15

2.9K 277 10
                                    

Masih ada nunggu kelanjutan book ini?



















"Sebuah harapan akan menguatkanmu untuk terus bermimipi, maka teruslah berharap sesuatu yang baik."


Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu dan bulan demi bulan pun terlewati dengan baik. Hubungan keduanya dilanda kabar baik, semakin hari kedekatan mereka terlihat walau salah satu diantara kedua sejoli itu masih ada terselip satu rasa keraguan.

Kebiasaan Jungkook juga perlahan berubah  menjadi lebih baik contoh kecilnya, ia sudah tidak  lembur lagi dan menyelesaikannya pekerjaan yang sempat tertunda di rumah,  menyempatkan untuk quality time bersama keluarga kecilnya.

Luhan sudah tahu perihal hubungan keduanya dan bisa dibayangkan betapa bahagianya dia saat mendengar kabar tersebut, mereka sempat merayakan pesta kecil-kecilan tanpa━masih tanpa kehadiran kepala keluarga, Tuan Jeon.

Pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan di Paris membuat Tuan Jeon harus menetap lebih lama lagi, mungkin sekitaran dua atau tiga bulan baru dia bisa kembali ke negara asalnya.

Taehyung juga tinggal sementara di rumah  Jungkook atas permintaan Jungkook sendiri. Awalnya Taehyung menolak karena ia tidak bisa meninggalkan flatnya kosong namun Jungkook terus membujuknya hingga setelahnya Taehyung pun setuju.

Jungkook pun senang bukan main dan ia semakin senang karena Jungkook bisa bermanja-manja dengan Taehyung yang notabe-nya sekarang adalah kekasihnya. Ini sisi  Jungkook lain, ia bersikap berbeda bersama seseorang yang ia cintai.

Grepp

"Astaga!"

Taehyung terkaget karena ada sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya erat sedangkan si pelaku malah terkekeh rendah dan mencuri satu kecupan lembut di tenguk Taehyung.

Taehyung berdecak sebal karena Jungkook mencium area sensitifnya.

"Sedang apa hm?" bisik Jungkook tepat di telinga Taehyung.

"Kook, lain kali bilang dulu kalau datang. Untung tataannya tidak berantakan karena ulahmu." cetus Taehyung.

Taehyung melanjutkan menyiapkan bekal untuk Jungkook dan Eumji tanpa memerdulikan Jungkook yang masih menepelinya bak gurita.

Biarkan saja toh nanti pasti lepas sendiri, pikir Taehyung. Belum lama Jungkook menepelinya, lelaki itu malah meringis kesakitan hingga pelukannya terlepas.

Taehyung menoleh ke belakang━memerika apa yang sedang terjadi. Saat menoleh Taehyung harus menahan tawanya karena Jungkook sedang dijewer Luhan bahkan kepala Jungkook sampai miring akibat jeweran itu.

"Dasar anak nakal! Tidak tahu tempat! Bisa-bisanya kau menganggu calon menantuku yang sedang memasak! Untung saja aku yang melihat bagaimana jika cucuku yang melihat adegan bermesraan seperti tadi, astaga!" cerocos Luhan masih menjewer telinga Jungkook bahkan menekannya hingga memerah.

"A-aduh eommaaa!! Telinga Jungkook sakit, lepaskan dulu! Haish!" adu Jungkook kesakitan.

Mendengar rengekan Jungkook, Luhan melepaskannya setengah hati lalu membuang mukanya ke arah lain.

Taehyung meringis dalam hati dan berbalik  melanjutkan segera kegiatannya yang sempat tertunda. Taehyung sudah bertekad membuat masakan terbaik untuk Eumji karena hari ini adalah hari pertama Eumji masuk sekolah dasar.

Taehyung tidak sabar melihat Eumji bertumbuh dewasa menjadi gadis cantik suatu saat nanti. Tanpa sadar Taehyung lupa posisi untuk sesaat bahwa statusnya tak lebih dari seorang babysitter.



















