Taehyung mendapat pekerjaan sebagai babysitter mengasuh seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang sedang dalam masa mode aktifnya.
"Aku mau Jim, menjadi babysitter."
Start: 11/05/2021
Fin: -
⚠️ : Semua karakter tokoh dalam cerita ini hanya fikti...
"Astaga, berhenti ber-aegyoseperti itu Kim Taehyung!" Jimin mengerang kesal bahkan berkali-kali berusaha melepas jeratan di lengannya.
Taehyung terus mengerek dan menempeli Jimin bak gurita mendapatkan mangsa. Lengan Jimin terasa tertarik dan kebas, sedikit basah juga karena sejak tadi Taehyung tidak mau lepas malah semakin erat.
"Lepaskan Tae! Kau membuatku kepanasan dan berhenti merengek atau aku sama sekali takkan membantumu mencari pekerjaan."
Mendengar ancaman Jimin itu membuat Taehyung mendelik kesal dan langsung melespakannya kasar dengan cibikan kesal ke Jimin.
Jimin mengusap dadanya tiga kali melihat kelakuan Taehyung yang masih kekanakan seperti ini. Rasanya ingin menendang bokong sahabatnya sampai ke Pluto tapi ia masih sayang dengan sahabat manisnya itu.
Jimin merutuki dirinya dalam hati. Lihat saja sekarang Taehyung malah merajuk seperti bayi maung yang tidak diberi susu oleh induknya.
Bibir yang dimanyunkan, hidung mengerut dan kedua mata kucing yang memicing tajam tidak lupa dengan gaya bersedekap dada dan wajah yang dimalingkan ke arah lain.
Tidak ingin menatap ke Jimin.
"Hei Tae, aku sebenarnya sudah dapat satu lowongan kerja unt—
"Apa? Apa? Lowongan kerja apa? Cepat beritahukan aku chim! Aku pasti ak—
"Diam dulu bangsat! Aku belum selesai bicara!"
Terlepas sudah omongan kasar Jimin. Kedua mata Jimin membelalak kaget dan merutuki mulutnya yang lemes.
Jimin memandang horor ke Taehyung yang mulai menunduk dengan raut wajah yang menyendu.
Bawaakukerawa-rawasekarang!
"Tae..."
Puk!
Jimin meringis memegang kepala belakangnya yang terkena pukulan keras dari seorang pria berwajah manis namun mengerikan.
Ia mengusap kepala belakangnya yang terasa berdenyut perih. Gila! Padahal ia hanya keceplosan tapi kenapa mendapat pukulan tidak manusiawi seperti itu?!
"Dasar bantet! Kau membuat adikku menangis! Kau mau kubuat menjadi kurcaci ha?!" sungut Seokjin kesal dengan pelototan garangnya ke Jimin kemudian menghampiri Taehyung yang masih menunduk sedih.
Jimin ingin protes tapi saat melirik ke arah Taehyung mulutnya jadi tertutup rapat. Merasa sedikit bersalah karena Taehyung itu memiliki perasaan sensitif.
Dibentak sedikit pasti anak itu akan menangis beberapa jam.
"Taetae jangan memasang wajah cemberut ya. Si bantet itu hanya keceplosan, dia tidak bermaksud mengasarimu sungguh!" kata Seokjin berusaha menengahi permasalahan ini.
Jimin mengangguk-ngangguk setuju dengan perkataan Seokjin tapi sempat mendelik sebal karena di katai 'si bantet' tapi tak apalah asal Seokjin bisa meluruskannya bisa membuat Jimin lega.
Tidak ada respon dari Taehyung. Jelmaan bayi maung itu masih tetap mengatupkan mulut rapat-rapat bahkan mengigit bibir bawahnya dalam hingga sedikit berdarah.
Masih terlampau kesal karena bentakan Jimin tadi. Memasangnya salah apa jika ia merespon berlebihan? Itu sesuatu hal yang wajar, kan?
"Tae, jangan marah padaku begitu. Aku minta maaf deh. Demi boneka kumamon milik Yoongi hyung , mulutku ini benar-benar tidak bisa diktontrol!" tutur Jimin sambil memukul-mukul mulutnya.
Seokjin yang melihat tingkah Jimin menahan tawanya karena sikap Jimin begitu lucu. Sedangkan Taehyung sedikit mendongak dan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.
Cukup terhibur dengan adegan komedi dadakan yang dibuat Jimin.
Jimin yang merasa Taehyunh baikin ikut tersenyum juga bahkan Seokjin juga terkekeh gemas karena ekspresi wajah Taehyung.
"Sudah memaafkanku Tae?" tanya Jimin to the point.
Taehyung berdehem singkat sebagai sahutan. Ia tidak bisa marah-marah ke Jimin terlalu lama, Jimin itu satu-satunya teman baik Taehyung.
Jimin merasa senang langsung beranjak dari kurusnya lalu memeluk tubuh ramping Taehyung. Menggoyangkan tubuh sahabatnya hingga Taehyung merasa pusing dibuatnya.
"Huhuhu, berhenti Jimin! Aku pusing!" rengek Taehyung.
Jimin segera melepaskan pelukan itu lalu tersenyum konyol dengan bergumam 'maaf' beberapa kali.
Seokjin hanya geleng-geleng kepala saja. Ia menepuk dahinya saat topik pembicaraan utama sempat tertunda, "Jadi bagaimana soal lowongan kerja untuk adikku Jim?" tanya Seokjin gamblang.
"Oh iya hampir saja aku lupa bilang." sahut Jimin sambil menepuk dahinya keras. "Jadi bosku sedang kelimpungan mencari seorang babysitter untuk mengurus anaknya." lanjut Jimin.
"Lalu apa urusannya dengan lowongan kerja Taehyung?"
"Ya, aku hanya menawarkannya saja. Apa kau mau Tae? Kurasa tak ada salahnya mencoba dulu, kau juga suka anak-anak bukan?" usul Jimin.
Babysitter? Mengurus anak-anak? Rasanya tidak buruk, pikir Taehyung.
Taehyung berdehem memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil. Coba atau tidak ya? Taehyung memandang bergantian ke Jimin dan Seokjin yang nampak menunggu jawabannya.
Beberapa menit Taehyung berperang pada batinnya, ia mengangguk setuju dan ingin menjadi babysitter.
"Aku mau Jim, menjadi babysitter."
Jimin mengacungkan jempolnya dan segera mengirimkan pesan kepada bosnya soal Taehyung.
Taehyung mengigit bawahnya gusar, Seokjin juga ikutan panik sendiri sedangkan Jimin masih sibuk bertukar pesan di ponselnya.
Jimin mendongak dan menyunggikan senyum sabitnya ke Taehyung, "Kata bosku. Besok kau bisa datang langsung ke rumahnya dan soal alamat aku akan mengirimkannya nanti padamu lewat private chat room."
"Eumm, terima kasih Jim."
"Kembali kasih Taetae."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.