Maaf lama up.
Keyokey, happy reading beautiful people 💜***
BERNAFAS dengan tempo cepat. Seluruh wajah hingga badan dibasahi dengan keringat. Tenggorokan kering ditambah dengan cuaca dingin yang membuat suhu tubuhnya tidak menentu. Claire tergeletak, tidak sanggup bangkit lagi disaat seluruh kekuatannya terkuras habis untuk melawan Yuta yang sialnya masih mampu berdiri.
"Menyerah?" pertanyaan yang disertai nafas memburu membuat Claire menutup matanya. Mencoba mengontrol pernapasan sebaik mungkin. "Kau memang tidak pantas melindungi penduduk. Sudahlah-"
"Belum. Masih belum."
"Ha?"
Yuta mengernyit saat butiran salju yang turun didepan matanya kini melambat dengan tidak normal. Saat akan melangkah kakinya sudah terlilit dengan akar pohon yang besar dan cukup kuat yang muncul dari dalam tanah.
Witch, ya? Wanita ini benar-benar kejutan. Batin Yuta.
Claire bangkit dari tidurnya. Ia berdiri lalu memantapkan tatapan tajamnya pada Yuta. Manik mata yang merah terang mengubah atmosfer. Dengan dingin dan datarnya Claire berkata, "Tadi baru pemanasan. Sekarang aku mulai serius." ungkap Claire. Membuat Yuta menyeringai.
Menarik. Batin Yuta.
Taeyong menyeringai kagum. That's mine.
Yuta seketika membulatkan matanya saat kecepatan yang dimiliki Claire bertambah dua kali lipat. Tidak, ini lebih! Berusaha menghindar namun lagi-lagi dengan cepatnya Claire mengangkat tangannya ke udara mengendalikan akar tadi untuk meraih pergelangan kaki Yuta. Menahan Yuta untuk tidak kabur dan berakhir membanting Yuta ke tanah.
"Auch!" Haechan mewakili Yuta. Johnny sedari tadi diam, tengah menikmati peningkatan pesat yang Claire tunjukan. Tak lama, Johnny menggeleng sambil tersenyum kecil, "Yuta bukan tandingannya." ucap Johnny.
Claire melangkah dengan aura mencekam. Yuta langsung bangkit seraya tangannya terangkat mengarah pada Johnny.
Haechan mengernyit. "Hyung-"
Johnny mendesah panjang. "Yahh, Yuta sepertinya ingin meminjam barangku dengan cara tidak sopan, haha!" tawanya.
Taeyong terkekeh kecil, "Yuta, jika kalah, kalah saja!"
"Berisik!" balas Yuta.
Benar saja. Yuta menarik seperti magnet benda yang dibawa Johnny, bisaa dibilang itu benda kesayangan Johnny.
"Pedang, ya?" gumam Claire.
Yuta memantapkan tangannya mengerat kuat pada pegangan pedang panjang nan tajam itu. Melesat sampai tanah yang dipijaknya timbul retak akibat tekanan kuat yang Yuta keluarkan supaya menghasilkan kecepatan melesat diatas rata-rata.
Claire menyeringai. Membulatkan matanya lebar menatap tepat pada manik mata Yuta. Lalu bergumam,
"Berhenti."
Tidak bisa bergerak. Diam membatu. Seluruh tubuhnya kaku. Jadi inilah kekuatan Claire, hanya dengan menatap mata sang lawan dia mampu memberi perintah apapun itu. Claire berdiri tepat didepan Yuta yang menatapnya penuh kejutan. Berkata pada Yuta,
"Cukup sampai disini. Dan terimakasih mau berlatih denganku, kau lumayan hebat." Claire menepuk pundak Yuta. Seketika bisa bergerak lagi dengan leluasa. Namun tidak membalas apapun, Yuta diam sambil menundukkan wajahnya.
Claire pergi bergitu saja. Ia berjalan mendekati Taeyong dengan senyum mengembang saat pria didepan sana memberikan pula senyum kecil menawan.
Taeyong menoleh pada Haechan, terutama Johnny. "Sudah selesai, 'kan? Kalau begitu, kita pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [THE END]
FantasyLee Taeyong, disebut sebagai makhluk tercepat di clannya. Pemimpin yang tegas dan dingin. Mata yang tajam bagaikan belati yang baru diasah. Memiliki otak yang cerdik dalam mengelabuhi musuh. Sangat menyukai kekerasan terhadap musuhnya, tidak memilik...