[8] Desa Ashlan

539 194 154
                                    

TIDAK ada yang bisa kulakukan selain mengeratkan tanganku dibaju Taeyong. Bisa dibilang, aku sedang bersembunyi dibelakangnya dengan wajah tertunduk seperti anak kecil yang dihukum karena memecahkan gelas- beda topik. Keadaan ini lebih menyeramkan daripada dihukum karena memecahkan gelas.

"Kenapa daritadi diam saja?" bisik ku kepada Taeyong yang sedari tadi ikut diam didepanku. "Kau ingin melihat seseorang yang layak kau pukul?" tanyanya. Seseorang?

Taeyong memegang pergelangan tanganku lalu menarik dan membawaku untuk berdiri didepannya. Mataku yang tadinya tertunduk takut, dibisikan oleh Taeyong untuk melihat kedepan. Segeralah aku melihatnya dengan ragu,

Mata ini menangkap seseorang yang tengah berdiri beberapa meter dihadapanku dengan senyuman manis dan oh! Jangan lupakan wink yang ia berikan padaku,

"Merindukanku?"

"Masih hidup ternyata" gumamku. "Ey! Jangan seperti itu, aku harus tetap hidup agar dapat melihat kau menderita untuk kedua ka-"

Grep! Taeyong menahan pergelangan tangan Claire. Menghentikan Claire untuk tidak mendekati Jaehyun dengan membawa kemarahan yang memuncak.

"Bukan sekarang. Tenanglah," bisik Taeyong tepat ditelinga kananku.

Jaehyun tersenyum lebar sambil memberikan wink-nya padaku.

Ku habisi kau nanti!

"Taeyong. Bawalah Claire dan Jaehyun bersamamu menuju Desa Ashlan, dan ya ... kau tidak sendiri mengurusi mereka. Aku mengundangnya untuk ikut denganmu, "

King mengangguk, mempersilahkan pria itu untuk masuk. Taeyong menolehkan wajahnya, samar-samar mendengar suara langkah kakinya yang semakin mendekat. Kau ternyata. Batin Taeyong saat kedua matanya melihat jelas siapa pria yang dimaksud sang King.

Claire tidak memedulikan siapa pria itu. Yang terpenting sekarang adalah mencabik-cabik wajah Jung Jaehyun! Berusaha untuk melepas tangan Taeyong dari pergelangan tangannya sangat sulit, sedangkan didepan sana, Jaehyun sudah mengeluarkan lidahnya, mengejek. Claire mengancam dengan tangan yang sudah terkepal ke Jaehyun. "Akan ku sikat kau nanti, Jung-"

"Mark Lee,"

Claire menghentikan aksinya saat nama pria yang tidak asing ditelinga-nya itu diucapkan oleh King. Menoleh kesamping, matanya berkedip ragu beberapa kali melihat pria yang sekarang berdiri dengan pandangan tajam melihat Jaehyun.

Lebih tepatnya, Mark juga menahan amarah ke Jaehyun.

Dirasa tangan Taeyong yang mulai melonggar dari pergelangannya. Bukannya menghampiri atau bahkan memeluk rindu, Claire malah menatap Mark dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak.

"Mark, anakku. Aku mempercayaimu." kepercayaan yang diberikan sang King adalah suatu hal yang harus dihargai. Sekalipun keputusan King tidak dapat diterima secara pribadi.

Mark mengangguk. Tak lama setelahnya menoleh, melihat Claire yang juga tengah menatapnya. "Senang bertemu denganmu lagi, Claire." ucap Mark sambil tersenyum simpul.

Bodoh.

***

Selama perjalanan menuju Desa Ashlan. Tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Didepan sana Taeyong dengan kuda hitam miliknya, memimpin perjalanan. Jaehyun berada tepat disamping belakang dengan kuda putihnya, terakhir adalah kuda hitam yang ditunggangi oleh dua orang yaitu, Mark dan Claire.

Enggan rasanya berpegangan dengan Mark. Hanya menunduk dengan kedua tangan yang sedang bergelut.

"Berpegangan, nanti kau jatuh." Mark membawa tangannya kebelakang, menarik tangan Claire untuk berpegangan dipinggangnya. Claire pasrah, tidak melawan. Dirinya masih sibuk berperang dengan pikirannya.

Ternyata benar. Jaehyun tidak berbohong.

Disisi lain, sang pemimpin jalan sudah mengeratkan tangannya ditali kemudi miliknya.aySedikit tidak suka saat Mark berani menarik tangan Claire begitu saja. Ck!

"Bilang saja cemburu," ucap Jaehyun yanh sudah berada disampingnya, mengatakan kalimat yang membuat Taeyong sedikit jengkel. Tidak terlalu memedulikan, Taeyong kembali fokus melihat kedepan.



















Cukup memakan waktu yang panjang untuk keluar dari hutan ini, hingga pada akhirnya Taeyong mengepalkan tangannya, perintah untuk berhenti.

"Dari sini kita akan berjalan menuju gerbang Desa Ashlan. Dan-Mark ... ikut denganku, ada yang ingin aku bicarakan,"

Mark menggangguk lalu turun dari kudanya. Tersisalah Jaehyun dan Claire yang terduduk diam dikuda masing-masing, memandangi kedua pria yang tengah berbicara didepan sana dengan wajah serius.

Bosan dengan keadaan hening. Segeralah Jaehyun memutar kudanya, mendekati Claire. "Dia datang, " ucap Claire melihat Jaehyun yang tengah mendekat sambil tersenyum kepadanya. Senyuman psikopat.

"Oy! Kau pilih siapa?"

"Pertanyaan ap-"

"- Taeyong? Atau Mark? Tunggu! Jika boleh pilih dua, kenapa harus pilih satu? Iya buk-"




BUGHH!!



"Berisik!"
Pukulan tepat dipipi, patut diapresiasi. Lihatlah! Penunggang kuda putih itu sudah tidak lagi duduk dikudanya. Melainkan terkapar kasar ditanah dengan pipi membiru. "Y-ya! Wajahku! Wa-wajah tampanku ... "

Ditengah pembicaraan, Taeyong dan Mark segera menoleh kebelakang karena mendengar keributan. Mereka mengira bahwa musuhlah yang melakukannya, tapi sepertinya bukan.

Mark berdecih tersenyum bangga.

"Anne dan Claire. Keduanya memang handal dalam menjinakkan Jaehyun," ucap Mark melihat Jaehyun yang sudah tak sanggup berdiri.

Taeyong tidak merespon, matanya sibuk memandang Claire yang tengah tertawa lebar melihat Jaehyun menderita sambil mengepalkan tangannya.

"Akhirnya aku memukul wajahmu!" teriak Claire senang.

Bahagia sekali. Batin Taeyong,

Melihat gadis itu tertawa lebar membuat Taeyong tidak menyadari bahwa kedua sudut bibirnya sudah tertarik keatas, tersenyum. Disisi lain, Taeyong memang membenci kehadiran Claire yang membuat dirinya sulit melupakan Anne. Tapi disisi lain, dirinya merasa tenang saat Claire berada tepat disampingnya, seketika rasa ingin melindungi gadis itu muncul.

Mark yang tepat berada disampingnya, secara tidak sengaja menciduk Taeyong yang mengukir senyum simpul itu dengan arah pandangnya menatap Claire.

Mark menggeleng sambil tersenyum penuh arti.




Tbc...

VoTe aNd coMMEnt JuSeyO!

Terimakasih yaa!
Jaga kesehatan kalian my beautiful people!

💛💚

Two Sides [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang