👣tinggalkan jejak sayank 😘👣
***
CLAIRE menyusuri jalan dalam diam. Terdengar jelas suara perang yang meramaikan pendengarannya. Sudah dekat. Penghujung jalan, seseorang memanggi namanya.
"Claire?!"
Siapa dia? Kenapa dia berlari ke arahku?
Ah, Mark.
Claire yang sama sekali tidak mengindahkan teriakannya. Hendak tangan itu menggapai lengannya, sesuatu memukul tubuh Mark kencang. Mementalkan tubuhnya jauh hingga terkapar kasar ke tanah.
Kembali Claire berjalan dengan tenang. Menuju wilayah musuh dengan tatapan kosong kedepan.
"MARK!" Yuta segera menolong.
Saat semua tengah berperang. Kegaduhan terjadi. Dengan mudahnya Claire membuat diam medan perang, menarik mundur para monster titisan Luke untuk berkumpul diam dibelakangnya. Memposisikan dirinya berdiri didepan para monster, layaknya pemimpin pasukan.
Kebingungan menyelimuti, berbagai macam pikiran merambat. Kenapa mereka mematuhi perintah Ratu Ashlan? Dan kenapa Ratu Ashlan berbuat demikian?
Tidak mau membuang waktu dalam kebingungan, salah satu pasukan mencoba maju, mengangkat tinggi pedangnya hendak menghunus salah satu musuh yang berdiri beberapa meter dibelakang Claire. Berteriak dengan kobaran amarah dan balas dendam.
"Pergi." Satu kata terlontar. Setelahnya pasukan yang tadi mengangkat pedangnya tiba-tiba saja terpental ke belakang. Satu waktu ketegangan menyelimuti ditambah kebingungan akan sikap Claire pada pasukannya sendiri.
"Selesai sudah. Kalian gagal menyelamatkan wanita ini." Perkataan apa itu yang terlontar dari mulutnya? Tatapan dingin dengan senyum licik. Seolah memberitahu siapa yang sekarang berkuasa dalam tubuh Claire. Mark membatu detik itu juga.
"Apa maksudmu!" Yuta melayangkan pedangnya kedepan. Claire berdehem, "bagaimana ya aku mengatakannya... eum, intinya, tubuh ini-"
"Kembalilah ke Ashlan."
Semuanya dibuat bingung. Sangat tidak sesuai dengan cara bicaranya yang tadi, "tu-turuti perintahku. Ke-kembali... kembalilah, A-ashla-n!" Perintah Claire kedua kalinya dengan gagap, seolah ada yang mencekiknya berbicara.
Mendekat, menarik kerah jubahnya. "Kembalikan Claire padaku." Ucap Mark. Seluruh pasukan termasuk Yuta tidak mengerti akan situasi ini. Hanya Mark yang paham betul keadaan sekarang.
Tiba-tiba saja Claire terbatuk, memuntahkan isi perutnya yang penuh akan darah. Balik mencengkeram kerah baju Mark, menatap dengan nyalang nan tegas, "MARK, TURUTI PERINTAHKU! A-aku akan lebih menderita jik-jika kalian disini. Jadi kumohon... kumohon pergilah!"
Tangan yang bergetar tadi dan mata yang menyiratkan kesakitan. Semuanya seperti kehancuran terbesar untuk Mark.
Mendorong Mark, memberi jarak. Satu tangan terangkat diarahkan tepat setinggi dada. Gumpalan asap merah bercampur hitam keluar dari telapak tangannya, membentuk lubang yang menganga besar bagaikan monster hendak melahap. Dalam sekejap, mereka semua hilang.
Ya, semua perang berakhir dengan sangat tidak menyenangkan.
Bertekuk lutut saat dengingan menyerang kepalanya. Detakan jantung yang tidak normal menimbulkan sakit yang luar biasa. Pandangan yang mulai kabur segera dicegah oleh Claire dengan cara mengigit tangannya sendiri hingga darah keluar mengalir dan menetes.
"Rupanya setengah jiwamu sudah dimiliki mereka bertiga, ya." Claire masih menggigit, tidak mempedulikan Luke yang berdiri dibelakangnya. "Lepaskan Claire. Berikan seluruhnya jiwamu. Itu perjanjian kita 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [THE END]
FantasyLee Taeyong, disebut sebagai makhluk tercepat di clannya. Pemimpin yang tegas dan dingin. Mata yang tajam bagaikan belati yang baru diasah. Memiliki otak yang cerdik dalam mengelabuhi musuh. Sangat menyukai kekerasan terhadap musuhnya, tidak memilik...