[2] Awal dari Semuanya

1.1K 293 221
                                    

MEMAINKAN gitar didepan api unggun yang menerangi gelapnya malam adalah suasana ternyaman bagiku. Sebenarnya tidak terlalu gelap, beribu bintang itu dengan percaya diri menampilkan cahaya cantiknya di langit-langit bumi.

Muncul dimalam hari. Menghilang di siang hari, dasar bintang. Ck!

Puas dengan bintang. Fokusku sekarang adalah danau yang permukaannya disinari cahaya bulan. Begitu tenang danau itu, hanya gelombang kecil yang tampak. Sangkin fokusnya aku tidak sadar dengan seseorang yang mengamatiku dari jauh.

"Kau seperti serigala yang bersiap menerkamku. Kemarilah!" aku mendengarkan kakinya yang berpijak dengan rumput. Melangkah mendekatiku lalu duduk disebelahku.

"Kemarikan,"

Bahkan dengan lancangnya dia mengambil gitar dari pangkuanku tanpa permisi. Dasar lelaki.

"Jangan sendirian ditempat ini. Ajaklah Lucas untuk menemanimu,"

Kuusap hidungku yang mulai gatal dan juga kubenarkan kuplukku yang mulai tidak nyaman dikepalaku. "Seharusnya seperti itu. Tapi sepertinya bukan aku yang butuh ditemani sekarang."

Mark menghentikan pergerakan tangannya yang beberapa menit lalu memainkan melodi digitar tersebut, menengok Claire seakan bingung. "Kenapa?"

Menghela nafas. "Kau akan segera mendengar teriakan-"


"MARK! KENAPA DAGING INI MENJADI HITAM PEKAT?!"


Mark menengok kearah suara lelaki yang berteriak terkejut tersebut. Bahkan dimalam hari Lucas masih berani berteriak. Jangan lupakan mereka yang sedang berkemah dihutan yang entah makhluk apa saja yang siap menerkam Lucas karena teriakannya yang mengganggu ketenangan para makhluk yang sedang beristirahat.

Sedangkan Claire malah mengambil alih gitar dipangkuan Mark lalu mulai memainkannya.

"Aish jinjja!"

"Pergilah sebelum semuanya menjadi hitam pekat," Claire mati-matian menahan tawanya. Hanya ingin merasakan menjadi Mark yang dengan coolnya mengatai Claire beberapa jam lalu dengan sebutan 'bodoh'.

Menjadi orang cool ternyata tidak menyenangkan!

"Jangan terlalu lama disini dan jika ada sesuatu yang aneh, teriak saja. Aku pergi dulu," bahkan Mark belum sempat mendengar atau bahkan melihat anggukan persetujuam Claire. Ah sudahlah! Mark sedang terburu-buru menyelamatkan sisa daging yang tidak gosong. Tapi sepertinya semuanya gosong.

Claire kembali memainkan gitar itu secara asal, namun tangannya yang bagaikan emas itu mampu membuat nada yang asal menjadi nada yang berirama dan sangat indah jika didengar. "Aigooo! Sepertinya aku harus mendaftar menjadi trainee,"

Baru saja menyombongkan diri karena keahlian Claire, kini semua menjadi hening. Sangat hening. Bahkan Claire tidak lagi mendengar keributan antara Lucas dan Mark.

Menaikan kedua bahu. Tidak peduli. Claire memainkan kembali gitarnya, baru satu senar dia bunyikan namun tidak bersuara. Memainkan kembali, tapi masih tidak ada suara.

Two Sides [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang