21

1.9K 225 7
                                    

Bebas sebentar dari kesibukan di rl karena kondisi drop eh nengok kesini dapat upeti dari wattpad 😅

Aku sangat bertema kasih ke semua yang udah rajin vote & comment cerita ini serta aku bersyukur banget masih ada yang nunggu kelanjutan cerita ini ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sangat bertema kasih ke semua yang udah rajin vote & comment cerita ini serta aku bersyukur banget masih ada yang nunggu kelanjutan cerita ini ♡


Happy reading!




Eumji terserang demam tinggi membuat Jungkook kepalang panik bukan main. Mendapat kabar buruk itu dari Bibi Han, Jungkook bergegas pulang ke rumahnya. Ia mengabaikan berkas-berkas yang seharusnya selesai hari itu dan membatalkan rapat sore dengan para colega membuat Mingyu─asisten sementara mencak-mencak di tempat.

Jungkook tidak peduli ia mengalami kerugian akibat sikap ketidakprofesionalan, baginya mengetahui pasti keadaan anaknya di rumah itu jauh lebih penting.

Mobil range rover hitam milik Jungkook melaju kencang membelah jalanan kota sore ini. Keadaan jalan padat merayap membuat Jungkook emosi, ia melampiaskan rasa kesannya dengan membunyikan klakson berkali-kali.

Jantung Jungkook berdetak lebih cepat dari detak normal, wajah berkerut cemas. Tiga puluh menit bermushuhan dengan jalanan, Jungkook langsung memikirkan mobil hitamnya di basement rumahnya.

Jungkook bergegas keluar dari pintu kemudi dan menutup kencang pintu itu sampai terdengar bunyi 'brak' lalu berlari seperti kurcaci menaiki beberapa tangga untuk masuk ke dalam rumahnya.

Sesampainya di dalam rumah, Jungkook menaiki anakan tangga menuju lantai dua. Jungkook berjalan penuh hentakan menuju pintu bercorak merah muda yang terbuka lebar, ia langsung masuk dan mendapati satu dokter yang sedang memeriksa kondisi anaknya dan Bibi Han yang berdiri agak jauh di belakang dekat sofa mini.

Bibi Han menyadari duluan entitas Jungkook dan hanya melirik sebentar dalam diam, dia  membiarkan Jungkook mendekati ranjang anaknya.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" lirih  Jungkook sembari mendekati sudut ranjang.

Dokter itu tersentak sedikit terkejut karena suara berat dan kehadiran Jungkook yang tiba-tiba namun ia tersenyum tipis dan memberikan ruang untuk Jungkook.

Sekarang Jungkook sudah bersimpuh di lantai, kedua tangannya menggenggam tangan kecil anaknya. Penglihatan Jungkook mengabur karena air mata yang tertahan di pelupuk matanya. Di depan kedua matanya, Eumji tengah tertidur pulas dan ada plester kompres penurunan panas di dahi. Hatinya tertohok melihat kondisi Eumji.

"Keadaan anak anda sudah lebih membaik karena pertolongan pertama. Anak anda terserang demam karena asam lambungnya naik, saya sudah memberikan suntikan antibiotik untuk meredakan perih di area lambungnya. Saya menyarankan berikan ia makanan yang mudah di cerna dan jangan anak anda stres berat." Dokter bername tag Yoo Jangsuk menjelaskan panjang lebar dan hanya di balas anggukan samar oleh Jungkook.

Merasa urusannya sudah selesai dokter Yoo  berpamitan pulang, "Kalau begitu saya permisi Tuan Jungkook. Untuk resep obatnya saya sudah berikan kepada Bibi Han." kemudian dokter Yoo membungkukkan sedikit badannya pada Jungkook dan keluar dari kamar Eumji di susul Bibi Han.

Seketika suasana hening hanya ada suara isakan samar dari Jungkook, air matanya sudah berlomba-lomba keluar membasahi pipi sejak kepergian kedua orang itu. Jungkook menunduk sedih, badannya bergetar samar.

Jungkook telak kacau.

Sekuat-kuatnya seseorang berhadapan dengan orang lain ia tetap memiliki sisi lemah jika berhadapan dengan orang terdekatnya.






























Lima belas menit berlalu Taehyung berdiri kekuh di depan lemari abu ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lima belas menit berlalu Taehyung berdiri kekuh di depan lemari abu ayahnya. Ia kemari untuk berkunjung serta menenangkan diri sebelum menghadapi kenyataan di depan matanya nanti.

Kenyataan teramat pahit yang baru ia ketahui selama enam tahun berlalu. Taehyung tidak percaya bahwa anak kandungnya masih hidup dan keberadaannya sangat dekat dengan dirinya. Lewat surat tanpa nama pengirim, Taehyung mengetahui segalanya.

Tidak menyangka ternyata Taehyung sudah memiliki ikatan erat tak kasat mata sejak lama dengan Jungkook.

Eumji si anak manis itu darah dagingnya, anaknya dengan Jungkook.

"Tae, gantikan aku mengandung penerus keluarga Jeon. Aku mohon padamu, aku ingin melihat suamiku tersenyum bahagia saat  menggendong darah dagingnya. Katakanlah aku jahat karena membohongi suamiku tapi semua ini aku lakukan agar suamiku tidak merasa kesepian."

Taehyung tertawa miris saat seklibat mengingat perkataan Shinye dan polosnya ia menerima permohonan Shinye tanpa memikirkan apapun.
Alasannya karena rasa iba.

Setiap hari menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menyelamatkan anak di dalam kandungannya padahal kenyataan sesungguhnya anaknya selamat dan entahlah bayi milik siapa yang Taehyung anggap sudah meninggal saat itu di tambah ia kehilangan sementara setengah ingatannya.

Puas menangisi kesialan hidupnya selama beberapa hari belakangan ini serta menyesali semuanya. Terlambat untuk menyesali, Taehyung sudah terlalu jauh untuk melangkah dan semua ini buah dari perbuatannya.

"Appa aku harus bagaimana?" lirih Taehyung sembari memandang sendu ke arah lemari abu ayahnya.




Tertebak sudah ternyata Eumji anak kandung Taehyung dan Jungkook.

Pertanyaan setelah membaca chapter ini:
Bagaimana bisa Taehyung mengandung anak Jungkook? Apa Jungkook tahu Eumji adalah anaknya dengan Taehyung?

Oke Simak, di chapter mendatang 🤗

Silahkan menebak-nebak kemungkinan siapa tahu IQ kalian seperti Namjoon ehehe...

My Cute Babysitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang