.
"Skor kita 3 sama, huh!" senyum merekah seperti bangga mampu menyeimbangi poinnya dengan Taeyong.
Pemanasan sebelum menuju kastil King Arthur memang ide seru menurut Claire. Apalagi disaat musim salju. Gila rasanya melihat darah yang bercampur dengan putihnya salju. Seperti melihat makhluk suci yang terkena cairan kotor. Itu pikir Claire.
"Pikiranmu sangat nakal, ya!"
Claire menatap Taeyong. "Ya, dan itu menguntungkanmu,"
Baiklah, Claire sangat berbeda jika sudah begini. Dia lebih nakal dan buas.
Taeyong harus menjinakkannya.
Ditariknya pinggang ramping itu. Mengelus pinggangnya dengan tatapan andalan milik Taeyong. Dalam dan tajam. Claire sedikit terkejut dan malu dengan jarak sedekat ini. Berusaha untuk tetap tenang namun itu tidak bertahan lama saat pria bermarga Lee mulai mendekat, berbisik tepat didaun telinga Claire,
"Bertarung denganku," bisiknya.
Saat akan menjauh, terlebih dahulu Taeyong mengecup pipinya membuat wanita dihadapannya membeku akibat malu.
"Ba-baiklah, akan kupastikan Alpha Lee tunduk padaku!"
Oho, lihatlah keberanian seorang Claire Green itu!
Menarik. Batin Taeyong, patut diapresiasi.
Padahal melawan seorang Alpha bagi para prajurit saja sudah sangat sulit. Apalagi Jaehyun, ia memiliki kemampuan sama dengan Taeyong, tapi tetap saja. Taeyong lebih unggul dan dia tidak bisa diremehkan apalagi dipermainkan. Ia menginginkan keseriusan lebih dalam bertarung. Dengan begitu, kalian bisa melihat betapa badass-nya seorang Lee Taeyong.
Percaya kepada kemampuanmu dan lawanlah. Itu contoh kalimat yang mendeskripsikan Claire yang sekarang tengah menatap Taeyong dari jauh.
Dengan lebar dan panjangnya lahan kosong yang sekarang mereka tempati membuat gerakan mereka akan lebih leluasa. Dan ini akan sangat menyenangkan!
"Aku tidak akan menggunakan kekerasan disini, jadi perhatikan baik-baik gerakan kilatku!" teriak Taeyong dari depan sana. Menyombongkan kemampuannya.
"Tidak seru!" Claire membalas. "Ayolah, sekali ini saja! Jangan melihatku sebagai teman, anggap saja aku musuhmu,"
Taeyong menghela nafas, menaikkan satu alisnya menimbang perkataan Claire. Tak lama ia menggeleng, tetap tidak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [THE END]
FantasyLee Taeyong, disebut sebagai makhluk tercepat di clannya. Pemimpin yang tegas dan dingin. Mata yang tajam bagaikan belati yang baru diasah. Memiliki otak yang cerdik dalam mengelabuhi musuh. Sangat menyukai kekerasan terhadap musuhnya, tidak memilik...