Jungkook dan Luhan sarapan lebih dulu sementara Taehyung pamit sebentar. Ia perlu ke lantai atas untuk mengecek Eumji dan membantu anak manis itu menyiapkan keperluan kecil untuk sekolah nanti.

Taehyung membuka setengah pelan pintu bercat Pink mencolok itu, ia menyembulkan kepalanya mengecek disana Eumji sedang duduk  termenung di pinggir kasur masih menggunakan pakaian rumah.

Lantas Taehyung membuka lebih lebar pintu itu supaya badannya bisa masuk lalu ia masuk ke dalam dan kembali menutupnya pelan. Eumji belum menyadari kehadiran Taehyung.

Taehyung menyunggikan senyumannya, ia berlutut di depan Eumji menggengam tangan Eumji yang sedang menyatu di taruh paha.

"Ada apa dengan wajah cantikmu? Kok murung?" tanya Taehyung heran.

Eumji menggeleng samar dan tak ingin mendongakkan kepalanya menatap Taehyung.

"Bukankah kemarin Eumji sudah semangat ingin cepat-cepat sekolah? Kenapa sekarang menjadi lesu?" tanya Taehyung lagi.

"Eumji tidak mau sekolah, Eumji tak mau punya teman, Eumji tidak mau diejek. Tak mau!" Eumji terus menggeleng badannya mulai bergetar dengan isakan kecil.

Taehyung menegakkan tubuhnya sedikit dan langsung membawa Eumji ke dalam pelukannya. Ia panik karena Eumji tiba-tiba  menangis.

Taehyung mengusap-ngusap punggung Eumji menyalurkan ketenangan disana. Eumji meremat kaos yang Taehyung kenakan dan semakin menempelkan wajah sembabnya di dada Taehyung.

Taehyung merasakan kaos bagian dadanya basah karena air mata Eumji. Dada Taehyung seakan tercubit mendengar tangisan Eumji. Eumji menangis sesunggukkan, nafasnya anak itu bahkan mulai tersendat-sendat.

"Cup..Cup...Sudah ya nanti dadamu semakin sesak jika terus menangis. Sudah ya hm?" ujar Taehyung dengan suara pelan.

Taehyung selalu mengucapkan kata-kata penenang. Taehyung menunggunya selama  beberapa menit kemudian tangisan Eumji mulai mereda tidak seperti sebelumnya.

Taehyung melepaskan pelukannya. Jemarinya ia gunakan untuk menghapus sisa air mata Eumji, walau dilanda kekhawatiran yang besar Taehyung tetap tersenyum dengan posisi masih  berlutut di lantai.

Eumji sudah berani menatap Taehyung dengan wajah sembabnya. Eumji mengalungkan kedua tangannya ke leher Taehyung━meminta pelukan.

"Eumji takut." cicit Eumji yang masih bisa di dengar Taehyung.

"Kenapa Eumji takut? Eumji tidak sendirian disini ada eomma Luhan dan Papa Jungkook disini." balas Taehyung seadanya.

Eumji menggeleng pelan seolah itu bukan  jawaban yang tepat. Alis Taehyung mulai mengerut karena Eumji menggeleng seakan tidak setuju dengan jawabannya.

"Eumji takut saat Eumji sudah remaja, Taetae Eonnie pergi meninggalkan Eumji sendirian. Eumji takut kehilangan Taetae Eonnie. Jangan tinggalkan Eumji sampai Eumji besar nanti ya Taetae Eonnie..." tutur Eumji jujur.

Taehyung bungkam. Hanya hatinya yang tengah berbicara sekarang,

'Aku juga berharap selalu ada disisimu Eumji dan melihatmu menjadi gadis cantik namun akupun sadar diri bahwa aku bukan ibumu, aku hanya orang asing yang hadir di keluarga Jeon untuk sementara waktu.'


Bisakah Taehyung berharap lebih?








*Alur dipercepat berarti ending semakin dekat dan semua masalah bermunculan di chapter mendatang*

My Cute Babysitter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang